Viral Medsos

Jamin Wanita Pakai Jilbab, Partai Penguasa Presiden Erdogan Ajukan Aturan, Turki Dilanda Polemik

Pengajuan dari partai yang dipimpin Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tersebut memicu polemik di negara sekuler tersebut.

Editor: AbdiTumanggor
http://www.abc.net.au
Recep Tayyip Erdogan 

CHP memanfaatkan polemik yang muncul dengan menuding AKP menyandera perempuan berhijab untuk bahan kampanye.

Erdogan lantas membela diri atas serangan tersebut.

Ia menegaskan bahwa aturan ini tak akan merugikan orang lain.

“Apakah ada diskriminasi antara perempuan berhijab dan tidak? Tidak!” ujar Erdogan.

Ketika Ataturk membentuk Turki modern pada 1923, jilbab secara bertahap dilarang di sekolah dan kantor.

AKP mulai mengubah hal itu pada 2008, mencabut larangan di universitas, perguruan tinggi, dan kemudian di pegawai negeri sipil, parlemen, dan kepolisian.

Sejarawan Berrin Sonmez mengatakan, wanita Turki sangat memuji pencabutan larangan pemakaian jilbab tersebut.

“Mereka yang memandang jilbab sebagai simbol agama yang bertentangan dengan prinsip sekularisme harus memahami bahwa (pemikiran mereka) diskriminatif,” kata Sonmez.

“Dilarang atau wajib, jilbab melanggar hak perempuan jika aturan memakainya diberlakukan oleh negara,” imbuh Sonmez.

Dengan tidak adanya penelitian yang lebih baru, dia mengutip survei tahun 2012 yang menunjukkan 65 persen wanita Turki mengenakan jilbab.

Dia memperkirakan, setengah dari wanita Turki memakai jilbab hari ini.

(*/tribun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Erdogan Ajukan Aturan Jamin Wanita Pakai Jilbab, Turkiye Dilanda Polemik"

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved