Berita Viral
PENGAKUAN Jansen Henry, Mahasiswa Bimbingan Levi Kuak Hubungan Sang Dosen dengan AKBP Basuki
Jansen Henry menyebut korban pernah bercerita tentang sosok perwira polisi tersebut. Jansen menduga, AKBP Basuki dan Levi berhubungan dekat.
Meskipun demikian, Jansen menekankan pihaknya tidak ingin berspekulasi mengenai dugaan hubungan lebih jauh.
Ia menekankan fokus mereka adalah agar kasus kematian Levi diungkap secara transparan, tuntas, dan adil.
Baca juga: Siap Cetak Generasi Profesional, Imigrasi Medan Terima Peserta Magang Batch 2
Jansen menilai kematian Levi penuh kejanggalan.
Keberadaan seorang anggota polisi di kamar korban pada saat kejadian dianggap sangat janggal, apalagi posisi polisi itu bukan dalam lingkup tugas pidana.
Ia meminta kepolisian menangani kasus ini secara objektif dan terbuka, tanpa ada kesan menutup-nutupi.
“Kami harap kasus ini dibuka secara terang benderang tanpa ada kesan kepolisian melindungi oknum atau institusi tertentu,” tegasnya.
Minta Barang Pribadi Dosen Levi
Diketahui AKBP Basuki menjabat sebagai Kasubdit Dalmas Direktorat Samapta Polda Jateng. Ia disebut sebagai saksi penting yang mengetahui rangkaian peristiwa menjelang meninggalnya DLL.
Melalui proses penyelidikan, berbagai informasi yang melibatkan AKBP Basuki mulai terungkap oleh aparat, membuka lapisan demi lapisan misteri kematian sang dosen.
Hal ini diungkap dari kecurigaan keluarga DLL.
Mereka menyebut kematian DLL ada sejumlah kejanggalan, pertama ada nomor asing yang menghubungi nomor seorang kerabat.
Nomor itu mengirimkan foto korban dalam yang ditemukan tewas tanpa busana di sebuah kamar kos-hotel (kostel) Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11 Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang.
Namun, foto itu lantas dihapus oleh si pengirim.
"Iya bude kami mendapatkan kiriman foto dari nomor asing tapi kemudian dihapus oleh si pengirim. Dalam foto itu simpang siur (diduga ada bercak darah) sehingga menambah kecurigaan," ujar Kakak Korban, Perdana Cahya Devian Melasco, biasa dipanggil Vian, di Kota Semarang, Kamis (21/11/2025).
Belakangan, keluarga baru mengetahui bahwa pengirim nomor asing tersebut diduga dari nomor pribadi AKBP Basuki.
Baca juga: Pemko Medan Umumkan Hasil UKK Direksi PUD, Ketua KPID Anggia Disorot Masalah Status
Keluarga yang menaruh curiga atas kematian korban yang mendadak dan terkesan ditutup-tutupi tersebut lantas memutuskan untuk melakukan autopsi atau bedah mayat.
