Pengakuan Perawat Merasa Takut Diterapkannya The New Normal, Semakin Jauh Akhir Cerita Virus Corona
Bahkan, skenario new normal ini berpotensi kasus covid-19 semakin meningkat di Indonesia. Sehingga berimbas pada tenaga medis.
Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Hanif Fadhillah mengatakan, seluruh perawat di Indonesia merasa gamang atau merasa takut diterapkannya the new normal.
TRI BUN-MEDAN.com- Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Hanif Fadhillah mengatakan, seluruh perawat di Indonesia merasa gamang atau merasa takut diterapkannya the new normal.
Sebab, hidup normal versi baru yang menuntut warga hidup berdamai dan berdampingan dengan virus Corona belum kelihatan dampak positifnya.
Bahkan, skenario new normal ini berpotensi kasus covid-19 semakin meningkat di Indonesia. Sehingga berimbas pada tenaga medis.
• 4 Keinginan Siswi SMP Bunuh Balita, Berharap Melahirkan dan Rawat Bayi Hasil Dirudapaksa Pamannya
• Jokowi Sebut tak Masalah Pasar Ramai tapi Pemerintah Menyiapkan Aturan Tegas Salat Idul Fitri
Apalagi, berbagai sektor usaha atau kegiatan ekonomi yang sebelumnya ditutup akan kembali dibuka.
"Ini yang menjadi perhatian kami. Kami sudah punya prediksi, khawatir ada banyak eskalasi kasus. Jika kasus meningkat, maka kami-kami juga yang menjadi ujung tombak," ujar Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhillah ketika dihubungi Kompas.com pada Senin (18/5/2020).
"Menjadi kegamangan tersendiri (bagi perawat) karena itu tadi, berarti masih lama kami akan bertugas seperti hari ini," lanjut dia.
Sulit dibantah, para perawat bersama dokter dan tenaga medis lain merupakan kalangan yang paling rentan dengan risiko terpapar Covid-19.
Mereka bekerja sekitar 8 jam sehari dan selama itu pula tubuh mereka dibungkus alat pelindung diri lengkap.
Mereka berhubungan langsung dengan pasien suspect maupun positif Covid-19 di tempat paling terpapar.
Hingga saat ini, data PPNI menyebutkan, 20 perawat pasien Covid-19 telah meninggal dunia, 59 saat ini positif Covid-19, dan 68 perawat kini tengah dirawat sebagai pasien suspect maupun positif Covid-19.
"Tingkat kematian tenaga medis Indonesia ternyata sekitar 6,5 persen (dari total kematian akibat Covid-19), data dari The Conversation," ujar Harif.
"Itu tinggi sekali, sementara negara lain (rata-rata global kematian tenaga medis) 0,3 persen. Artinya, memang kita merasa tidak dilindungi kalau demikian caranya," lanjutnya.
Jumlah itu diperkirakan bakal meningkat seiring dengan potensi lonjakan kasus Covid-19 akibat penerapan new normal jika tak dibarengi protokol kesehatan.
Tak ada garansi new normal diimbangi dengan protokol ketat
