HUT Bhayangkara Ke 74 di Sumut
INSPIRATIF: Anggota Polair Polda Sumut Sukses Budidaya Kerang Batu, Tembus Pasar Internasional
Tidak memiliki ilmu dasar tentang budidaya kerang batu (kerang darah), Bripka Abdul Kadir Nasution pun kerap mengalami kegagalan.
TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Abdul Kadir Nasution, pria yang berprofesi sebagai anggota polri lulusan Tamtama tahun 1997 ini berhasil menjalani usaha sampingannya hingga menembus pasar internasional.
Anggota Ditpolair Polda Sumut dengan pangkat Bripka ini memulai usaha budidaya kerang berawal dari coba-coba.
Tidak memiliki ilmu dasar tentang budidaya kerang batu (kerang darah), ia pun kerap mengalami kegagalan.
Namun, kegagalan yang dirasakannya tidak membuat dirinya patah semangat, melainkan sebagai motivasi ke depannya.
Ayah tiga anak ini, memulai usaha sampingannya dengan membudidayakan kerang darah sejak 2011 lalu.
Tidak langsung berhasil, ia juga beberapa kali mengalami kegagalan hingga terbentur modal awal.
"Saya tahu bahwa setiap usaha pasti membuahkan hasil. Lantas meski gagal dan terbenturnya modal awal, membuat saya harus bersabar dan lebih mendalami bagaimana cara yang baik untuk budidaya," katanya saat ditemui Tri bun Medan, Rabu (1/7/2020).
Pria berambut cepak ini, menceritakan awal mulanya ia menggeluti usaha budidaya hingga berhasil menghasilkan kerang dengan kualitas ekspor.
• KISAH SUKSES Bripka Abdul, Polisi Hobi Budidaya Kerang Panen 2 Ton, Tembus Pasar Internasional
"Kalau awal, ya saya coba-coba. Saat itu teman saya menawarkan bibit kerang. Di mana saya tidak tahu bagaimana cara membuat kerang ini besar, bagaimana kandungan air yang cocok dan perawatan," ujarnya.
Akhirnya, sambung Abdul yang karib disapa Wancu ini, menemukan lahan yang tidak bisa digunakan dan airnya cocok untuk budidaya kerang.
"Kebetulan saya ada membeli kaplingan di sini. Dulu ini daratan. Tapi karena ada tanggul di hulu yang jebol hingga masuk ke areal ini, berubah menjadi danau. Jadi saya coba masukan bibit yang dibeli dari teman saya, dengan dialasi jaring. Saya lihat perkembangannya, ternyata kerang-kerangan itu hidup," jelasnya.
Tanpa ilmu dasar soal budidaya, dengan bermodal keyakinan dan ketekunan, polisi berpangkat Bripka ini pun nekat menjalani hobi memelihara.
Bibit yang dipelihara Bripka Abdul ini pun perlahan mulai berkembang. Melihat perubahan ukuran pada kerang-kerangnya, ia pun merasa semangat.
• Hobi Bripka Abdul Kadir Budidaya Kerang Batu Menuai Hasil, Panen 2,7 Ton hingga Ekspor ke China
"Kerang itu tumbuh (berkembang). Kemudian saya beli bibit lagi, namun tidak semuanya berhasil. Saya coba beli bibit dari daerah lain seperti Panipahan, Tanjungbalai, itu juga tidak semuanya berhasil," bebernya.
Beruntung, kedatangan Tri bun Medan merupakan hari panen kerang. Abdul pun kemudian mengizinkan untuk melihat proses panen kerang.
Polisi berpangkat Bripka ini pun satu persatu membuka baju dinasnya dan menaiki sampan kecil dengan membawa keranjang pengangkut kerang.
Ia pun mengayu sampan kecil dan perlahan menuju lokasi yang merupakan tempat pemanenan kerang.
"Beginilah proses panen, kita harus menyelam lalu mengambil kerang yang berukuran besar untuk dijual," ungkapnya.
