BERSAMA SELAMA 7 JAM, Senyum Menhan Sjafrie Sjamsoeddin saat Ditelepon Presiden Prabowo

Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin menyapa para pemimpin redaksi dan wartawan senior di ruang tamu Halim Perdanakusuma

|
Editor: AbdiTumanggor
Tribunnews.com/Dahlan Dahi
PENJELASAN MENTERI PERTAHANAN: Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin memberikan penjelasan kepada pemimpin redaksi dan wartawan senior di dalam pesawat Airbus A400m dalam penerbangan perdana dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (16/11/2025). (Tribunnews.com/Dahlan Dahi) 

Pembelian Airbus A400m sebagai pesawat angkut militer mengubah arah: Airbus, yang bisa mengangkut 100-an penerjun, buatan Eropa. Kiblat berpindah.

Indonesia juga memperkuat armada pesawat tempur. Bukan dari Amerika Serikat, melainkan dari Perancis, Turki, dan China.

Dari Perancis, Indonesia akan membeli Dassault Rafale (42 unit, akan tiba bertahap awal 2026), dari China pesawat tempur J-10C, dan pesawat siluman dari Turki, KAAN. Indonesia sedang memperbanyak teman.

Ditelepon Presiden Prabowo

Ketika Sjafrie sedang asyik berbincang-bincang dengan wartawan di Lanud Iskandar Muda, Aceh, ajudan mendekat. Ia menyerahkan handphone. Sjafrie menerima panggilan, menekan speaker. Semua yang hadir mendengar percakapan.

Di seberang sana, terdengar suara Presiden Prabowo. "Siap, Pak. Dilaksanakan," begitu Sjafrie berkali-kali menjawab.

Sjafrie tetap duduk di kursinya, santai, sambil sesekali tersenyum. 

Percakapan, lebih tepatnya mendengar instruksi Prabowo, berlangsung sekitar lima menit.

Dari suara telepon terdengar, Prabowo menjelaskan ke Sjafrie bagaimana posisi Indonesia menghadapi isu-isu strategis seperti Laut China Selatan, Taiwan, dan Papua.

Isu-isu tersebut mencakup masalah keamanan dalam negeri Indonesia seperti Papua, isu sengketa perbatasan di Laut China Selatan, dan isu kemerdekaan Taiwan, sesuatu yang sangat sensitif terkait hubungan Indonesia dengan China.

Indonesia, seperti terdengar dari arahan Prabowo, ingin menghormati masalah dalam negeri semua negara sahabat, termasuk China --sikap yang diharapkan dari negara lain terhadap bagaimana Indonesia mengelola isu Papua.

Dari perspektif defensif aktif, China adalah mitra strategis Indonesia -- di Selat Malaka, Laut China Selatan, maupun geopolitik global.

Mengapa Indonesia mengurangi fokus ketergantungan kepada Amerika Serikat? 

Sjafrie tidak menjelaskan secara detail.

Ia hanya mengungkapkan, dalam suatu pertemuan, delegasi AS menawarkan pembelian pesawat tempur.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved