Adian Napitupulu Ribut Dengan Dokter Ani Hasibuan, Persoalkan Beban Kerja Penyebab Kematian KPPS
Di awal penjelasan dr. Ani merasa beban kerja yang diemban petugas KPPS tidak memiliki kelebihan yang berarti.
Menurutnya dokter tidak memberikan analisa medis yang tepat, melainkan hanya menghakimi pekerjaan KPPS.
“Pertama begini, saya tadi berharap analisa medis tanpa dibumbui pernyataan tendesius apapun. Termasuk menghakimi pekerjaan KPPS. ‘KPPS itu kerjanya apa sih, Cuma nyatat-nyatat doang?’ Begini loh, sudah ada korban jiwa untuk proses demokrasi kita. Sebagai dokter analisanya medis aja. Nggak perlu menghakimi pekerjaan mereka,” ucap Adian.
“Maksud saya gini, yok kita objektif dalam kapasitas dokter analisanya medis. Jangan analisa beban kerja orang lain. Jangan kemudian menghakimi beban kerja KPPS yang cuma nyatat-nyatat kemudian meninggal. Ini tendesius, seolah-olah ada sesuatu. Dari pernyataan bu dokter tadi, itu yang ditangkap publik. Jangan.
“Sebagai dokter, bicara sebagai dokter. Saya duduk di sini mendengarkan dari tadi untuk mencari tahu analisa medisnya bagaimana? Apakah kelelahan bisa menyebabkan kematian, tidak secara langsung bahwa bisa memicu penyakit-penyakit yang ada dalam dirinya. Itu yang saya dapat dari sekian macam penjelasan dari media lain. Bukan kelelahan itu yang mematikan.”
“Saya mau mendengar jawaban medis. Jangan keluar dari situ, begitu keluar dari situ, hormat saya hilang. Kenapa? Dia menganalisa pekerjaan orang loh. Saya juga caleg, saya hargai kerjaan mereka. Kerja pagi sampai malam dengan gaji yang sedikit. Yok kita hormati.”
“Kapasitas KPPS bukan cuma nyatat bu dokter. Dia harus jalan, keliling, membagikan kertas suara, mengisi sekian puluh formulir dikali sekian belas partai. Jangan sederhanakan kerjanya cuma nyatat-nyatat doang. Saya tidak bantah analisa medisnya. Itu bukan kapasitas saya. Saya membantah pernyataannya yang sudah punya tendensi.”
(cr12/tribun-medan.com)
Video Debat Panas dokter Ani Hasibuan dan Adian Napitupulu