Masih Ingat Anthonius Korban Gempa-Tsunami Palu? Jenazahnya Dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan

Anthonius Agung dikenang, usai kisah heroiknya membantu pesawat Batik Air rute Palu-Makassar

Editor: AbdiTumanggor
abdiwan/tribuntimur.com
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memimpin upacara pemindahan makam petugas Air Traffic Controller (ATC) Palu, Anthonius Gunawan Agung (21) yang sebelumnya dimakamkan di Pekuburan Tionghoa, Yayasan Budi Luhur, Jalan Antang Raya ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Makassar, Minggu (11/11). Agung gugur dalam tugas, saat menjadi orang paling akhir mengawasi proses lepas landas pesawat terbang terakhir yaitu penerbangan Batik Air. Pesawat itu diijinkan terbang di Bandara SIS Al Jufri, Palu, saat gempa 7,4 SR mengguncang 28 September lalu. 

Capt. Ricosetta Mafella, dari ruang kemudi.

Pesawat Batik Air itu mulai bergerak perlahan lalu melaju semakin kencang.

Brrakkk... Bummmm.. Brakkk... Bummm...

Tetiba gempa berkekuatan 7.7 skala richter mengguncang Palu. Bandara Mutiara Al Jufri ikut terguncang.

Puluhan orang berteriak ketakutan sambil menyelamatkan diri keluar dari dalam gedung bandara.

Petugas menara control bandara, Anthonius Gunawan Agung juga merasakan getaran gempa yang mengguncang menara air traffic controller.

Agung dalam posisi bertugas memandu pilot Batik Air untuk lepas landas dari landasan. Saat itu jam menunjukkan pukul 17.55 Wita.

Saat gempa terjadi, pesawat masih bergerak kencang di landasan terbang . Pesawat belum terbang penuh. Roda pesawat masih tampak di badan pesawat. Belum menutup.

Sementara di bawah menara, banyak teman2 Agung berteriak ada gempa. Mereka berteriak meminta Agung agar turun dari menara. Agung tidak bergeming meski goncangan tempat duduknya semakin keras.

Ia kukuh bersikap tenang memandu pilot Batik Air. Tugas harus dituntaskannya. Memastikan roda pesawat Batik Air masuk dalam badan pesawat.

"Safe flight Batik Air..Take care", ucap Agung menutup komunikasinya dengan Pilot Batik Air yang sudah posisi aman mengudara.

Malang tak dapat ditolak mujur tak dapat diraih.

Brakk.. Brummm...

Menara ATC roboh. Agung terlambat menyelamatkan diri. Ia tewas dalam tugas mulia untuk memastikan semua penumpang dan pilot benar2 sudah mengudara dengan aman.

Ia menjadi patriot yang sungguh2 mengemban tugas sepenuh tanggung jawab meski harus kehilangan nyawanya sendiri.

Kami menaruh hormat dan bangga padamu kawan..

Selamat jalan Pahlawan..

Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa menerima arwahmu dalam damai dan tenang.

Salam hormat

Birgaldo Sinaga

Direktur AirNav Indonesia Novie Riyanto menjelaskan kronologi meninggalnya Agung.

"Sebelum gempa terjadi, Agung sedang melayani pesawat Batik Air ID 6231 yang akan terbang dari Palu menuju Makassar. Dia telah memberikan clearance kepada Batik saat gempa terjadi," ujar Direktur AirNav Indonesia Novie Riyanto dalam keterangan resminya, Sabtu (29/9/2018).

Di saat personel AirNav lainnya yang tidak sedang melayani turun dari Tower ATC saat gempa terjadi.

Namun, Agung justru tetap berada di sana lantaran ada pesawat yang belum lepas landas. 

Menurut dia, setelah Batik Air lepas landas, Anthonius baru bergegas turun dari tower untuk menyelamatkan diri.

Namun, saat turun, lantai 4 sudah ambruk dan Anthonius pun melompat hingga mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuhnya

"Dia kemudian menunggu pesawat Batik hingga airborne. Setelah pesawat airborne, kondisi gempa sudah semakin kuat. Beliau akhirnya memutuskan melompat dari cabin tower di lantai 4. Akibatnya Agung mengalami patah kaki," jelas Novie.

Setelah itu, personel AirNav lainnya di Palu membawa Agung ke rumah sakit. Dari hasil rontgen, Agung dirujuk ke rumah sakit lebih besar karena terindikasi mengalami luka dalam.

Novie menambahkan, AirNav berupaya untuk mendatangkan helikopter dari Balikpapan. Namun, karena kondisi bandara, helikopter baru dapat diterbangkan Sabtu pagi.

"Namun sebelum helikopter tiba, Agung menghembuskan napas terakhirnya dan jenazahnya akan diterbangkan menuju Makassar untuk selanjutnya dimakamkan di Makassar sesuai dengan permintaan pihak keluarga," terang dia.

Atas dedikasinya tersebut, AirNav Indonesia memberikan apresiasi kepada Agung berupa penaikkan pangkat.

"Agung telah menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam memberikan pelayanan untuk mewujudkan keselamatan penerbangan. Karena itu, kami akan memberikan penghargaan kepada almarhum dengan menaikkan pangkatnya sebanyak dua tingkat serta bentuk apresiasi lainnya kepada keluarga yang ditinggalkan,” tutur Novie. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dan Kompas.com dengan judul "Cerita Pilot Batik Air yang Takeoff Saat Gempa Palu, Sebelum Tower Roboh

Sumber: Tribun Timur
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved