Berita Viral
NASIB Pria Inisial J Penipuan Kerja di PT Freeport, Diarak di Jalanan Tegal Sampai Kantor Polisi
Pria inisial J pelaku penipuan diarak sejumlah jalan di Tegal, Jawa Tengah, Senin (3/11/2025).
TRIBUN-MEDAN.com - Pria inisial J pelaku penipuan kerja di PT Freeport diarak sejumlah jalan di Tegal, Jawa Tengah, Senin (3/11/2025).
Pria itu diarak tanpa mengenakan baju.
Ia juga sambil mengalungkan stop map coklat yang biasanya digunakan untuk melamar kerja.
Video warga yang mengarak-arak pria tersebut viral dan tersebar luas di media sosial Facebook.
Pria tersebut diarak-arak melewati sejumlah jalan utama Kota Tegal.
Di antaranya Jalan Setiabudi, Jalan Pancasila, Alun-Alun, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Veteran.
Tujuan akhir, pria tersebut diserahkan ke Polres Tegal Kota.
Kasatreskrim Polres Tegal Kota, AKP Eko Setiabudi Pardani mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus pria berinisial J tersebut.
Adapun J diamankan oleh warga dan sudah diserahkan ke Polres Tegal Kota.
Semalam, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap sebanyak 40 korban.
Pria berinisial J ini meminta uang sekitar Rp75 ribu sampai Rp100 ribu ke korbannya dengan menjanjikan kerja di PT Freeport Indonesia, Papua.
"Setelah kita total semua kurang lebih Rp4.750.000. Itu pun via cash," katanya saat dikonfirmasi wartawan di Mapolres Tegal Kota, Selasa (4/11/2025), dilansir dari Tribun Jateng.
Baca juga: ONAD LEONARDO Resmi Jalani Rehabilitasi, Polisi: Rekomendasi dari Tim Asesmen Terpadu BNNP DKI
Baca juga: Lirik Lagu Batak Ilu Do Jambar Ni Holongki By Jonar Situmorang
Menurut AKP Eko, pria berinisial J ini menjanjikan korban untuk bekerja di PT Freeport Indonesia.
Alasannya, uang tersebut sebagai ongkos untuk lamaran kerja, tes mata, dan lain-lain.
Pihaknya pun masih mendalami apakah ada keterlibatan orang lain atau tidak.
"Tidak ada (kerugian uang jumlah banyak). Korban hanya diminta menyetorkan antara Rp75 ribu-Rp100 ribu," jelasnya.
Kasus lainnya
Warga Bandung, Jawa Barat, Marup Silegar (63), menjadi korban penipuan oleh seorang pria yang menjanjikannya pekerjaan proyek di Kabupaten Nunukan.
Pria lanjut usia (lansia) tersebut dipulangkan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSP3A) Nunukan, Kalimantan Utara.
Hal itu seperti dijelaskan Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial pada DSP3A Nunukan, Parmedy.
"Marup telantar lebih dari tiga bulan di Nunukan," ungkapnya pada Jumat (1/8/2025), melansir Kompas.com.
"Niatnya mengadu nasib, malah tertipu. Masyarakat memberitahukan nasibnya ke Dinas Sosial," imbuh Parmedy.
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh petugas Pekerja Sosial (Peksos), terungkap bahwa Marup dijemput oleh pelaku.
Pelaku sempat meyakinkan Marup tentang banyaknya proyek perumahan di Kabupaten Nunukan dengan gaji yang jauh lebih besar dibandingkan pekerjaannya di Pulau Jawa.
Namun, setelah tiba di Nunukan, pelaku justru menghilang tanpa kabar.
Marup yang tidak memiliki kontak dan tidak mengenal seluk beluk Kota Nunukan, terpaksa bertahan hidup sendiri tanpa sanak saudara dan kehilangan arah.
"Akibat kejadian tersebut, Marup kehilangan arah dan tidak memiliki tempat tinggal maupun pekerjaan," tutur Parmedy.
"Selama lebih dari tiga bulan, ia bertahan hidup dengan menumpang dan bergantung pada belas kasihan masyarakat sekitar," tambah dia.
Dalam kondisi yang memprihatinkan, Marup mengalami penurunan kondisi fisik dan psikologis.
