Breaking News

Human Interest Story

Kisah Dokter Rudi Sambas Relawan Covid-19 Sumut, Sejak Maret Tak Bertemu Anak-Istri, Cuma Video Call

Kisah Dokter Rudi Sambas Relawan Covid-19 Sumut, Sejak Maret Tak Bertemu Anak-Istri, Cuma Video Call

Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN/HO
RUDI Rahmadsyah Sambas, Ketua Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI) cabang Sumut yang juga merupakan dokter relawan gugus tugas Covid-19 Sumut yang bertugas di rumah sakit dr. GL. Tobing PTPN II Tanjung Morawa. 

MENJADI bagian dari pahlawan medis yang berjuang melawan pandemi virus corona, bagi lelaki berusia 37 tahun ini merupakan kesempatan yang berharga.

Pengalaman kurang lebih tiga minggu yang telah dilewatinya dalam menjalankan tugas, bagi dokter dengan nama lengkap Rudi Rahmadsyah Sambas ini jadi ranah untuk belajar dan menambah pengalaman.

"Pengalamannya seru sih ya, karena kan belajar, belajar hal baru lah, bagaimana menangani pandemi global ini. Kita seperti sedang berperang, tapi musuh yang dilawan itu tidak kelihatan," ujar Rudi saat berbincang dengan Tribun Medan, Senin (20/4/2020).

Rudi bertugas di Rumah Sakit GL Tobing PTPN II yang terletak di Tanjung Morawa Kabupaten Deliserdang.

Kini Rudi tengah menjalani proses isolasi setelah bertugas selama dua minggu.

Rudi mengaku dirinya sudah tidak bertemu dengan istri dan anak-anaknya sejak mulai bertugas akhir Maret lalu.

Ia hanya berkomunikasi melalui video call bersama keluarga kecilnya itu.

"Memang tidak bisa bertemu dulu, karena masih isolasi. Lagian juga kebetulan orang tua saya memiliki riwayat penyakit gula, jadi rentan terpapar, jadi saya juga harus jaga jarak dulu. Paling kalau ketemu itu dari video call," tuturnya.

KABAR TERBARU Pemko Medan Pertimbangkan PSBB dan Cluster Isolation Atasi Covid-19

RS Bunda Thamrin Terbanyak Tangani Pasien Covid-19 di Sumut, Tembus Angka 41 Pasien

Hakim Beri Sindiran Menohok ke Dzulmi Eldin, Sebut Wali Kota Miskin

Lebih lanjut, Ketua Persatuan Dokter Umum Indonesia cabang Sumatera Utara ini menjelaskan bahwa sistem yang dijalankan para relawan medis dalam penanganan kasus covid-19 di RS GL Tobing yakni selama dua minggu bertugas, satu minggu waktu isolasi, dan satu minggu untuk pulang ke rumah.

"Jadi dalam penanganan pasien itu kami ada tiga shift. Shift pagi dimulai dari pukul 09.00 sampai 12.00 WIB. Shift sore mulai dari pukul 17.00 WIB sampai 20.00 WIB dan shift malam dari pukul 01.00 WIB sampai 04.00 WIB dini hari," jelasnya.

Para dokter dan tenaga medis yang bertugas menginap di sebuah hotel yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah sakit.

Rudi menjelaskan bahwa para dokter dan nakes lainnya yang tengah menjalani isolasi memiliki ruangan yang berbeda dengan yang tengah bertugas.

"Jadi kalau yang sedang bertugas itu menginap di lantai lima, kami yang tengah isolasi di lantai tiga jadi tidak ketemu," tutur Rudi.

Beberapa pengalaman yang tidak mengenakkan bagi Rudi selama menjalankan tugas nya adalah masih adanya pasien ataupun keluarga yang kurang memiliki kesadaran.

"Kalau susahnya itu ya kadang ada beberapa pasien ataupun keluarga yang kurang memiliki kesadaran untuk mendengarkan instruksi ataupun arahan yang sudah disepakati," kata Rudi.

Ucapkan Selamat Ultah untuk PSMS, Ketum PSSI Mochamad Iriawan: Semangat Rap-rap dan Ribak Sude

Gadis Siantar Usia 19 Tahun Ini Dilaporkan Hilang, Terakhir Terlihat di Rumah Makan 10 Hari Lalu

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved