Berita Medan

Slank hingga Once Sukses Guncang Panggung Festival Kebangsaan Gema Kampus di Medan

Suasana semakin panas saat lagu “Balikin” dibawakan. Penonton ikut bergoyang dan bernyanyi, seolah stadion berubah menjadi lautan energi.  

|
Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ANUGRAH
Slank saat tampil di Festival Kebangsaan Gema Kampus di Stadion Mini Universitas Sumatera Utara (USU), Sabtu (8/11/2025).  

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Teriakan ribuan warga Medan dan Slankers memecah malam di Stadion Mini Universitas Sumatera Utara (USU), Sabtu (8/11/2025). 

Lagu Virus menjadi lagu pertama yang dibawakan Slank di acara Festival Kebangsaan Gema Kampus yang digelar oleh USU dan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) tersebut. 

Riuh tepuk tangan menggema ketika Kaka dkk melangkah ke atas panggung.  

“Selamat malam, Medan!” seru Kaka, disambut sorakan yang membahana.  

Suasana semakin panas saat lagu “Balikin” dibawakan. Penonton ikut bergoyang dan bernyanyi, seolah stadion berubah menjadi lautan energi.  

Sebelumnya, Once Mekel sempat membuka panggung dengan penampilan penuh karisma, membawakan beberapa lagu hits yang menghangatkan suasana menjelang kehadiran Slank

Tak hanya Slank dan Once, deretan musisi ternama Indonesia lainnya juga tampil memeriahkan acara tersebut seperti D’Lanun, Alffy Rev bersama Once Mekel, Shanna Shannon, Novia Bachmid, Ki Ageng Ganjur dan Dwiki Dharmawan. 

Festival Kebangsaan “Gema Kampus” digelar pada 7–8 November 2025 di dua kampus yaitu Universitas Sumatera Utara (USU) dan Universitas Prima Indonesia (UNPRI).  

Acara ini menghadirkan perpaduan unik antara dunia akademik, musik, seni, dan inovasi.  

Festival tersebut menjadi wadah bagi akademisi, peneliti, seniman, musisi, dan mahasiswa untuk mengekspresikan semangat kebangsaan melalui karya dan kreativitas. 

Inisiatif ini digagas oleh USU dan MRPTNI, berkolaborasi dengan PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Pemusik Republik Indonesia) serta UNPRI. Lebih dari sekadar acara seremonial, Gema Kampus dirancang sebagai gerakan kultural yang menegaskan bahwa patriotisme tidak hanya diucapkan, tetapi diciptakan melalui kerja intelektual, energi kreatif, dan ekspresi budaya kampus. 

Pada 7 November, rangkaian festival dimulai di UNPRI melalui Coaching Clinic Music Scoring, sesi pelatihan teknis bagi mahasiswa dan kreator muda yang ingin memahami produksi musik digital.  

Dalam suasana interaktif, peserta belajar bahwa scoring bukan hanya teknik, melainkan cara mengekspresikan imajinasi kebangsaan melalui orkestrasi bunyi dan harmoni visual–sonik.

Keesokan harinya, USU menjadi pusat kegiatan dengan suasana yang meriah sejak pagi.  

Lapangan Mini Stadion USU disulap menjadi ruang kreatif terbuka untuk Pameran Inovasi dan Pop Art Market, menampilkan karya mahasiswa, produk kreatif, dan wirausaha muda. 

Sementara itu, di Auditorium USU, digelar Dialog Kebangsaan “Ekspresi Kita” dengan tema “Musik Menjangkau Jiwa”. Narasumbernya antara lain Alffy Rev, Shanna Shannon, Bimbim Slank, Novia Bachmid, dan Rektor USU Prof. Dr. Muryanto Amin, dipandu oleh Dr. Ngatawi Al Zastrouw. 

Sesi ini diakhiri dengan kolaborasi Once Mekel bersama enam mahasiswa yang membawakan lagu “Menaklukkan Dunia”, simbol musik sebagai bahasa pemersatu lintas generasi. 

Pada siang hari, kegiatan berlanjut di Aula DLCB Gedung Rektorat USU lantai 8 untuk Rector’s Expressions (REx) #2, dengan tema “Inovasi Energi dan Rekonstruksi Budaya untuk Peradaban Berkelanjutan”.  

Di sini, para pemenang Kompetisi Karya Tulis Ilmiah Nasional (kategori S1, S2, dan S3) mempresentasikan karya ilmiah mereka. Forum tersebut juga diisi dengan Dialog Interaktif bersama para rektor PTN se-Indonesia dan tokoh nasional seperti Aris Marsudiyanto, Dr. Fadli Zon, Dr. Dany Amrul Ichdan, serta dimoderatori oleh Prof. Dr. Garuda Wiko. 

Ketua MRPTNI, Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, menegaskan bahwa generasi kampus bukan hanya konsumen identitas, tetapi pencipta nilai-nilai kebangsaan baru. 

“Generasi kampus tidak hanya membaca masa lalu, tetapi menulis masa depan Indonesia setiap hari. Musik, inovasi, dan riset adalah bahasa mereka dalam menafsir bangsa,” ujarnya. 

Sementara itu, Rektor USU, Prof. Muryanto Amin, menekankan bahwa kampus adalah ruang hidup kebangsaan, tempat di mana karakter bangsa tidak diajarkan, melainkan dipraktikkan melalui karya dan kreativitas. 

“Kebangsaan bukan slogan, melainkan praktik. Festival ini bukti bahwa kampus tidak menunggu tren, tapi menciptakan lanskapnya sendiri,” katanya.

(Cr17/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved