Kesehatan

Efek Samping Vape Bagi Kesehatan, Pengajar FK UI Ungkap Bahayanya

Editor: Array A Argus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi orang yang menggunakan vape

Simak efek samping vape bagi kesehatan manusia

TRIBUN-MEDAN.COM,- Saat ini banyak kalangan anak muda yang menggunakan vape.

Tapi tahukah Anda, bahwa ada efek samping vape bagi kesehatan.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) pernah merilis efek samping vape bagi kesehatan.

Satu diantara efek samping vape bagi kesehatan adalah bisa merusak DNA.

Baca juga: Benarkah Sering Mengikat Rambut Berbahaya Bagi Kesehatan? Simak Penjelasannya

Menurut Pengajar di Departemen Pulmonologi, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) dr. Aditya Wirawan, Ph.D., Sp.P, vape tidak boleh dianggap lebih aman dari rokok konvensional.

Beberapa bahan toksik pada rokok konvensional tidak terdapat pada vape dan beberapa zat toksik pada vape tidak terdapat pada rokok konvensional.

“Namun, ini tidak membuat vape aman. Para ilmuwan masih mempelajari lebih lanjut tentang efek kesehatan jangka pendek dan jangka panjang dari penggunaan vape,” ujar dr. Aditya dikutip dari Kompas.com, Senin (3/6/2024).

Baca juga: 7 Khasiat Akar Pepaya bagi Kesehatan, Mengatasi Penyakit Ginjal hingga Kolesterol Jahat

dr. Aditya mengatakan, penggunaan vape atau rokok elektrik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti:

  • Iritasi saluran napas: gangguan pada pernapasan yang mengakibatkan radang tenggorokan, batuk, hifung meler atau pampat, dan pilek
  • Bronkitis akut: peradangan dan iritasi akit pada saluran udara (bronkis) yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan
  • Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK): masalah kronis yang menyerang paru-paru sehingga menghalangi aliran udara dan membuat seseorang kesulitan bernapas
  • E-cigarette or Vaping Associated Lung Injury (EVALI): cedera paru akibat penggunaan produk rokok elektrik.

Dokter spesialis paru di RSUI tersebut menjelaskan, kasus EVALI dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan sebagai efek samping memakai vape.

Adapun waktu yang diperlukan seseorang untuk merasakan efek samping vape bisa bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti sensitivitas individu terhadap nikotin dan seberapa banyak menghirup dari vape.

Beberapa efek dapat dirasakan secara cepat setelah menghirup uap dari vape, terutama jika uap tersebut mengandung nikotin.

Baca juga: 10 Manfaat Daun Bidara Bagi Kesehatan, Jerawat, Sariawan Hingga Flu Bisa Diatasi

Efek-efek tersebut dapat muncul dalam hitungan detik hingga menit setelah inhalasi.

Selain pengguna, orang di sekitar yang ikut menghirup uap vape atau yang dinamakan dengan secondhand vaping juga ikut terdampak, terutama pada anak-anak atau individu yang memiliki masalah kesehatan.

“Meskipun dampaknya mungkin berbeda dari asap rokok konvensional, paparan aerosol vape tetap memiliki risiko kesehatan. Dampak dari paparan asap vape, antara lain iritasi saluran napas, bronkitis, sesak napas, eksaserbasi asma, dan sebagainya," ucap Aditya.

Adapun paparan secondhand vaping dapat menyebabkan peningkatan risiko masalah kesehatan pernapasan, terutama pada anak-anak dan individu yang sudah memiliki masalah kesehatan pernapasan.

Baca juga: 12 Fasilitas Ruang Perawatan KRIS BPJS Kesehatan, dan 21 Penyakit yang Tidak Ditanggung Biayanya

Sementara itu, paparan uap vape tidak hanya berdampak pada manusia tetapi juga pada lingkungan.

dr. Aditya mengatakan bahwa emisi dan limbah vape mengandung sejumlah nikotin dan bahan kimia beracun lainnya yang dapat menjadi sumber polusi lingkungan.

Uap vape dapat meningkatkan kadar nikotin dan partikel halus (PM2.5) di udara dalam ruangan, meskipun dalam tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional.

Selain itu, uap vape juga mengandung senyawa organik volatil dan logam yang dapat berkontribusi terhadap pencemaran udara dalam ruangan.

34 Negara Melarang Penggunaan Rokok Elektrik

Sejumlah negara mulai melarang warganya menggunakan vape.

Adapun negara yang sudah melarang penggunaan rokok elektrik diantaranya Brazil, India, Iran, dan Thailand.

Bahkan, WHO menyebutkan, sedikitnya sudah ada 34 negara yang melakukan sikap serupa terhadap rokok elektrik ini.

Sebab, menurut WHO, bahaya vape ini sudah ada di depan mata.

Anak-anak pun, sekarang sudah menggunakan rokok elektrik.

