Berita Nasional
Utang Kereta Cepat Whoosh Zaman Jokowi, Menkeu Purbaya: Saya Gak Ikut Campur, Biar Mereka Selesaikan
Purbaya menyambut positif kesepakatan itu, meski pihaknya tidak terlibat dalam negosiasi dengan pemerintah China.
TRIBUN-MEDAN.com - Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa enggan ikut campur utang kereta cepat Whoosh era Jokowi.
Ini disampaikannya menanggapi soal pemerintah Indonesia-China yang sepakat merestrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh.
Purbaya menyambut positif kesepakatan itu, meski pihaknya tidak terlibat dalam negosiasi dengan pemerintah China.
"Bagus! Saya enggak ikut (negosiasi) kan? Top!" kata dia di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kamis (23/10/2025).
Ia juga menegaskan Kemenkeu sebisa mungkin tidak akan terlibat dalam persoalan utang Whoosh.
Menurut Purbaya, utang Whoosh adalah permasalahan yang harus diselesaikan pihak terkait secara bisnis.
"Saya sebisa mungkin enggak ikut (campur), biar aja mereka selesaikan business to businees. Top!" tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, memastikan Indonesia dan China sepakat merestrukturisasi utang Whoosh.
Ia mengatakan skema baru itu membuat beban keuangan proyek menjadi ringan, sebab masa pembayaran utang diperpanjang hingga 60 tahun mendatang.
Luhut juga menuturkan, perpanjangan tenor pembayaran akan menurunkan kewajiban tahunan secara signifikan.
Ia mencontohkan, kewajiban pembayaran tahunan bisa ditekan menjadi sekitar Rp2 triliun per tahun.
"Kita mau lakukan tadi restructuring dengan pihak Tiongkok. Dan itu mereka sudah setuju," kata Luhut dalam acara 1 Tahun Prabowo-Gibran, Senin (20/10/2025), dilansir Kontan.co.id.
"Jadi kita misalnya (bayar) Rp 2 triliun kira-kira satu tahun, dan kemudian penerimaan (dari operasional) Rp 1,5 triliun," imbuhnya.
Danantara Bakal Kirim Tim
Sementara itu, Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, memastikan pihaknya masih terus bernegosiasi dengan China soal utang Whoosh, meski dua negara sudah sepakat restrukturisasi.
Ia mengatakan Danantara akan mengirim tim ke China untuk proses negosiasi tersebut.
Dony menyebut tim itu nantinya merupakan perwakilan Danantara dan pemerintah Indonesia.
Meski demikian, Dony belum merinci siapa saja yang akan ikut terbang ke China, sebab masih berdiskusi dengan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Kita sedang atur waktu. Hubungan kita juga bagus (dengan China). Komunikasi bagus dan sebagainya," kata Dony ketika ditemui di kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2025).
Lebih lanjut, Dony menjelaskan poin-poin negosiasi termasuk syarat dan ketentuan penyelesaian utang.
Tak hanya itu, jangka waktu pinjaman, suku bunga, serta aspek yang berkaitan dengan mata uang, juga akan dibahas.
Dony pun memastikan beberapa opsi untuk menyelesaikan masalah utang Whoosh sedang dikaji lebih lanjut.
Opsi yang terpilih nanti dipastikan Dony merupakan keputusan tepat yang paling menguntungkan bagi kereta cepat.
"Dalam kajian itu ada beberapa opsi, masing-masing tentu ada plus minusnya. Nah, semua alternatif ini nanti akan kita sajikan dan mana yang terbaik," ujarnya.
Ia pun menegaskan masyarakat tak perlu khawatir soal Whoosh.
Sebab, kata dia, Whoosh akan membawa banyak manfaat, terutama di bidang transportasi, bagi masyarakat.
Dony juga menyinggung, operasional Whoosh mencatatkan tren positif.
"Tetapi, yang perlu dikomunikasikan kepada masyarakat, enggak usah khawatir, Whoosh ini kan memberikan banyak manfaat banyak. Memberikan manfaat terutama sekali (dalam hal) transportasi," urainya.
"Dan mengenai penyelesaian keuangan, menurut saya itu kan hanya opsi aja. Tetapi yang paling penting, kita sampaikan kepada masyarakat bahwa, secara operasional KCIC (PT Kereta Cepat Indonesia China) itu sudah membukukan positif," imbuh dia.
AHY Putar Otak
Di sisi lain, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memastikan pihaknya bakal mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut.
AHY mengungkapkan pihaknya sudah memiliki dua pilihan pendanaan yang sedang dikembangkan bersama lintas kementerian dan lembaga.
Namun, AHY mengaku belum bisa menyampaikan secara detail sebab masih dalam proses penghitungan dan pengkajian.
"Nah, di sini masih terus dikembangkan sejumlah opsi. Saya belum bisa menyampaikan secara final karena semuanya masih dihitung dan dikaji," kata dia usai sidang kabinet paripurna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (20/10/2025), dilansir Wartakotalive.com.
Opsi-opsi yang disinggung AHY, telah dibahas dalam rapat koordinasi bersama Danantara serta Kemenhub dan PT KAI beberapa waktu lalu.
Menurutnya, penyelesaian utang menjadi penting agar tidak menghambat pengembangan jaringan transportasi cepat di masa depan.
AHY menyebut, sejauh ini ada dua alternatif yang sedang dikaji, yakni restrukturisasi utang melalui Danantara atau kontribusi pembiayaan dari Kementerian Keuangan melalui skema tertentu di APBN.
Meski begitu, AHY menegaskan pihaknya masih menunggu arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
"Kami masih menunggu arahan Pak Presiden sambil terus mengembangkan opsi terbaik yang berkelanjutan. Harapannya, setelah masalah ini selesai, kita bisa melangkah ke tahap pengembangan kereta cepat Jakarta–Surabaya," pungkasnya.
(*/ Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Indonesia Diberi Kuota Haji 2026 Sebanyak 221 Ribu, Berikut Rincian Khusus dan Reguler |
|
|---|
| Pemerintah Usulkan Biaya Haji 2026 Turun Rp 1 Juta, Simak Jumlah yang Dibayarkan Per Jemaah |
|
|---|
| JOKOWI Buka Suara soal Polemik Beban Utang Whoosh: Kereta Cepat untuk Investasi Sosial |
|
|---|
| TAK Gentar Disentil Hasan Nasbi, Menkeu Purbaya Serang Balik: Pemerintah Stabil Kecuali di Mata Dia |
|
|---|
| Tarian Nandak Ondel-Ondel Betawi Pecahkan Rekor MURI, Simbol Harmonisasi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.