Saat ditemukan oleh warga dan dilaporkan ke Dinas Sosial, ia tampak lemah, mengalami kesulitan makan dan tidur, serta menunjukkan gejala stres akibat keterlantaran.
"Marup memiliki keterbatasan dalam pendengaran, yang membuatnya kesulitan memahami percakapan secara utuh," ucapnya.
"Hal ini semakin memperburuk keterasingannya dalam lingkungan sosial dan memengaruhi kemampuannya berkomunikasi dengan orang lain," tambah Parmedy.
Dinas Sosial kemudian membawa Marup ke rumah perlindungan sementara di shelter.
Sembari mereka menunggu proses asesmen lanjutan, verifikasi identitas, dan fasilitasi pemulangan ke daerah asal.
"Alhamdulillah, Pak Marup sudah kita pulangkan ke Bandung. Semoga kasus beliau menjadi pelajaran agar tidak mudah percaya kepada orang yang baru dikenal," tutup Parmedy.
Penipuan berkedok lowongan kerja juga dialami seorang pelamar yang disuruh bayar Rp2 juta.
Ia dijanjikan akan lolos seleksi menjadi petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di Jakarta.
Modus tersebut kini terkuak.
Sebelumnya, terdapat lowongan kerja petugas PPSU di Jakarta.
Namun, lowongan tersebut justru dimanfaatkan jadi ladang pungli oleh orang tak bertanggung jawab.
Pada proses rekrutmen petugas PPSU Jakarta tersebut, diduga terjadi pungli kepada para pelamar.
Para pelamar atau korban diiming-imingi lolos seleksi dengan membayar mahar Rp2 juta.
Hal ini disampaikan anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta, Ali Hakim Lubis, berdasarkan aduan dari masyarakat yang diterimanya.
"Saya saat mengadakan sosialisasi sebagai tugas anggota dewan ke masyarakat, ada masyarakat yang menyampaikan ke saya bahwa suaminya itu ikut mendaftar PJLP sebagai PPSU di kelurahan.
Namun dia melapor kalau suaminya dimintai uang. Berapa saya bilang, sekitar Rp2 jutaan katanya," ucapnya, Rabu (16/7/2025).
Berdasarkan pengaduan yang diterimanya, skandal pungli terjadi di Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.
Meski demikian, ia tak membeberkan lebih jauh oknum yang terlibat dapat praktik pungli di Kelurahan Cipinang Muara tersebut.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta ini pun mengutuk keras praktik pungli yang dilakukan oknum-oknum tak bertanggung jawab ini.
"Praktik-praktik yang dilakukan oleh oknum, saya garis bawah, praktik-praktik yang dilakukan oleh oknum ini zalim. Itu yang disebut pemerasan orang miskin," ujarnya.
"Mereka belum bekerja saja sudah diperas, sudah dipungut yang gini-ginian gitu," tambahnya menjelaskan.
Atas dasar itu, Ali kemudian menyampaikan langsung temuannya kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, dalam rapat paripurna DPRD DKI Jakarta yang digelar siang tadi.
Ia pun meminta Pemprov langsung bergerak cepat mengecek ke lapangan dugaan praktik pungli dalam proses rekrutmen PPSU ini.
Sebab tak menutup kemungkinan praktik pungli semacam ini juga terjadi di kelurahan-kelurahan lain di Jakarta.
"Iya itu tidak menutup kemungkinan (praktik pungli di tempat lain)."
"Karena ini kan rekrutmen dilakukan secara massal, satu Provinsi Jakarta membuka proses rekrutmen ini," tuturnya.
(*/tribun-medan.com)
Artikel sudah tayang di tribun-jatim
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| ONAD LEONARDO Resmi Jalani Rehabilitasi, Polisi: Rekomendasi dari Tim Asesmen Terpadu BNNP DKI |
|
|---|
| LAGI-LAGI Tanggul Baswedan di Jaksel Jebol, Puluhan Rumah Terendam, Apa Kaitannya dengan Anies? |
|
|---|
| SIASAT Bripda Waldi Usai Bunuh Dosen di Jambi, Santai Balas Chat Adik Erni: Ko Kami Ditanya-Tanya |
|
|---|
| Kronologi Ibu dan Anak Terjebak Kobaran Api di Padang, Tetangga Ceritakan Detik-detik Terbakarnya |
|
|---|
| MOMEN Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan tak Kuasa Menahan Tangis saat Membesuk Elida Delviana |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.