Mengulik Ayam Kampus, Mulai dari Trik Bikin Ketagihan hingga Jerat Pelanggan Tetap
Modusnya juga beragam. Mulai dari berkedok online hingga offline, hingga yang ada di kampus-kampus.
"Saya kuliah biaya sendiri, dapat duit dari orangtua saat pertama saja, untuk daftar dan biaya hidup awal-awal di Semarang. Setelah itu, saya ingin sepenuhnya mandiri, tak mau membebani orangtua," katanya.
Kenanga menuturkan, setelah uang pemberian orangtua, sisa pendaftaran kuliah itu ludes, ia pun mencoba peruntungan dengan menjadi pemandu lagu freelance, dengan tarif Rp 100 ribu/jam.
Pilihan itu bukan tanpa alasan, sedari duduk di bangku SMP, ia memang hobi nyanyi.
"Karena saya hobi nyanyi, pilihan menjadi pemandu lagu menjadi logis," ujarnya.
Baca: Fahri Hamzah Balas Sindiran Yunarto: Pejabat Itu Hidup di Aquarium
Baca: Serasa Dapat Durian Runtuh, 3 Kisah Driver Ojek Online yang Nasib Mujurnya Bikin Iri
Baca: Mengulik 6 Fakta Mencengangkan Gugatan Cerai Ahok pada Veronica, Bermula Rayuan Maut
Baca: Miris, Beredar Video Siswa SMP Buka Baju dan Tantang Kepala Sekolah untuk Berkelahi
Baca: Tak Disangka, Ternyata Begini Perilaku Siswa SMA N 1 yang Aniaya dan Tewaskan Gurunya
Kala itu, mami, sebutan koordinator pemandu lagu di tempat karaoke di mana ia sering menemani tamu, menawarkan kepadanya agar sekalian bisa menemani tamu di kamar hotel.
"Mami bilang, kalau kerja sekalian totalitas. Tapi saat itu saya tolak mentah-mentah. Semula memang sama sekali tak ada keinginan terjun ke dunia seperti ini," ucap gadis berambut lurus itu.
Selain penawaran dari mami, Kenanga pun sering menerima ajakan 'ngamar' dari tamu karaoke yang tergiur kemolekan tubuhnya.
"Sampai hampir setahun, saya kekeh menolak tawaran itu," ungkapnya.
Namun berjalannya waktu, suatu ketika ia begitu sangat membutuhkan uang untuk menopang biaya kuliah dan kehidupannya sehari-hari. Sementara, pundi-pundi uang di tabungan hasil ia bekerja selama menjadi pemandu lagu freelance tak mencukupi.