Dari sinilah mimpi buruk JA berawal.
Setelah berpacaran dengan laki-laki baru, si pria justru tidak bekerja.
Pacar baru si ibu justru memiliki banyak utang dimana-mana.
Ketika JA berusia 7 tahun, sang ibu meninggal dunia karena sakit.
Setelah ditinggal wafat sang ibu, JA hidup bersama pacar ibunya, dan dua saudara tirinya.
Mereka kerap berpindah-pindah tempat menghindari penagih utang, yang selalu datang mencari ayahnya.
Sebelum berpindah tempat, JA sempat tinggal di rumah neneknya berinisial KT.
Nahas, saat tinggal bersama sang nenek, JA justru diduga jadi korban pencabulan CA, adik sang nenek.
Usai tinggal di rumah sang nenek dan berpindah tempat, JA kemudian dititipkan kepada AL.
AL adalah paman JA.
Menurut informasi, AL ini keponakan dari nenek JA berinisial KT.
Selama tinggal dengan AL, JA justru dijual ke acek-acek.
JA jadi korban perdagangan manusia atau human trafficking.
Selama tinggal dengan AL, JA diduga kerap ditawarkan kepada sejumlah pria hidung belang.
Dari penuturan JA, dia dijual ke acek-acek dengan harga Rp 300 ribu.