Berita Viral
Fakta-fakta Pilunya Kakak Adik di Kendal 28 Hari Tak Makan, Tidur Bareng Jasad Ibu Sudah Membusuk
Keduanya ternyata hampir sebulan hanya bertahan hidup dengan meminum air sumur yang direbus.
TRIBUN-MEDAN.com - Penemuan jenazah seorang ibu rumah tangga bernama Setianingsih (51) tewas membusuk gegerkan warga desa Dukuh Somopuro, RT 7, RW 7, Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal
Tak hanya penemuan mayat membusuk, ternyata dua anaknya bernama Putri Setia Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (17) ditemukan dalam keadaan lemas.
Keduanya ternyata hampir sebulan hanya bertahan hidup dengan meminum air sumur yang direbus.
Melansir dari Tribunjateng.com, Selasa (4/11/2025) berikut fakta-fakta dari tragedi tersebut:
1.Ditemukan Setelah Sebulan Tertutup dari Dunia Luar
Peristiwa ini terungkap setelah warga sekitar mencium bau busuk dari rumah Setianingsih.
Kecurigaan warga kian kuat ketika mereka melihat kawanan lalat menumpuk di kaca jendela rumah.
Saat hendak masuk, pintu rumah terkunci dan diganjal kursi dari dalam.
Kepala Desa Bebengan, Wastoni, yang ikut turun ke lokasi mengatakan, warga kemudian memanggil Putri untuk memastikan keadaan ibunya.
Namun, saat pintu berhasil dibuka, Setianingsih ditemukan sudah tak bernyawa dalam kondisi membusuk, sementara kedua anaknya terlihat sangat lemah dan kebingungan.
“Saya langsung panggil polisi dan warga untuk membantu evakuasi jenazah."
"Kedua anaknya langsung kami bawa ke RSI Boja karena tubuhnya lemas dan kekurangan nutrisi,” ujar Wastoni, Senin (3/11/2025).
2. Bertahan Hidup dengan Air Rebusan
Di Rumah Sakit Muhammadiyah Boja, dokter Arfa Bima Firizqina mengonfirmasi bahwa Putri dan Intan mengalami dehidrasi parah setelah hampir satu bulan tidak mengonsumsi makanan padat.
“Mereka hanya minum air sumur yang direbus. Saat datang, kondisi keduanya lemas."
"Si adik tidak sadar, sementara kakaknya masih bisa bicara meski sangat lemah,” ungkap dr. Arfa.
Hasil pemeriksaan medis menunjukkan keduanya tidak kekurangan kadar gula darah, namun mengalami dehidrasi dan gejala gangguan psikis akibat tekanan dan isolasi sosial berkepanjangan.
3. Dilarang Keluar oleh Sang Ibu
Dalam wawancara di rumah sakit, Putri mengaku bahwa sejak awal Oktober, ia dan adiknya tidak makan karena dilarang oleh ibunya untuk meminta bantuan tetangga.
“Ibu tidak mau kami merepotkan orang lain. Jadi kami disuruh diam di rumah. Kami cuma minum air putih direbus pakai kompor,” ujar Putri lirih.
Putri juga menceritakan bahwa ayahnya telah meninggal dunia di Kalimantan pada 2017.
Sejak itu, keluarga mereka pindah ke Boja pada 2019 dan hidup tertutup meski dikenal mampu.
“Ibu dulu aktif di PKK, sering bantu tetangga. Tapi sejak beberapa bulan ini, jarang keluar,” tambahnya.
4. Sempat Dikenal Mampu dan Aktif di Lingkungan
Kepala Desa Wastoni menegaskan bahwa keluarga Setianingsih tidak tergolong miskin.
“Sebulan sekali mereka belanja bahan makanan satu becak. Jadi warga mengira hidupnya cukup."
"Tidak ada yang menduga kalau mereka menutup diri sampai seperti itu,” jelasnya.
Menurut penuturan warga, Putri sempat terlihat membeli roti seharga Rp 100 ribu di toko dekat rumah pada Jumat (3/10/2025).
Setelah itu, rumah selalu tertutup rapat dengan lampu menyala di malam hari.
5. Ramai di Media Sosial dan Respons Pemerintah Daerah
Tragedi ini viral di media sosial setelah warga mengunggah kabar penemuan jenazah dan kondisi dua anak korban.
Sejumlah netizen menyoroti minimnya kepedulian lingkungan sekitar terhadap keluarga Setianingsih.
Menanggapi hal itu, Kepala Desa Wastoni menepis tudingan bahwa warga bersikap abai.
“Tidak benar kalau dikatakan warga tidak peduli. Keluarga itu kami kenal aktif dan terlihat mampu. Kami juga ikut membantu pemulasaraan jenazah dengan layak,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari mengimbau agar perangkat desa dan masyarakat lebih peka terhadap perubahan perilaku warganya.
“Jika ada warga yang tiba-tiba menutup diri, harus segera dikunjungi dan diajak komunikasi. Empati sosial harus dijaga,” ujarnya.
6. Masih Dirawat dan Butuh Pendampingan Psikologis
Hingga kini, Putri dan Intan masih menjalani perawatan intensif di RS Muhammadiyah Boja.
Kondisi fisik mereka mulai membaik, namun dokter menyebut keduanya membutuhkan pendampingan psikiater untuk memulihkan kondisi mental akibat trauma dan tekanan sosial yang mereka alami.
“Keduanya dirawat minimal seminggu untuk pemulihan fisik. Setelah itu kami akan koordinasi dengan dokter psikiater untuk pemulihan kejiwaan,” tutup dr. Arfa.
(*/ Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Kabar Gembira Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan untuk Peserta yang Menunggak, Cukup Registrasi Ulang |
|
|---|
| KRONOLOGI Wanita Muda di Sleman Tewas Dengan Luka Sayatan di Leher, Pelaku Pakai Pisau yang di Dapur |
|
|---|
| SANDIWARA Bripda Waldi Kirim Pesan Berduka ke Keluarga Erni Sambil Bawa Kabur Mobil: Dak Nyangka |
|
|---|
| PRABOWO Bakal Pakai Harta Koruptor Untuk Bayar Utang Kereta Cepat Whoosh: Jangan Biarkan Merajalela |
|
|---|
| MBAH TARMAN yang Nikahi Wanita Muda Bakal Dijemput Paksa, 3 Kali Mangkir Kasus Mahar Cek Rp 3 Miliar |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.