Arist Merdeka Sirait Bilang Tuak Jadi Pemicu Kekerasan Terhadap Anak oleh Orangtua
Tuak jadi pemicu tindak kekerasan oleh orangtua terhadap anaknya. Kasus paling banyak di Toba dan Samosir
TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN-Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (PA) Arist Merdeka Sirait mengatakan, kasus kekerasan di Kabupaten Toba dan Kabupaten Samosir masuk dalam taraf mengkhawatirkan.
Berdasarkan data yang dimiliki Komnas PA, sepanjang tahun 2020 ini saja ada 42 kasus kekerasan terhadap anak di Toba dan Samosir.
Menurut Arist Merdeka Sirait, yang menjadi pemicu maraknya aksi kekerasan terhadap anak ini adalah, banyaknya orang tua, khususnya ayah yang kerap menenggak tuak.
Baca juga: Kronologi Mantan Petinju Aditya Surbakti Dianiaya Sejumlah Orang di Kedai Tuak
"Kekerasan terhadap anak di Toba dan Samosir karena si ayah minum tuak sore-sore dan lihat anak dianggap seperti istri.
Kejahatan di sana sudah 49 kasus kategori inses, belum lagi dilakukan orang perorang," kata Arist ketika menyambangi Polda Sumut, Rabu (23/12/2020).
Dia mengatakan, untuk saat ini, Provinsi Sumatera Utara sendiri masuk urutan enam besar penyumbang terbanyak laporan kekerasan terhadap anak.
Berdasarkan data Komnas PA, kasus kekerasan terhadap anak di Sumut mencapai 2.726 kasus. Untuk urutan pertama di Indonesia, diisi oleh Provinsi Jawa Timur.
Baca juga: Penjual Tuak di Balige Tiurlan Napitupulu Secara Tegas Tolak Pernyataan Edy Rahmayadi Soal Tuak
Kemudian, di urutan kedua ada Jakarta, ketiga Jawa Barat.
Lalu, ada Sulawesi Selatan, disusul oleh Lampung, serta yang terakhir Sumatera Utara.
Arist mengatakan, kasus kekerasan anak juga dipicu adanya sejumlah orang tua yang mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Ketika orang tua dipengaruhi obat-obatan terlarang, dia lebih rentan melakukan tindakan fisik ke sang anak.
Biasanya, kata Arist, tindak kekerasan terhadap anak juga dilakukan oleh orang-orang terdekat, selain orang tua.
Baca juga: Gubernur Sumut Imbau Masyarakat Tak Konsumsi Tuak, Penjual Tuak di Balige Bilang Seperti Ini
“Faktor kemiskinan dan minuman keras juga menjadi penyumbang terbesar kasus kekerasan terhadap anak di sejumlah wilayah,” terang Arist.
Pada kesempatan ini, Arist turut menyoroti aksi pembunuhan yang dialami Rianto Simbolon, salah satu Raja Adat di Samosir.
Setelah Rianto tewas, ketujuh anaknya kini hidup dalam ketidakpastian.
Arist pun meminta polisi menghukum dan menjatuhi para pelaku dengan hukuman yang berat sesuai dengan tindak kejahatannya.(wen)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/arist-merdeka-sirait-di-mapolda-sumut.jpg)