Adat Batak

Eksistensi Orang Batak di Toba, Mombang Boru Sipitu Sundut Jadi Pengingat Sejarah Masyarakat Adat

Masyarakat adat batak di Toba mengadakan upacara Mombang Boru Sipitu Sundut, yang merupakan bagian dari warisan budaya leluhur

Penulis: Alija Magribi | Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/ALIJA
Masyarakat dari Lembaga Adat Keturunan Ompu Mamontang Laut Ambarita Sihaporas (Lamtoras) menyelenggarakan acara tradisi dan ritual bernama Mombang Boru Sipitu Sundut di dekat gerbang masuk-keluar Desa/Nagori Sihaporas. 

Dedaunan dari alam seperti daun sirih, daun pisang, bebungaan, bambu, jeruk purut, tebu serta buah-buahan.

Lalu janur enau atau aren, diikatkan di pagar, seputar lokasi di tepi jalan ketibaan di kampung.

Baca juga: KETUA Aman Tano Batak Roganda Angkat Bicara soal Banjir Parapat, Singgung Tanaman Eucalyptus

Wadah anyaman bambu berhias janur dan dedanunan sirih yang digunakan warga sebagai perlengkapan doa, disematkan pada pilinan ijuk.

Wadah itulah yang dinamai mombang, kemudian dikerek ke ujung bambu, setinggi kurang lebih 5 meter. 

“Kita panjatkan doa-doa kita kepada Debata Mulajadi Nabolon, Tuhan Yang Maha Kuasa, semoga kira sehat-sehat dan panjang umur. Jauh sial dan sakit penyakit, berhasil segala pertanian dan urusan. Horas… Horas… Horas…” ujar Mangitua Ambarita.

Masyarakat Sihaporas rutin menjalankan 7 tradisi Batak warisan Ompu Mamontang Laut Ambarita.

Pertama, Patarias Debata Mulajadi Nabolon, yaitu tradisi berupa pesta adat untuk memuliakan dan menyampaikan puji-pujian Debata Mulajadi Nabolon, Tuhan Yang Maha Esa.

Baca juga: Goa Pinapan, Lorong Waktu Manusia Batak Masa Lalu, Dipercaya Menyempurnakan Ilmu Kebathinan

Ritual ditandai menyampaikan persembahan sesembelih hewan kambing, dekke ihan atau ihan Batak (Latin: Neolissochilus thienemanni), ayam kampung, serta rudang (bebungaan dan tumbuhan), yang diiringi musik tradisional berupa gondang Batak. Acara berlangsung tiga hari dua malam, diselenggarakan empat tahun sekali.

Kedua - Raga-Raga Na Bolak Parsilaonan, yaitu doa permohonan dan persembahan kepada Debata Mulajadi Nabolon melalui leluhur, yakni Ompu Mamontang Laut Ambarita. Ritual ditandai menyampaikan persembahan yang diiringi musik tradisional berupa gondang Batak.

Acara berlangsung dua hari satu malam, diselenggarakan empat tahun sekali. Pesta adat Patarias Debata Mulajadi Nabolon diselenggarakan berselang-seling dua tahun dengan Raga-raga Na Bolak Parsilaonan.

Ketiga - Mombang Boru Sipitu Suddut, yaitu doa permohonan kepada Debata Mulajadi Nabolon melalui leluhur, yakni Raja Uti alias Raja Nasumurung dan Raja Sisimangaraja. 

Ada persamaan atau kemirian tradisi Mombang Boru Parorot dengan Manganjab.

Baca juga: Marthin Frans Sianipar, Pebalap yang Juga Pengarang Lagu Batak, Pecinta Koleksi Benda Klasik

Perbedannya, Mombang Boru Parorot diselenggarakan di baba harbanganni huta (di dekat gapura desa/kampung), sedangkan Manganjad dilaksanakan diladang/perhumaan. Ritual berlangsung satu hari, dan tanpa gondang. 

Keempat - Manganjab, adalah doa memohon kesuburan tanah dan keberhasilan pertanian, sekaligus tolak bala dari hama dan penyakit tanaman.

Diselenggarakan di ladang/perhumaan setiap tahun, dulu, lazim saat boltok eme (padi bunting).

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved