Polda Sumut

Kisah Kepala Desa Parbuluan 6 Dairi Diserang Picu Warga Ngungsi, Mediasi Polisi Akhiri Ketegangan

Sejumlah warga Parbuluan VI—anak-anak, ibu-ibu, hingga para lansia—berdesakan di GOR Sidikalang, membawa tikar

Editor: Arjuna Bakkara
IST
Sejumlah warga Parbuluan VI—anak-anak, ibu-ibu, hingga para lansia—berdesakan di GOR Sidikalang, membawa tikar, selimut, dan tas seadanya setelah meninggalkan rumah mereka pada malam mencekam. Raut lelah dan cemas masih tampak, terutama pada anak-anak yang menggenggam tangan orang tuanya erat. Namun ketegangan itu kini mereda; polisi telah memediasi dua kelompok yang berseteru, dan situasi di desa dilaporkan kembali kondusif. 

Keesokan paginya, situasi semakin terasa berat. Wakil Bupati, Ketua DPRD, dan Camat datang menjenguk.

Atas pertimbangan keamanan, Parasin dan ratusan warganya akhirnya direlokasi sementara ke GOR Sidikalang. Desa Parbuluan VI seperti kehilangan napasnya.

Namun di tengah kecemasan itu, Parasian tetap menyimpan satu hal aitu rasa terima kasih.

“Kapolres sudah bertindak cepat menyelamatkan kami. Kami berterima kasih,"ujarnya pelan.

Peristiwa itu bukan datang dari ruang kosong. Warga memahami bahwa ketegangan sosial belakangan ini muncul dari perbedaan pandangan terkait operasional PT Gruti isu yang membelah opini desa.

Di antara kerumunan massa malam itu, warga mengaku mengenali sebagian wajah. Namun ketakutan lebih besar dari kejelasan.

Seorang warga yang ikut mengungsi berkata lirih, “Kami benar-benar merasa terancam. Kalau tidak ke Polres, entah apa yang terjadi.”

Seorang lansia, Ruslan Sagala (62), bahkan nyaris terkena amukan saat rumah tempat ia menjaga cucunya ikut menjadi sasaran.

Kejadian itu mengubah kekhawatiran menjadi kepanikan kolektif.

Di titik itu, warga hanya membutuhkan satu hal jaminan bahwa konflik tidak akan kembali menyala.

 Sabtu (15/11/2025), tepat satu minggu setelah malam yang gaduh itu, Parbuluan VI tersadar pada pagi yang berbeda.

Tidak ada kerumunan marah, tidak ada teriakan. Hanya satu posko sederhana di Dusun V Hite Hoting, tempat langkah-langkah menuju rekonsiliasi disiapkan.

Di sinilah Polres Dairi mengambil peran yang lebih sunyi namun menentukan.

Kasat Binmas, Iptu G Limbong, membuka ruang mediasi. Nada suaranya tegas, namun tidak menggurui.

“Tujuan kita satu,” ia berkata, “mengakhiri konflik sosial yang sudah terlalu lama membebani masyarakat Parbuluan VI.”

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved