Mengapa Warga Thailand Sudah Berani Menentang Rajanya Pada Saat Ini? Simak Ulasannya Berikut
Gelombang protes yang dilakukan belasan ribu warga muda Thailand sudah berlangsung sejak bulan Juli.
TRIBUN-MEDAN.com - Gelombang protes yang dilakukan belasan ribu warga muda Thailand sudah berlangsung sejak bulan Juli.
Ini adalah salah satu protes terbuka yang menyerukan supaya lembaga kerajaan yang selama ini dianggap sakral bagi mayoritas warga direformasi.
Mereka juga meminta agar pemerintahan yang dipimpin Perdana Menteri Prayuth Chan-o-cha yang melakukan kudeta di tahun 2014 mundur.
Sejauh ini pemerintah sudah melarang demo dan menurunkan tentara di jalanan tetapi unjuk rasa tidak juga mereda.

Raja Thailand, Raja Vajiralongkorn saat mengangkat selir resmi (merah) Sineenat Wongvajirapakdi di depan istri yang baru dinikahinya 3 bulan lalu. (YouTube ProGressTH 789) (YouTube ProGressTH 789)
Jadi apa yang diinginkan oleh para pengunjuk rasa?
Pemimpin unjuk rasa mengawali protes dengan tiga tuntutan: parlemen dibubarkan, konstitusi diubah, dan dihentikannya penindasan terhadap kelompok oposisi.
Pertama, mereka menginginkan Perdana Menteri Prayuth Chan-o-cha mundur.
Dia adalah mantan jenderal yang memimpin kudeta pada 2014, dan mengatakan waktu itu bahwa militer diperlukan untuk mengembalikan keadaan setelah adanya serangkaian protes dan kekerasan.

Raja Thailand Vajiralongkorn mengisolasi diri ke Jerman, membawa serta 20 selir dan menyewa hotel megah (intagram @thairoyalfamily)
PM Prayuth kemudian mengubah konstitusi guna memperpanjang kuasa militer dan juga kerajaan.
Para pengunjuk rasa meminta adanya konstitusi baru guna membatasi kuasa tersebut dan meminta kerajaan direformasi, hal yang tidak berani dilakukan sebelumnya.
Mereka yang turun ke jalan mengatakan bahwa Raja Maha Vajiralongkorn mendukung pemerintahan PM Prayuth setelah pemilu di 2019 yang disebut pihak oposisi direkayasa agar Prayuth tetap berkuasa.
PM Prayuth sendiri mengatakan pemilu berjalan adil.
Para pegiat juga menuduh Raja menyalahgunakan dana milik rakyat dan mencoba mempengaruhi keputusan militer dan politik.
Mereka juga menyampaikan petisi ke Jerman, negara dimana Raja Thailand banyak menghabiskan waktunya, untuk melihat apakah dia menggunakan kekuasaannya ketika sedang berada di Eropa dan bila itu terjadi apakah itu sah untuk dilakukan.

Massa pro-demokrasi menggelar aksi unjuk rasa menentang dekrit darurat oleh Pemerintah Thailand, di Bangkok, Thailand, Kamis (15/10/2020). Puluhan ribu orang turun ke jalan memprotes keputusan Pemerintah mengeluarkan dekrit darurat yang melarang kerumunan dan pembatasan media.
Sejak kapan unjuk rasa ini dimulai?