Irjen Napoleon Satu Sel dengan Tahanan yang Pernah Ditangkapnya dan Bantah Terima Suap Rp 6 Miliar
Irjen Napoleon Bonaparte membantah telah menerima uang suap sebesar Rp 6 miliar untuk menghapus red notice Djoko Tjandra.
"Mau 100 kali pun Tommy Sumardi ketemu saya di ruangan saya itu bukan pelanggaran kode etik Polri apalagi pidana. Yang paling penting, krusial, apakah saya menerima uangnya atau tidak. Itu yang paling penting," ujar Napoleon.

Terdakwa kasus suap penghapusan red notice Djoko Tjandra, Irjen Pol Napoleon Bonaparte menjalani sidang dakwaan di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (2/11/2020). (Tribunnews/Irwan Rismawan)
Soal keperluan pertemuan itu, Napoleon mengatakan Tommy bertemu untuk menanyakan status red notice Djoko Tjandra.
Ia juga membantah tas yang dibawa Tommy berisi uang.
Menurut Napoleon, tas itu itu berisi berkas-berkas persidangan Djoko Tjandra.
Terakhir, Napoleon mengaku kecewa karena pengabdiannya selama 32 tahun tidak dihargai.
Hal ini ia rasakan karena ia ditempatkan dengan tahanan seperti koruptor, pemakai narkoba bahkan orang yang pernah ia tangkap pada bulan Juli lalu, pembobolan Bank BNI Maria Pauline Lumowa.
KompasTV
Irjen Napoleon Bonaparte diwawancarai Aiman Witjaksono. Napoleon membantah menerima uang suap terkait Djoko Tjandra sebesar Rp 6 miliar.
"Saya paham mengapa saya ditempatkan di sini. Saya cuma kecewa, seakan-akan tidak pernah ada satu pun kebaikan yang saya baktikan kepada bangsa ini selama 32 tahun mengabdi," ujar Napoleon.
Napoleon mengaku penahanan yang dijalani tidak akan melemahkan dirinya.
"Jeruji besi di sini tidak akan pernah melemahkan badan apalagi mental saya, tidak akan pernah. Silakan saja yang berwenang untuk berpikir seperti itu," katanya.
(Tribunnews.com/Daryono)
Tautan Artikel:Soal Pertemuan dengan Tommy Sumardi, Irjen Napoleon: Mau 100 Kali Bertemu Itu Bukan Pelanggaran