Berita Medan
USU Gelar Tribut untuk Ismail Marzuki di Hari Pahlawan, Angkat Semangat Juang Lewat Musik dan Puisi
Kegiatan ini menjadi ajang penghormatan terhadap sosok pencipta lagu kebangsaan yang karya-karyanya terus hidup lintas generasi.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar Gelar Seni Hari Pahlawan yang menghadirkan tribut khusus untuk komponis legendaris Ismail Marzuki, Jumat (7/11/2025).
Kegiatan ini menjadi ajang penghormatan terhadap sosok pencipta lagu kebangsaan yang karya-karyanya terus hidup lintas generasi.
Koordinator kegiatan, T. Ryo, dosen praktisi Prodi Etnomusikologi USU, menjelaskan bahwa ide memilih Ismail Marzuki sudah direncanakan sejak lama dan lahir dari semangat bersama di lingkungan fakultas.
“Sebetulnya acara ini sudah lama direncanakan. Kenapa Ismail Marzuki? Karena kita sepakat generasi muda sekarang banyak yang tidak tahu komposer besar kita yang menulis lagu-lagu tentang kebangsaan dan semangat juang,” ujarnya.
Menurutnya, karya Ismail Marzuki bukan sekadar lagu, melainkan juga refleksi sastra dan semangat zaman.
“Lagu-lagu beliau itu bukan hanya indah, tapi juga mengandung nilai sastra dan semangat perjuangan yang tinggi. Kalau dibawakan dengan baik, sangat menyentuh,” jelasnya.
Ryo menambahkan bahwa kegiatan ini digagas dengan semangat kebersamaan tanpa sekat jabatan.
“Ini acara bersama. Dari dekan, dosen, tenaga pendidik, semua ikut. Tidak ada pembagian tingkatan, siapa yang bisa bantu, bantu saja. Karena tujuannya satu menumbuhkan lagi rasa cinta tanah air melalui budaya,” katanya.
Bagi Ryo, memperingati Hari Pahlawan tidak hanya soal mengenang peperangan, tapi juga perjuangan dalam bidang budaya.
“Sekarang kita berjuang lewat budaya. Itu bagian dari ketahanan negara, seperti yang disampaikan para pemimpin bangsa, termasuk Pak Prabowo. Budaya itu benteng terakhir kita,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Rektor I USU Prof. Dr. Edy Ikhsan, S.H., M.A., yang turut tampil membacakan puisi “Kita Adalah Pemilik Sah Negeri Ini” karya Taufiq Ismail, mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai bentuk penguatan karakter kebangsaan di lingkungan kampus.
“Dalam rapat perencanaan saya sempat bertanya, kenapa dari sekian banyak pahlawan nasional, kok Ismail Marzuki yang dibuat tributnya? Ternyata karena beliau meninggal dalam usia muda, belum sampai 50 tahun, tapi meninggalkan karya yang begitu melekat di hati masyarakat,” ujar Edy.
Sebagai dosen Bahasa Belanda yang juga mengajar studi sejarah, ia menilai kegiatan seni seperti ini penting untuk menumbuhkan kepekaan dan semangat nasionalisme mahasiswa.
“Pentas seni semacam ini bisa menjadi ruang pengembangan karakter. Lewat musik dan puisi, mahasiswa bisa belajar nilai perjuangan, semangat, dan kebersamaan,” katanya.
Rangkaian Gelar Seni Hari Pahlawan di FIB USU menampilkan kolaborasi antara dosen, mahasiswa, dan komunitas musik.
| Kerja Sambil Ibadah, Rico Waas Dengar Keluhan Warga saat Safari Jumat |
|
|---|
| LBH Medan Desak Penyebab Kebakaran Rumah Hakim yang Tangani Korupsi Topan Ginting Diungkap |
|
|---|
| Rumah Kosong Empat Lantai di Medan Dijarah Berulang Kali, Aksi Pelaku Terekam CCTV |
|
|---|
| Keunggulan ASUS ExpertBook dan ASUS Expert Series, Ada Kolaborasi Cerdas dan Fitur AI Terintegrasi |
|
|---|
| Operasi Gabungan Berantas Narkoba di Sumut, 59 Tersangka Diamankan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.