Keindahan Alam Pakpak Bharat Titipan Tuhan, Inilah Sejumlah Objek Wisata yang Menakjubkan di Sana
Dari Kota Medan menuju Kabupaten Pakpak Bharat menempuh perjalanan 193 kilometer dengan catatan waktu sekitar 6 jam yang melintasi dua kabupaten
Penulis: AbdiTumanggor | Editor: Ayu Prasandi
Setelah diberi pertolongan, si berru Tinambunan tak kunjung sadar, hingga pada akhirnya ia pun menghembuskan nafas terakhirnya.
Akhirnya, Si Berutu pun hanya bisa menggerutu untuk meratapi nasibnya. Kemudian keluarganya langsung memberitahukan kabar duka tersebut ke kepada orangtua si berru Tinambunan.
Mendapat kabar tersebut, orangtua dan keluarga si berru Tinambunan langsung menjemput jasad putrinya.
Saat pasukan Berutu membawa berru Tinambunan dalam keadaan pulas, ternyata ada juga satu Berru Tumanggor yang menemani sang kakaknya.
Si Berru Tumanggor pun ikut meratapi kepergian kakaknya si Berru Tinambunan. Bahkan kolam air mata Berru Tumanggor ini juga ada di bawah kolam air mata Berru Tinambunan tersebut.
Hingga kini, kedua kolam air tersebut tetap berisi air walaupun di musim kemarau yang berkepanjangan.
Setiap orang yang mengunjungi Eluh Berru Tinambunen ini disarankan untuk mencuci wajah pada air tersebut sebagai adat- istiadat di lokasi tersebut.
Masyarakat meyakini jika air tersebut bisa menyumbuhkan rasa lelah jika kita mencuci wajah kita pada air tersebut dan ada beberapa masyarakat juga mempercayai bahwa air/eluh tersebut bisa memudahkan cari jodoh dan menyembuhkan berbagai penyakit yang tentu dengan cara berdoa di lokasi.
Baca juga: Resep Keripik Kentang Rasa Pecel, Camilan Enak untuk Disantap Keluarga
Kisah eluh (air mata) ini dinyatakan nyata khusunya bagi para keturunan Simbolon Tuan (Nahoda Raja) yang memiliki 7 anak laki-laki yaitu:
1. Simbuyakbuyak ( lahir tak bertulang dan pergi tanpa meninggalkan jejak)
2. Tinambunan (Tinambunen)
3. Tumanggor (Tumangger)
4. Maharaja
5. Pinayungan
6. Turuten
7. Nahampun (Anak Ampun/ Nangkampun)
Ke tujuh anaknya ini dilahirkan di Sionom Hudon, Kabupaten Humbang Hasundutan. Dulu hingga kini dikenal sebagai Suak Pakpak Kelasen.

Puncak Delleng Simpon. Jalan beraspal wilayah Kabupaten Pakpak Bharat, sedangkan yang rusak jalan wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan. (TRIBUN MEDAN/HO)
Mengembangkan Pertanian, Wisata Arung Jeram, Wisata Berburu, dan Glamorous Camping (Glamping)
Selain melihat 'Eluh Berru Tinambunan', Anda juga bisa bercamping di hutan Delleng Simpon (Gunung Simpon). Tentu dengan tetap menjaga kelestarian alamnya.
Pakpak Bharat memang 80 persen lebih daerahnya dengan kawasan hutan yang berbatasan langsung dengan Aceh Singkil dan Kecamatan Parlilitan Humbang Hasundutan yang sangat cocok untuk forest tourism.
Selain pengembangan pariwisata dan pertanian, Pakpak Bharat akan lebih maju, dan perekonomiannya akan lebih menjanjikan jika didukung semua pihak, terlebih pemerintah pusat maupun provinsi.
Pakpak Bharat bisa dikatakan sebagai sentralnya dua kawasan laut. Yaitu Laut Barus Tapanuli Tengah dan Laut Aceh Singkil. Dari Pakpak Bharat menuju Laut Barus hanya menempuh perjalanan 3 jam dengan sepeda motor. Begitu juga ke Laut Aceh Singkil hanya menempuh 3 jam perjalanan dengan sepeda motor. Jika menggunakan kendaraan mobil maka setidaknya hanya 4 jam waktu perjalanan.
Namun, sayangnya, hingga saat ini, infrastruktur jalan provinsi menuju ke dua pelabuhan laut itu belum seutuhnya diperhatikan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Di sisi lain, untuk meningkatkan pertanian masyarakat, pada tahun 2022 ini, Pakpak Bharat telah menyiapkan lokasi untuk Food Estate seluas 1.440 hektar. Program ini dari pemerintah pusat. Sama seperti Food Estate di Kabupaten Humbang Hasundutan.
Diharapkan, program Food Estate ini bisa berjalan dengan baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pakpak Bharat.
"Kita harapkan dukungan dari semua pihak dan masyarakat setempat agar program nasional (Food Estate) ini bisa berjalan baik dan secepatnya bisa terlaksana. Dalam bulan Januari 2022 ini, semua harus segera tuntas. Mulai dari penentuan batas-batas lokasi, mendata pemilik lahan, sosialisasi hingga akses jalan utama menuju lokasi," ujar Bupati Franc Bernhard Tumanggor.

Wisatawan menikmati arung jeram (rafting) di Lae Ordi di Ulu Merah.
Selain itu, Pakpak Bharat juga telah mengembangkan wisata Rafting (Arung Jeram) Lae Ordi di Desa Ulu Merah, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu. Lae bahasa lokal (Sungai) ini membentang dari Desa Cikaok hingga Desa Binanga Boang.
Menariknya, arung jeram ini dibagi menjadi 3 paket, yaitu 5 Km, 3 Km bahkan 7 Km dengan titik awal yang berbeda-beda. Hal itu ditentukan berdasarkan tingkat kesulitannya.
Jika pengunjung menginginkan medan yang langsung memacu adrenalin, maka bisa langsung mencoba paket 5 Km atau 7 Km. Sedangkan paket 3 Km disarankan untuk pengunjung pemula yang lebih ingin menikmati kesejukan airnya yang masih alami dari pegunungan.
Rindangnya pepohonan di sepanjang daerah aliran sungai membuat jalur Arung Jeram Lae Ordi sangat teduh. Bahkan, di beberapa titik jalur Arung Jeram bersisian dengan ladang masyarakat sekitar.
"Peningkatan ekonomi masyarakat dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) memang menjadi hal yang terus diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat," demikian ditekankan Bupati Pakpak Bharat Franc Bernhard Tumanggor.
Baca juga: Wisata Mangrove Lubuk Kertang Langkat, Bisa Dapat Edukasi hingga Kulineran
Berikut ini daftar tempat wisata di Kabupaten Pakpak Bharat yang cocok untuk dikunjungi (forest tourism):
1. Rafting (Arung Jeram) Lae Ordi
2. Rafting (Arung Jeram) Lae Kombih.
3. Pesona Delleng (Gunung) Simpon.
4. Sumur Eluh Berru Tinambunan (Sumur Air Mata Putri Tinambunan).
5. Air Terjun Sipitu Lae Petulan
6. Air Terjun Lae Une
7. Air Terjun Lae Singgabit
8. Air Terjun Lae Simbilulu
9. Batu Tettal
10. Situs Patung Mejan
11. Puncak Sindeka
12. Sicike-Cike
13. Sibande
(*/Tribunmedan)