Penyebar Hoaks Polisi Impor dari China Mohon Maaf: Saya Khilaf, Tidak Cermat Manfaatkan Medsos
Saat dihadirkan dalam jumpa pers, SDA mengenakan pakaian tahanan berwarna oranye dan menggunakan masker yang menutupi sebagian mukanya.
TRIBUN MEDAN.com - Aparat kepolisian resmi menetapkan status tersangka terhadap penyebar hoaks atau berita bohong tentang adanya polisi impor dari China dalam pengamanan aksi 22 Mei 2019 di Jakarta.
Pelaku berinisial SDA tersebut dihadirkan aparat kepolisian di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (24/5/2019).
Saat dihadirkan, SDA mengenakan pakaian tahanan berwarna oranye dan menggunakan masker yang menutupi sebagian mukanya.
Baca: Foto-Foto Massa GNKR Melakukan Aksi Menuntut Batalkan Keputusan KPU di Kantor DPRD Sumut
Baca: Jubir BPN Dahnil Anzar: Buat Apa Bayar Pajak Motor, Kalau Prabowo Tidak Jadi Presiden
Baca: Momen Jumpa Pers Kubu Prabowo, Hashim Ucap ‘Terima Kasih Pak Wapres’ kepada Sandiaga
SDA yang ditangkap di daerah Bekasi, Jawa Barat, mengaku khilaf telah menyebarkan hoaks tentang aparat keamanan impor dari China.
Ia mengaku menerima hoaks tersebut dari pihak lain.
"Jadi saya menerima berita tersebut itu dari seseorang, artinya itu bukan kreasi saya, tapi saya terus terang khilaf sehingga saya ikut menyebarkan berita tersebut," ungkap SDA saat dihadirkan di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (24/5/2019).
SDA pun menyampaikan permintaan maaf kepada pihak kepolisian karena tidak berhati-hati dalam bermedia sosial.

"Pada kesempatan ini saya mohon maaf pada semua pihak terutama kepolisian bahwa ternyata saya tidak cermat dalam memanfaatkan sosial media yang ada," tutur dia.
Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Rickynaldo Chairul menuturkan, pelaku menyebarkan hoaks tersebut ke 3-4 grup di aplikasi pesan instan WhatsApp.
Foto yang digunakan pelaku adalah swafoto seseorang di lokasi kejadian dengan aparat keamanan yang belakangan diketahui merupakan anggota Brimob Sumatera Utara (Sumut).
Baca: Anggota Brimob Video Call dengan Anak Berasal dari Medan, Kini Sekeluarga Ditawari Liburan ke Bali
Baca: 23 Kabupaten/Kota di Sumut Gelar Pilkada Serentak 2020, KPU Instruksikan Koordinasi ke Pemkab/Pemko
Rickynaldo mengatakan, SDA diringkus tim Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri pada Kamis (23/5/2019) pukul 16.30 WIB di daerah Bekasi, Jawa Barat.
"Dia telah melakukan perbuatan menyebarkan informasi untuk menimbulkan rasa kebencian dan permusuhan individu, kelompok masyarakat berdasarkan SARA," kata Rickynaldo saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (24/5/2019).
"Selfie itu yang diunggah dengan mengatakan bahwa tiga orang di belakang dia ini adalah polisi-polisi dari negara lain," imbuhnya.
Baca: News Video: Massa Aksi di DPRD Sumut Bawa Keranda Mayat hingga Sampaikan Lima Tuntutan
Baca: Polri Akui Siapkan Peluru Tajam Saat Aksi 22 Mei oleh Peleton Anti Anarkis, tapi Ada SOP
Tersangka dijerat dengan Pasal 45 Ayat 2 jo Pasal 28 Ayat 2 UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Selain itu, SDA dijerat juga dengan Pasal 16 jo Pasal 4 huruf b (1) UU Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dan Pasal 16 Ayat 1 dan Ayat 2 dan Pasal 15 Ayat 1 UU Nomor 1 Tahun 1996 tentang Peraturan Hukum Pidana.
Ancaman hukuman maksimal untuk pelaku adalah enam tahun penjara.
Baca: Ribuan Demonstran Salat bersama Polisi dan TNI di Depan Kantor DPRD Sumut, TONTON VIDEO. .
Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, SDA adalah sosok yang pertama kali membuat lantas menyebarkan kabar bohong tersebut.
"Tersangka ini yang menyebarkan berita hoaks, yang isi narasinya maupun foto yang sengaja diunggah oleh tersangka itu bahwa aparat kepolisian mengikutkan atau melibatkan polisi dari sebuah negara dalam rangka itu menangani demo," kata Dedi, Jumat (24/5/2019).
Dedi mengatakan, SDA bukan sekadar menyebarkan hoaks tentang polisi impor dari China, tapi juga merupakan pembuat foto dan narasi kabar bohong tersebut.
Baca: Polda Sumut Mutasi 159 Personel, Ini Daftar Wakapolres dan Kapolsek yang Dipromosikan
Baca: Tim Cyber Bareskrim Tangkap Penyebar Hoaks Polisi Impor dari China, Faktanya Anggota Brimob Sumut
"Pelakunya ini dia sebagai kreator dan juga sebagi buzzer, mengedit foto dan membuat narasi di konten tersebut kemudian memviralkan di beberapa akun medsos dan di WA grup," jelas Dedi Prasetyo.
Selain merilis penangkapan tersangka SDA, pada konpers tersebut turut dihadirkan anggota Brimob yang disebut berasal dari China. "Ini polisinya kita hadirkan semua ini," ujar Dedi .
Baca: THR Diumumkan Cair Tanggal 24, Tagar #THRBelumTerlihat Jadi Trending Topic di Twitter
Ketiga anggota Brimob itu memperlihatkan wajah mereka yang selama ini tertutup masker hitam. Mereka juga memperkenal diri dan membuat sebuah pengakuan.
Ternyata, ketiganya merupakan anggota Brimob dari Sumatera Utara (Sumut), yang dikirimkan ke Jakarta untuk pengamanan aksi 22 Mei.
Anggota Brimob yang pertama menegaskan dirinya bukan berasal dari China melainkan dari Sumatera Utara.
"Selamat siang semuanya, kami tegaskan sekali lagi kamu asli Brimob, bukan polisi China," kata anggota Brimob itu.
Anggota Brimob yang lain menimpali dengan tegas bahwa dirinya asli warga Indonesia dan bertugas di Sumut.
Anggota Brimob saat jumpa pers, di Jakarta, pada Jumat (24/5/2019). (YouTube Kompas TV)
Selain trio anggota Brimob dari Sumut, ada juga personel Brimob dari Sulawesi Utara yang ramai dibicarakan di dunia maya karena disebut sebagai aparat impor dari China. Ia adalah Briptu Andre Iroth.
Padahal, Briptu Andre merupakan anggota Subden Wanteror Detasemen Gegana Brimob Polda Sulawesi Utara. Ia berasal dari Kabupaten Minahasa Selatan, Sulut.
Andre merupakan salah satu dari 200 personel satuan setingkat kompi (SKK) yang diberangkatkan ke Jakarta untuk mengamankan aksi 22 Mei.
Hal ini diungkapkan oleh Wadansat Brimob Polda Sulut AKBP M Ridwan saat diwawancara Kompas.com di kantornya, Jalan MRAA Maramis, Paniki Dua, Manado, Jumat (24/5/2019) pagi.
"Iya benar Andre Iroth personel kami. Briptu Andre merupakan anggota Subden Wanteror Detasmen Gegana Brimob Polda Sulut," katanya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penyebar Hoaks Ada Brimob dari China Minta Maaf"