SOSOK Kontroversial Edy Mulyadi, Pernah Diperiksa Kasus Bentrokan FPI-Polisi dan Gagal ke Senayan
Edy Mulyadi menjadi sosok kontroversi selama sepekan ini setelah ucapannya tentang Kalimantan viral dan menjadi sorotan publik.
TRIBUN-MEDAN.com - Edy Mulyadi menjadi sosok kontroversi selama sepekan ini setelah ucapannya tentang Kalimantan viral dan menjadi sorotan publik.
Sekretaris Jenderal Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) ini dengan berani mengucapkan Kalimantan sebagai 'tempat jin buang anak'.
Bahkan, ia mengatakan di Kalimantan hanya Gundoruwo dan kuntilanak.
Sebelumnya juga, Edy Mulyadi menghina Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto sebagai 'Macan Mengeong'.
Penghinaan ini pun sudah dilaporkan Gerindra Solo.
Profil Edy Mulyadi
Tidak banyak informasi pribadi mengenai Edy Mulyadi di dunia maya.
Namun, Edy Mulyadi mengaku sebagai wartawan.
Diberitakan Tribunnews.com pada 17 Desember 2020 lalu, dalam salah satu reportasenya, Edy menggunakan rompi bertuliskan Forum News Network (FNN).
Dikutip dari laman fnn.co.id, nama Edy Mulyadi tercantum sebagai Dewan Redaksi.
FNN bernaung di bawah PT Forum Adil Mandiri yang berkantor di Jl Majapahit Jakarta Pusat.
Edy Mulyadi juga diketahui mengelola channel Youtube, Bang Edy Channel.
Saat dilihat Tribunnews.com pada Senin (24/1/2022), Channel Youtube ini memiliki 214 ribu subscriber.
Kebanyakan kontennya berisi kritikan terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.
Pada Pemilu Legislatif 2019 lalu, Edy masuk ke dunia politik.
Ia menjadi caleg Partai Keadilan Sejahtera.
Hal itu dibenarkan oleh Juru Bicara (Jubir) PKS, Ahmad Mabruri.
Namun, setelah proses pemilu usai hingga kini, Edy Mulyadi tidak aktif di struktur level manapun dan bukan pejabat struktur PKS.
"Yang bersangkutan pernah jadi caleg pada 2019 lalu tapi setelah itu tidak aktif di kepengurusan PKS," kata Mabruri saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Senin (24/1/2022).
Selain itu, Edy Mulyadi juga tercatat sebagai Sekretaris Jenderal Gerakan Nasional pengawal Fatwa (GNPF).
Pernah Dipanggil Polisi
Dalam catatan, Edy Mulyadi pernah dipanggil polisi sebagai saksi terkait kasus bentrokan FPI-Polri di jalan Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat.
Edy Mulyadi dipanggil dalam surat bernomor S.Pgl/2792/XII/2020/Dit Tipidum tanggal 11 Desember 2020.
Dalam surat itu, Edy diperiksa sebagai saksi dalam dugaan tindak pidana di muka umum secara bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang.
Hal itu terkait video reportase yang ia buat pada 8 Desember 2020.
Sempat mangkir, Edy akhirnya memenuhi panggilan polisi pada 17 Desember 2020.
Edy menyampaikan kedatangannya hanya untuk mengklarifikasi terkait pemanggilan pemeriksaan yang dilakukan pada hari ini di Bareskrim Polri.
Dia mengaku tak mengetahui materi pemeriksaannya hari ini.
"Nggak ngerti kita makanya mau dateng. Kemarin saya udah kasih tau ke penyidik saya berhalangan ada kegiatan lain," kata Edy di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (17/12/2020).
Baca juga: Ditinggal 2 Bulan, Pria Asal Bali Laporkan Perselingkuhan Istrinya ke Polisi
Baca juga: Mangkir dari Pemeriksaan Polisi, Edy Mulyadi Juga Tancap Gas Tinggalkan Wartawan: Gak Bersedia
Karir politik Edy Mulyadi
Edy yang bernama lengkap Edy Mulyadi lahir di Jakarta pada 8 Agustus tahun 1966 pernah menjadi calon legislatif (caleg).
Ia maju dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada April 2019 lalu di Daerah Pemilihan (Dapil) Jakarta III yang meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.
Namun setelah pemilu usai, Edy Mulyadi tidak aktif di partai tersebut dan juga bukan merupakan pejabat struktur PKS.
Namun ia gagal masuk ke senayan. Ia pun berhenti dari karir politik dan kini aktif mengkritik pemerintah.
Ucapan Edy Mulyadi
Ucapan Edy Mulyadi yang dimuat di channel YouTube Mimbar Tube tersebut ramai dan dikecam banyak kalangan karena dianggap menghina orang Kalimantan.
Edy melontarkan pernyataan itu saat mengkritik pemindahan Ibu Kota Negara (IKN).
"Bisa memahami gak, ini ada tempat elit punya sendiri yang harganya mahal punya gedung sendirian lalu dijual pindah ke tempat jin buang anak," ujar Edy dalam video di channel YouTube Mimbar Tube.
"Pasarnya siapa, kalau pasarnya kuntilanak genderuwo ngapain bangun di sana," katanya, sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.
Setelah menuai kecaman, Edy Mulyadi akhirnya menyampaikan permintaan maaf.
Edy Mulyadi menjelaskan istilah yang dikatakan tersebut merujuk pada tempat yang jauh.
"Tempat jin buang anak itu hanya istilah untuk menggambarkan tempat yang jauh, terpencil," katanya pada Senin (24/1/2022), dikutip dari Channel Youtube Bang Edy.
Edy mengaku tidak ada maksud untuk menghina.
"Cuman yang saya sampaikan tempat jin buang anak itu untuk menggambarkan lokasi yang jauh," kata Edy.
Permintaan maaf ini disampaikan Edy Mulyadi saat pertemuan sejumlah tokoh Kalimantan yang dipimpin oleh dosen FISIP Universitas Islam Kalimantan, Muhammad Uhaib As'ad.
Baca juga: SOSOK Rikardo Simanjuntak, Kasi Pidum Kejari Tanjungbalai, Miliki Prinsip dalam Jalankan Pekerjaan
Baca juga: Menko Airlangga Sebut UMKM Merupakan Pilar Pertumbuhan Ekonomi Selama Pandemi
(*/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Edy-Mulyadi-memang-tengah-viral-setelah-menyebut-Kalimantan-sebagai-tempat-jin-buang-anak.jpg)