Penyebab Banjir di Tanjung Mulia, Warga Menderita Sejak Ada Jalan Tol Tahun 1986?

Gorong-gorong di bawah Tol Tanjung Mulia nyaris tak berfungsi: penuh sampah dan sedimentasi tinggi, membuat air tidak mengalir

|
Penulis: Hendrik Naipospos | Editor: Ayu Prasandi
HO
Suasana di Jalan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera) 

TRIBUN-MEDAN.COM - "Hujan sebentar saja sudah tergenang air. Tinggal di sini tak nyaman," ucap Rafles Sibarani.

Rafles dahulunya tinggal di permukiman pinggir tol Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli. Ia memilih pindah pada Maret 2025 karena rumahnya sering kebanjiran.

Potret ini mewakili kegelisahan warga di pinggiran tol. 

Kehadiran jalan bebas hambatan ini bak bencana bagi warga di sekitarnya.

Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera) selesai dibangun Tahun 1986, sekaligus tol pertama di luar Pulau Jawa.

Lebar badan tol sekitar 50 meter, membelah Kecamatan Medan Deli dan mengganggu jalur air ke hilir Belawan.

"Hanya ada satu gorong-gorong di bawah jalan tol Tanjung Mulia ini. Aliran air pasti tak maksimal menuju laut (Belawan)," ucap anggota DPRD Sumut, Landen Marbun, saat melakukan peninjauan di sekitar Tol Tanjung Mulia, 31 Oktober 2025.

Gorong-gorong itu nyaris tak berfungsi: penuh sampah dan sedimentasi tinggi, membuat air tumpat dan membanjiri permukiman warga.

Kondisi ini menjadi bukti jika drainase sudah bertahun-tahun tidak dinormalisasi.

Gorong-gorong Tol Tanjung Mulia
PENUH SAMPAH - Gorong-gorong di bawah Jalan Tol Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli, dipenuhi sampah dan sedimentasi, 2 November 2025. Akibatnya air tak bisa mengalir ke hilir Belawan saat musim hujan.

Landen bekerja sama dengan Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Kontruksi (SDABMBK) Kota Medan mengoperasikan alat berat untuk mengangat sampah dan sedimentasi.

Pengangkatan sedimentasi ini berlangsung 29-31 Oktober 2025.

"Kami cuma bisa membersihkan pinggiran saja. Tidak bisa menjangkau gorong-gorong di bawah jalan tol," tuturnya.

Landen meminta PT Jasa Marga dan Pemko Medan duduk bersama untuk pembersihan berkala gorong-gorong sepanjang jalan tol.

"Jangan saling lempar tanggung jawab karena yang korban adalah masyarakat," tambah Landen Marbun.

Alternatif sementara untuk mitigasi banjir adalah mengalirkan air ke Sungai Sei Kera, di sekitar Cemara.

Solusi ini diharapkan bisa menuntaskan persoalan banjir yang sudah bertahun-tahun diderita warga Tanjung Mulia.

(hen/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved