Kerangka tubuhnya juga tampak terlihat jelas.
Norman juga tidak dapat menggunakan kartu BPJS karena tertunggak selama tujuh bulan.
"Pernah memang saya mendapat perawatan di Rumah Sakit Tentara lewat bantuan partai Nasdem, saat itu sudah baikan tapi tidak lama kambuh lagi.
Sejak dari itu saya tidak berobat karena tidak uang" ucapnya saat diwawancarai terbaring di rumahnya.
Norman menceritakan pernah bekerja di bidang pemasaran jual beli tanah dan rumah.
Pernah juga dipercaya sebagai ketua PAC Partai Nasdem, Kecamatan Sitalasari.
Sejak sakit, semua sumber mata ekonomi mati.
Sebagai duda yang ditinggal mati istrinya lima tahun silam, Norman Saputra berusaha memperjuangkan kedua anaknya.
Dia tidak menyangka, masalah ini bisa saja muncul dari beban pikiran sejak ditinggal istrinya.
Norman Saputra mengaku bahwa hingga saat ini jenis penyakit yang menggorogoti tubuhnya belum diketahui. Tapi awalnya sesak.
Sesuai keterangan dokter, ia menderita TBC.
Hanya saja, diagnosa tersebut seolah belum dapat dia terima mengingat kondisi fisiknya dan juga tidak pernah batuk darah.
"Usai dari rumah sakit, saya sudah lumayan, naik berat badan. Tetapi sekarang drop lagi, khususnya sejak lebaran kemarin" jelasnya dengan nada pelan sembari sesekali batuk.
Norman mengakh sangat salut dengan perjuangan puteranya.
Ia mengaku sedih melihat Aria setiap hari sibuk mengurusinya.
Bahkan, harus memikirkan biaya hidup dan biaya kontrakan rumah Rp 2 juta per tahun.
Norman mengaku tidak berani lagi memaksakan diri pergi ke kamar mandi karena sudah dua kali jatuh.
"Kayak manalah mau ke kamar mandi tenaga sudah tidak ada lagi.
Paling parah sehabis lebaran.
Sebelum lebaran masih bisa jalan-jalan.
Sekarang saya hanya bisa terbaring saja, karena kalau jalan selalu sesak.
Dulu, kalau sesaknya hilang bisa jalan pelan-pelan.
Tapi sekarang total tidur aja,"pungkasnya.
(tmy/tribun-medan.com).