News Video
Lagu Sayur Kol yang Viral Diaransemen Polantas jadi Layanan Masyarakat, Videonya Beredar di Medsos
Lagu Sayur Kol jadi viral, saat ini malah polisi yang kembali mencuatkan lagu tersebut ke publik
Penulis: Hendrik Naipospos | Editor: Hendrik Naipospos
Setelah bernaung di berbagai genre, mereka menetapkan aliran Punk sebagai pilihan bermusik.
Kehadiran Punxggoaran memberikan warna baru dalam variasi musik Batak. Tiga pemuda lajang ini menyajikan lagu batak dengan komposisi musik keras tetapi modern.
"Kami tetap inspirasinya itu budaya. Tapi, dengan musik yang modern dan layak didengar," ungkap vokalis Punxggoaran Band, Gido Firdaus Huatagalung saat ditemui di rumah kreatifitas "The W House", Siantar, Selasa (11/9/2018).
Punxggoaran sudah menciptakan sembilan lagu yaitu Halak hita, Hona Libas, Mangan Modom, Rokap Rudut, Hey You, Matamu, Marpungu, Sayur Kol, dan Omak-omak. Namun, ada juga lagu batak yang di-arasemen segar seperti Taridem-idem, Mardua Holong, dan Marga-marga. Hampir semua, video klip yang dibuat berlatar ikon-ikon Kota Siantar.
Seniman Simalungun Meng-cover Lagu Ibu Penjual Ombus-ombus yang Ceritakan Kinerja Jokowi
Penyanyi Cilik Ini Dibully Hingga Syok Setelah Duet Dengan Bowo Alpenliebe
Menariknya, saat disinggung lagu andalan "Sayur Kol", tiga personel yang tampil nyentrik ini langsung tertawa. Gido mengaku heran dengan antusias pendengar yang suka dengan lagu tersebut.
Gido mengungkapkan lagu "Sayur Kol" bukanlah murni ciptaan Punxggoaran. Lagu tersebut merupakan lagu yang sudah ada sejak dulu tanpa mengetahui penciptanya. Ia mencontohkan seperti lagu "Donna" yang dinyanyikan Tongam Sirait.
Ancam Tetangga Pakai Senjata Api, Polisi Tembak Kaki Erikson Bakara, Sita Revolver dan 5 Peluru
Simpan Sabusabu 2 Kilogram di Rumah, Riki Hidayatullah Pasrah Divonis 18 Tahun Penjara
3 Ribu Jamaah Ikuti Pawai Obor Keliling Lubukpakan Semarakkan Malam 1 Muharram
"Lagu itu seperti lagu simpangan di Sumatera Utara. Lagu latahnya orang-orang lah. Liriknya saja kita tambah-tambahi. Capek kali main musik, tapi "Sayur Kol" yang bomming," jelasnya sembari tertawa.
Gido mengakui banyak kritikan masyarakat terhadap lagu yang diciptakan tahun 2017 itu. Lagu itu memiliki kesan tidak menyayangi anjing sebagai hewan yang paling dekat dengan masyarakat. Namun, Punxggoaran menilai lirik dalam lagu tersebut menunjukkan kebiasaan budaya Batak dalam mengkonsumsi daging.
Polisi Gerebek Kampung Narkoba, Pengedar dan Pengguna Lari Tunggang Langgang
Ephorus GKPS Bangga Gubernur Sumut Hadiri Pesta Jubelium 115 Tahun Injil di Simalungun
PLTA Batang Toru Mampu Hemat Belanja Bahan Bakar Pemerintah Sebesar USD 350-400 Juta Per Tahun
Gubernur Sumut Punya 5 Program Prioritas Demi Wujudkan Sumut Bermartabat, Ini Penjabarannya
Gido menceritakan semua lagu yang diciptakan murni bertujuan untuk menginspirasi anak muda. Bahkan, mereka memulai dengan tampil di youtube. Selain aktif di youtube, mereka juga sering mempublikasikan kegiatan di akun instagram @punxggoaran.
Kapolres Rohil Sambangi Rumah Duka Nelayan Tanjungbalai yang Ditembaki OTK
Nahdliyin Pendukung Capres Prabowo-Sandi Deklarasikan Diri di Medan
Minta Uang untuk Pengurusan Ganti Rugi Tanah Kepada Warga, Kepling Pangkalan Masnyur Terjaring OTT
Gido menjelaskan Punxggoaran bukanlah sekadar band Batak yang mencari keuntungan dari lagu-lagu yang diciptakan.
"Kami melihat situasinya. Tidak sekadar mengkomersilkan karya. Contohnya aksi sosial, kita tidak mematokkan bayaran," jelasnya.
Dalam waktu dekat ini, band anak muda Siantar ini segera berkolaborasi dengan band Punk asal Jakarta "Marjinal". Tiga anak muda kreatif ini bersiap untuk tampil lebih luas dengan lagu berbahasa Indonesia.
(hen/tribun-medan.com).