Polisi yang bertugas di Ditpolair Polda Sumut ini pun langsung menyelam ke lokasi tempat pembibitan kerang yang sebelumnya telah dimasukkannya.
Tak butuh waktu lama, ia pun kemudian mengambil kerang berukuran besar dan membawanya naik ke atas permukaan dan mengumpulkannya di keranjang.
Informasi yang berhasil dihimpun Tri bun Medan, panen kerang batu ini tidak bisa dilakukan setiap saat, lantaran harus melihat situasi pasang dan musim.
"Kita lihat pasang, kalau naik, susah untuk memanennya. Begitu juga musim, kerang ini memiliki musim barat dan timur, agar rasanya manis, tidak pahit," bebernya.
• HUT Bhayangkara, Anggota DPRD Sumut Nilai Kapolda Lembek Tuntaskan Peredaran Narkotika
Hobi yang digelutinya sejak sembilan tahun lalu ini, terbilang sukses meski beberapa kali mengalami kegagalan.
Tidak semua kerang dapat berkembang. Ia juga menceritakan bahwa kerang yang ia tabur ada juga yang perlahan-lahan mati karena panasnya lumpur dan air laut.
"Saya pelajari secara otodidak, saya memberanikan diri menggunakan bibit yang lebih besar. Alhamdulillah berhasil," ungkapnya.
Bripka Abdul Kadir Nasution menjelaskan bahwa di lokasi tempat ia memelihara kerang tersebut bukan untuk pengembangbiakan.
"Di sini nggak cocok untuk kerang bertelur dan perkawinan. Di sini hanya tempat untuk pembesaran ukuran kerang, dari bibit kecil yang kita beli biasanya 5000 ekor perkilonya. Dibesarkan hingga 70 ekor perkilonya.
Saat panen, kerang hasil budidaya Abdul sudah mencapai hitungan ton.
Ia juga turut menggandeng masyarakat sekitar Jalan Young Pana Hijau Lingkungan 5 Gang Antara, Kelurahan Labuhandeli, Medan Marelan, dengan membangun kelompok nelayan.
"Jika panen kami beser, ada 30 orang masyarakat akan melakukan proses hingga penimbangan. Kami pernah menembus ekspor hingga 2,7 ton sekali kirim," katanya.
• HUT ke-74 Bhayangkara, Wabup Langkat Berharap Polri Tetap Teguh dan Jaya
Lebih lanjut Abdul menjelaskan, saat ini ia menyerahkan budidaya kerang tersebut agar dijalankan oleh masyarakat setempat untuk membantu perekonomian masyarakat.
"Saya menjalani rutinitas biasa sebagai polisi dan menggandeng masyarakat dalam budidaya ini. Saya melakukan support untuk masyarakat apalagi saat ini sedang pandemi Covid -19. Ini juga sebagai program ketahanan pangan untuk membantu masyarakat," ucapnya.
Kini, dalam pengakuan Abdul, banyak agen yang mencari kerang hasil budidaya yang dirintisnya.
Tak jarang para agen tersebut menyalurkan kerang-kerang itu ke pasar internasional.
"Saya tak segan berbagi ilmu kepada kawan-kawan yang akan menjelang masa purnatugas untuk mengembangkan budidaya seperti ini," jelasnya.
Pria berambut cepak ini juga berencana mengembangkan bisnis sampingannya tidak hanya budi daya, namun akan membuat kuliner dan taman Selfi.
"Kalau saya punya modal, ke depannya saya akan buka restoran di sini, dengan program panen kerang sendiri, dan nikmati hasil panennya. Ini teruntuk pengunjung. Karena kan, belum tentu pengunjung ini merasakan bagaimana sensasi mencari kerang," ungkapnya.
Namun, rencana tersebut belum begitu digarap maksimal, lantaran Abdul terbelit dengan modal yang besar.
"Rencana saja baru ini. Karena saya juga belum punya modal besar. Buat restoran terapung itu butuh biaya yang sangat besar. Sementara saat ini saya masih menggunakan dana pribadi dari gaji yang saya sisihkan," pungkasnya.(mft/tri bun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/polisi-kerang.jpg)