Berita Nasional

Yakinnya Projo Polemik Whoosh Tak Akan Buat Retak Hubungan Prabowo dengan Jokowi

Pengakuan Sekjen Proyo yakin polemik Whoosh tidak akan membuat hubungan Jokowi dan Prabowo retak.

|
Kolase Tribun Medan
KASUS WHOOSH - Projo yakin ersoalan kereta cepat Whoosh tidak mempengaruhi hubungan baik Presiden Prabowo Subianto dengan Jokowi. 

TRIBUN-MEDAN.com - Pengakuan Sekjen Projo yakin polemik Whoosh tidak akan membuat hubungan Jokowi dan Prabowo retak.

Sekjen Handoko tidak melihat persoalan kereta cepat Jakarta Whoosh sebagai masalah yang akan mempengaruhi hubungan baik Presiden Prabowo Subianto dengan Jokowi.

Sebaliknya, Projo melihat Presiden Prabowo justru menanggulangi persoalan ini dengan memerintahkan jajarannya untuk mencari solusi komprehensif dalam mengatasi pembayaran utang Whoosh kepada Tiongkok di mana beban bunganya saja ditaksir mencapai Rp 2 triliun per tahun.

"Nggak, saya yakin nggak. Malah terakhir saya lihat Pak Prabowo juga memerintahkan jajarannya untuk mencari solusi yang komprehensif, yang pas untuk membereskan urusan Whoosh ini," kata Handoko ditemui di sela Kongres III Projo yang digelar di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (1/11/2025).

KERETA CEPAT- Presiden RI ke 7, Joko Widodo saat berpose di depan lokomotif Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Rabu (13/9/2023) silam di Stasiun Halim, Jakarta Timur. Proyek ini kemudian jadi masalah karena membebani keuangan negara.
KERETA CEPAT- Presiden RI ke 7, Joko Widodo saat berpose di depan lokomotif Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Rabu (13/9/2023) silam di Stasiun Halim, Jakarta Timur. Proyek ini kemudian jadi masalah karena membebani keuangan negara. (Biro Pers Setpres)

Handoko setuju dengan pernyataan Jokowi yang menyebut pembangunan infrastruktur transportasi massal seperti Whoosh, tidak bisa hanya dilihat dari satu sudut pandang untung - rugi. 

Kata Handoko, proyek Whoosh harus dilihat lebih luas, yakni adanya pembangunan infrastruktur, pengadaan fondasi teknologi canggih untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Apalagi tidak banyak negara yang saat ini memiliki kereta cepat.

Amerika Serikat (AS) kata dia, bahkan belum punya transportasi massal sebaik seperti yang dimiliki Indonesia. 

"Saya pikir juga harus punya sudut pandang yang tepat memandang Whoosh sebagai tidak semata hanya dilihat dari laba rugi secara operasional dalam waktu yang singkat. Karena pembangunan infrastruktur ini ada hal besar yang harus kita acungi jempol," katanya.

"Tidak banyak lho negara bisa mewujudkan itu. Bahkan Amerika Serikat sampai sekarang tidak jadi-jadi itu namanya kereta cepat," pungkas Handoko.

KPK Diduga Takut

Sebelumnya, Mahfud MD secara terbuka menduga KPK takut dalam menangani kasus dugaan mark up proyek Whoosh ini, meskipun ia tidak merinci kepada siapa lembaga tersebut takut.

"Dugaan saya (KPK) takut. Entah takut pada siapa," kata Mahfud dalam program Kompas Petang di Kompas TV, yang dikutip pada Selasa (28/10/2025).

Mahfud adalah salah satu tokoh yang menyoroti dugaan mark up (penggelembungan anggaran) proyek Whoosh

Dalam video di kanal YouTube-nya, Selasa (14/10/2025), ia membandingkan biaya proyek per kilometer di Indonesia yang mencapai 52 juta dolar AS, sementara di China hanya sekitar 17–18 juta dolar AS.

"Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Naik tiga kali lipat," ujar Mahfud kala itu.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved