Wawancara Eksklusif

Almaududy, Alumni USU Sukses jadi Diplomat RI di PBB dan Raih Rekor MURI Doktor Termuda di Australia

Ahmad Almaududy Amri, alumni USU yang berhasil jadi Diplomat RI di PBB dan Raih Rekor MURI sebagai Doktor Termuda di Australia.

TRIBUN MEDAN/HO
Ahmad Almaududy Amri, alumni USU yang berhasil jadi Diplomat RI di PBB dan Raih Rekor MURI sebagai Doktor Termuda di Australia. 

A: Kalau di New York kita berangkat kerja, sidang, buat laporan dan berdialog dengan departemen asing. Kemudian selesai sidang kita kembali ke kantor dan mengirimkan hasil laporan ke pusat. Kemudian ketika sudah mendapat tanggapan ke pusat akan kita sampaikan lagi ke PBB. PBB ini agak sedikit unik karena jadwalnya sudah terjadwal dengan sangat rapi dan sidang formal itu dari jam 10.00-13.00 siang. Kemudian break dan dilanjut lagi dari pukul 15.00-18.00. Kita sudah diberikan portofolio dan masing-masing sudah memegang file tertentu dan kita dalami. Setiap meeting yang terkait file, kitalah yang menjadi vocal point untuk mempersiapkan bahan-bahannya dan mempersiapkan talking pointnya jika ada pimpinan kita yang akan berbicara.

T: Sudah berapa lama Almaududy di New York dan apa yang paling menyenangkan tinggal di Negeri Paman Sam tersebut?

A: Sudah disini sejak tahun 2018 dan sudah menjelang akhir untuk di bagian Perutusan Tetap RI di PBB tapi sejak Agustus 2020 saya ditugaskan langsung untuk bekerja di kantor kepresidenan majelis umum PBB.

Kalau di NY ini enak bagi orang yang suka Travelling dan menyetir. Jaraknya mungkin jauh seperti Jakarta-Bandung tapi tidak terasa karena hampir tidak ada macet. Setiap Minggu kita tentukan mau kemana dengan harga bervariasi. Kita datang ke park saja anak-anak sudah senang sekali. Pas lagi musim salju kita main ke tempat ski, resort yang letaknya tidak terlalu jauh dengan harga terjangkau. Jadi setiap musim disini selalu ada kegiatan.

T: Siapa motivator terbesar Almaududy untuk bersemangat mengejar pendidikan setinggi mungkin?

A: Motivasi terbesar itu orangtua saya. Sejak kecil itu Ayah saya sudah menaruh perhatian besar kepada anak-anaknya. Salat Subuh kita selalu diwajibkan ke Masjid dan pulang dari Masjid kita buat round table seperti majelis dan setiap orang harus berbicara setiap harinya selama sejam. Walau kita sudah berumur dan pulang ke rumah tetap akan ada kuliah Subuh karena memang sudah mendarah daging. Ibu saya merupakan orang yang fokus terutama dalam hal belajar, ibu saya lah yang berperan penting disana. Keduanya memegang peranan penting dalam hidup saya hingga membentuk kepribadian saya saat ini.

(cr13/tribun-medan.com) 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved