Berita Viral
MODUS Tukang Cukur Culik Siswi SD Dipaksa Berbuat Tak Senonoh Lalu Direkam, Imingi Es Teh Jumbo
Beginilah modus tukang cukur berinisial F (22) culik siswi SD di Semarang dengan iming-iming es teh jumbo dan ngaku mahasiswa yang sedang mengerjakan
TRIBUN-MEDAN.COM - Beginilah modus tukang cukur berinisial F (22) culik siswi SD di Semarang.
Adapun seorang tukang cukur nekat culik lalu paksa siswi SD berbuat tak senonoh.
Tukang cukur berinisial F itu mengaku mahasiwa yang sedang membuatt tugas.
Ia juga mengiming-imingi korban dengan es teh.
Aksi penculikan itu terjadi di wilayah Gunungpati, Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (7/10/2025) sore.
Kelakuan F ternyata sudah beberapa kali dilakukan.
Hal itu terkuak saat video di ponselnya diperiksa dan juga dari pengakuan pelaku.
F menyasar anak kecil, siswi SD dan SMP.
Ia kemudian menyuruh anak tersebut melakukan adegan tak senonoh lalu direkam.
F merupakan warga Ngaliyan, Semarang.
Baca juga: Dampak Pemotongan Dana Transfer, Anggaran Pemkab Dairi Tahun 2026 Dipangkas hingga Rp 150 M
Sehari-hari ia berprofesi sebagai tukang cukur rambut.
Dalam melancarkan aksinya, ia mengaku sebagai mahasiswa.
F diamankan warga setelah aksinya menculik anak sekolah dasar digagalkan oleh paman korban di kawasan Kokrosono.
Berikut lima fakta yang berhasil dihimpun Tribun-medan.com dari Tribun Jateng:
1. Korban Diculik Saat Pulang Sekolah
Korban, siswa sekolah dasar di Kecamatan Semarang Utara, semula sedang dalam perjalanan pulang.
Diketahui korban biasa pulang kerumah secara mandiri dengan berjalan kaki, karena rumahnya yang tak jauh dari lokasi sekolahnya.
"Korban biasa pulang jalan kaki, korban ini siswi yang mandiri. Dari kabar yang saya dapat penculikannya terjadi saat korban hendak pulang ke rumahnya," kata Mudjib, Salah Satu Pihak Sekolah.
Keluarga mulai cemas karena anak tersebut tak kunjung tiba di rumah hingga menjelang magrib.
Paman korban kemudian berkeliling di kawasan Semarang Utara, mencari korban hingga akhirnya melihat keponakannya dibonceng seorang pria tak dikenal di kawasan Kokrosono.
Pamannya mencoba membututi secara perlahan hingga akhirnya bisa menghentikan laju motor pelaku.
Baca juga: Kronologi Taqy Malik Tarik Uang Rp 1 Miliar Dana Umat Bangun Masjid di Atas Lahan Sengketa
2. Aksi Penculikan Digagalkan Paman Korban
Melihat kejanggalan itu, paman korban langsung mengejar pelaku hingga berhasil menghentikan motornya di dekat Pos Keamanan Bendungan Gerak Banjir Kanal Barat (BKB).
Warga yang berada di sekitar lokasi ikut membantu mengamankan pelaku sebelum melapor ke pihak kepolisian.
3. Pelaku Sempat Dihajar Massa
Menurut Ketua Tim Elang Polsek Semarang Utara, Aiptu Agus Supriyanto, warga yang emosi sempat memukuli pelaku sebelum polisi datang.
“Saat diamankan, pelaku sudah lebam di bagian wajah dan ada luka sobek di lengan kirinya,” ujar Agus.
Pelaku kemudian dibawa ke Polsek untuk menjalani pemeriksaan.
4. Modus: Rayu Korban dengan Dalih Tugas Kampus
Pelaku berpura-pura menjadi mahasiswa yang tengah menjalankan tugas kampus.
Dia mengincar anak-anak yang pulang ke rumah secara mandiri.
Pelaku merayu korban agar mau dibonceng dengan alasan diminta membantu tugas observasi sambil memakai masker.
Korban lalu di bawa ke rumah kosong untuk melancarkan aksi bejat pelaku.
Dalam ponselnya, polisi menemukan sejumlah video anak di bawah umur mulai berusia SD hingga SMP yang diduga direkam pelaku dengan modus serupa.
“Korban diberi upah Rp 5000 atau es teh jumbo usai menuruti pelaku," jelasnya.
Baca juga: Mengenal Wilayah Barus, Kota Tua Saksi Sejarah Masuknya Islam ke Tanah Air
5. Modus Pelaku: Rayuan, Dibawa ke Rumah Kosong, dan Dipaksa Berbuat Tak Senonoh
F diketahui membawa para korban ke sebuah rumah kosong sebelum melakukan aksi bejatnya.
Modus yang digunakan F adalah rayuan agar korban mau membuat video tertentu.
Aiptu Agus Supriyanto membenarkan adanya tindakan pelecehan seksual, di mana pelaku memaksa korban melakukan perbuatan tak senonoh.
Ia juga memastikan status korban.
"Semua di bawah umur. Di rumah kosong, yang satu (buat) video vulgar," lanjutnya.
6. Pelaku Pernah Beraksi di Dua Lokasi Lain
Dalam pemeriksaan, F mengaku sudah dua kali melakukan aksi serupa di wilayah Ngaliyan dan Semarang Barat.
“Korban sebelumnya juga anak-anak usia sekolah dasar. Semuanya diperlakukan dengan modus serupa,” kata Agus.
Kasus ini kini ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Semarang untuk penyelidikan lebih lanjut.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.