Adapun para LSL ataupun Waria ini, imbuh Chrismanto melakukannya dengan menyetubuhi anal teman tidurnya.
"Perilaku seks yang berisiko ini kan berbeda kalau untuk kita seperti biasa. Anal itu kan bakal sering berdarah jika melakukan aktivitas yang berbeda seperti seharusnya. Ini yang rentan menularkan HIV/Aids," ujar pria yang baru bergabung di Galatea pada tahun 2017 ini.
Chris menambahkan tidak mudah untuk menggiring para LSL dan Waria untuk menghentikan perilakunya.
Itulah sebabnya edukasi yang dilakukan Civil Society Organization (CSO) hanya sebatas edukasi kesehatan semata.
"Tidak mudah megalihkan gairah seks yang ada di pandangan mereka seperti kita yang normal. Sehingga edukasi kita berjalan pada menjangkau dan mengedukasi. Kemudia jika diantaranya ditemukan teman teman yang terdeteksi HIV/Aids akan kita rujuk kesehatan ke Jaringan Indonesia Positif," cerita Chris menutup perbincangan.
(cr15/tribun-medan.com)