Bantahan KPK, 3 Hal Tuduhan Politisi PDI P Arteria Dahlan, Laporan Tahunan & KPK Gadungan dan
Bantahan KPK, 3 Hal Tuduhan Politisi PDI P Arteria Dahlan, Laporan Tahunan & KPK Gadungan dan
Lalu yang ketiga, kata Febri, adalah mengenai KPK gadungan yang dikatakan oleh Arteria Dahlan dalam acara Mata Najwa.
Febri membantah bahwa tidak ada yang namanya KPK gadungan karena pihaknya telah memproses para pelaku dengan bekerja sama bersama Polri.
"Kami pastikan hal itu tidak benar, bahkan KPK bekerja sama dengan Polri dalam memproses para pelaku pemerasan atau penipuan yang mengaku-ngaku KPK," ungkap Febri.
Ia juga mengatakan bahwa ada 403 aduan dari Mei hingga Agustus 2019 terkait pihak yang membawa nama KPK dalam melakukan tindak kejahatan.
•
Baca: Selain 2 Anggota TNI AD, Satu Lagi TNI AU Dihukum dan Ditahan, Sang Istri FS Dilaporkan ke Polisi
Menurutnya para pelaku yang mengaku sebagai petugas KPK itu mengancam korban agar menyerahkan sejumlah uang supaya aset-asetnya agar tidak disita oleh KPK dalam kasus korupsi dituduhkan.
"Pada tahun 2018 setidaknya telah diproses 11 perkara pidana oleh Polri terkait hal tersebut dengan 24 orang sebagai tersangka," ucap Febri.
Arteria Dahlan dikecam
Diketahui bahwa saat membuat pernyataan mengenai KPK, Arteria Dahlan sempat di berdebat dengan ahli ekonomi Prof Emil Salim.
Perdebatan antara Arteria Dahlan dan Emil itu terjadi di acara televisi yang dipandu oleh presenter Najwa Shihab.
Arteria Dahlan pada saat itu menyela pembicaraan Emil mengenai KPK dengan nada tinggi dan tidak menerima penjelasan dari ahli ekonomi yang sudah lama berada di pemerintahan itu.
Akibat tindakan Arteria Dahlan itu, para netizen yang melihat tayangan tersebut sontak memberikan kecaman kepada politisi berusia 44 tahun itu.
Ternyata tidak hanya netizen saja yang mengecam tindakan Arteria Dahlan, Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani juga memberikan tanggapan serupa.
Saiful Mujani mengatakan Arteria Dahlan tidak pantas memperlakukan Prof Emil dengan tidak sopan.
"Saya kira untuk kasus Arteria dan Pak Emil, publik bisa menilai bicara terbuka. S
eperti itu tidak pantas untuk pejabat publik. Publically incorrect," ujar Saiful kepada Kompas.com, Kamis (10/10/2019).
Baca: Kesaksian Korban Kecelakaan Beruntun di Sibolangit, Frangki: Saya Melihat saat Pikap Tertimpa Fuso