Baca juga: Manfaat Tomat Bukan Saja Menjaga Kesehatan Mata, Baik Mencegah Kanker, Fakta Nutrisi Tomat

Padahal, kemunculan rokok elektrik ini awalnya karena dalih ingin menggantikan rokok konvensional yang lebih sehat.

Nyatanya, rokok elektrik justru membuat penggunanya menjadi kecanduan.

Berikut ini bahaya vape menurut WHO.

1. Merusak paru-paru

Diberitakan Kompas.com (25/1/2019), penggunaan vape atau rokok elektrik dapat merusak paru-paru.

Hal tersebut diungkapkan oleh dokter ahli jantung Stanton Glantz.

Sebuah studi pada Annual Review of Public Health juga menemukan bahwa menggunakan vape dapat membuat tubuh terkena racun dan partikel ultrafine level tinggi.

Baca juga: Perluas Pengetahuan Kesehatan, Mengenal Penyakit Rematik Hingga Deteksi Dini Jantung Koroner

Racun tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit kanker paru-paru serta penyakit kardiovaskular lainnya.

Terdapat dua zat kimia yang berada dalam vape cair, yakni propylene glycol dan vegetable glycerin, dua zat tersebut juga merupakan komponen untuk mesin uap.

2. Merusak jantung

Masih dari sumber yang sama, penggunaan vape ternyata juga dapat merusak jantung, sama berbahayanya dengan rokok konvensional.

Dua studi yang dilakukan tim Glantz juga menunjukkan bahwa pengguna vape yang masih menghisap rokok konvensional, lima kali lebih berisiko tinggi terkena penyakit jantung daripada orang yang tidak pernah merokok.

Baca juga: Bacaan Niat Puasa Daud Lengkap dengan Keutamaan dan Manfaatnya Bagi Kesehatan

Partikel ultrafine tadi yang memiliki besaran 1/100 ukuran rambut manusia, akan dapat masuk melewati celah-celah kecil ke dalam tubuh dan dapat masuk ke darah atau sel-sel dalam tubuh yang memiliki fungsi vital.

3. Memicu asma

Beberapa studi yang dilakukan kepada remaja yang menggunakan vape ditemukan bahan kimia yang ada pada vape memiliki efek iritan yang dapat memicu asma.

Efek yang sama mungkin dapat dirasakan oleh pengguna vape pada orang dewasa.

Baca juga: Pemilihan Popok yang Tepat Bisa Pengaruhi Tumbuh Kembang dan Kesehatan Kulit Anak, Ini Penjelasannya

Namun karena mayoritas pengguna vape adalah mantan perokok, maka sulit untuk mendapatkan apakah risiko asma yang dialami dikarenakan oleh vape atau rokok konvensional.

4. Memicu kanker dan merusak DNA

Diberitakan Kompas.com (31/1/2018), menurut periset dari Universitas New York, uap vape ternyata dapat meningkatkan risiko kanker dan merusak DNA.

Hal tersebut dibuktikan dengan pengujian laboratorium dengan menggunakan media tikus.

Hasilnya didapati tikus yang terpapar uap vape mengalami tingkat kerusakan DNA yang lebih tinggi di jantung, paru-paru, dan kandung kemih.

Tak hanya itu, sistem DNA yang berfungsi melindungi terhadap kanker juga mengalami gangguan.

"Kami menemukan uap vape bersifat karsinogenik dan penggunanya memiliki risiko lebih tinggi daripada non-pengguna," kata pemimpin peneliti tim Moon-shong Tang.

Penguji juga melakukan pengujian terhadap kandung kemih manusia.

Hasilnya juga ditemukan persoalan yang serupa.

Sel-sel cenderung akan bermutasi atau mengalami perubahan hingga menjadi pemicu tumor.

5. Mengganggu Perkembangan Otak

Dilansir dari situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), emisi rokok elektrik biasanya mengandung nikotin dan zat beracun lainnya yang tidak hanya beracun bagi pengguna tetapi juga orang-orang di sekitar pengguna yang kemudian menjadi perokok elektrik pasif.

Pasalnya, aerosol yang ditimbulkan oleh rokok elektrik biasanya meningkatkan konsentrasi materi partikulat (particulate matter) di lingkungan dalam ruangan dan mengandung nikotin dan zat-zat beracun lainnya.

Padahal, konsumsi nikotin baik secara aktif maupun pasif oleh anak-anak dan ibu hamil telah terbukti memiliki dampak buruk bagi perkembangan otak anak dan janin, serta berpotensi menyebabkan gangguan pembelajaran dan kecemasan.

Produk-produk yang diklaim bebas nikotin pun telah ditemukan masih mengandung nikotin.

6. Bisa menyebabkan luka fisik

Selain itu, alat vape sendiri telah dikaitkan dengan sejumlah luka fisik, termasuk luka bakar dari alat vape yang meledak atau mengalami malfungsi.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Berita Terkini