Pembunuhan Berencana
Anaknya Bunuh Mantan Anggota DPRD, Ayahnya Dipenjarakan Kasus Korupsi, Kerajaan Okor Ginting Runtuh?
Seri Ukur Ginting alias Okor Ginting, ayah dari tersangka pembunuhan berencana Tosa Ginting sudah dipenjarakan polisi
"Itu sudah direncanakan para pelaku untuk membunuh korban dengan cara dikampak, namun tidak berhasil," ujar Togar.
Baca juga: Eksekutor Pembunuh Mantan Anggota DPRD Langkat Ternyata Pernah Bunuh Preman Pasar Saat Kelas 2 SMP
"Tapi pada tanggal 26 Januari 2023 sekitar pukul 21.10 WIB, korban juga mau dibunuh tapi gagal karena warung saat itu ramai. Alhasil sekitar pukul 23.00 WIB korban berhasil dibunuh para tersangka saat hendak pulang ke rumahnya di Desa Besilam Bukit Lambasa, Dusun VII Bukit Dinding, Kecamatan Wampu, Langkat," sambungnya.
Togar menegaskan, dirinya selaku kuasa hukum keluarga, dalam waktu dekat segera menyurati Mahkamah Agung (MA), kejaksaan dan lainnya.
Karenanya, salah satu dari pada tersangka dalam perkara ini, yang juga otak pelaku bernama Luhur Sentosa Ginting alias Tosa Ginting pernah melakukan penembakan terhadap warga Kebun Balok, Desa Besilam Bukit Lambasa.
"Kami berharap proses perkara hukum ini di Pengadilan Negeri Stabat, benar-benar tidak ada intervensi siapa pun. Dan hakim akan menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya sesuai perbuatan para pelaku," tutup Togar.
Polres Langkat dipenuhi karangan bunga
Puluhan karangan bunga dari berbagai elemen masyarakat membanjiri Polres Langkat, Sumatera Utara, Rabu (15/2/2023).
Amatan wartawan Tribun Medan, puluhan karangan bunga itu bertuliskan ucapan selamat kepada Polda Sumatera Utara (Sumut) dan Polres Langkat, karena telah berhasil mengungkap pelaku kasus penembakan mantan anggota DPRD Langkat, Paino.
Polda Sumut dan Polres Langkat, berhasil mengamankan lima orang pelaku termasuk otak pelaku yang menembak dada kanan Paino hingga tewas.
Adapun kelima pelaku yang berhasil ditangkap bernama Luhur Sentosa Ginting alias Tosa (otak pelaku), Dedi Bangun (38), Persadanta Sembiring (43), Heriska Wantenero alias Tio (27), dan Sulhanda Yahya alias Tato (27).
Sementara itu menanggapi puluhan karang bunga itu, Kapolres Langkat, AKBP Faisal Rahmat Husein Simatupang pun angkat bicara.
"Alhamdulillah, berkat Rahmat Allah SWT dan dukungan masyarakat, kasus penembakan Almarhum Paino dapat terungkap," ujar Faisal.
Faisal menambahkan, pihaknya bersama Polda Sumut, berjanji akan menangani kasus kematian Paino sebaik-baiknya.
"Kami mengucapkan terimakasih atas dukungan semua pihak, dan kami akan menangani kasus ini dengan sebaik-baiknya," ujar Faisal.
Sedangakan itu, Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak saat konferensi pers di Mapolda Sumut, Senin (13/2/2023) siang mengatakan, penembakan itu dilakukan dengan senjata api rakitan.
Dikatakannya, lima tersangka itu Luhur Sentosa Ginting alias Tosa (26) sekaligus otak pelaku, Dedi Bangun (38) eksekutor, Persadanta Sembiring (43), Heriska Wantenero alias Tio (27), dan Sulhanda Yahya alias Tato (27).
Mereka ditangkap tim gabungan Ditreskrimum Polda Sumut dan Satreskrim Polres Langkat.
Panca menegaskan tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka lainnya.
Warga minta dirikan posko
Warga Desa Besilam Bukit Lambasa, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, berharap kepada pihak kepolisian khususnya Polres Langkat untuk segera membangun pos polisi di desa tersebut.
Dibangunnya pos polisi ini diharapkan agar kejadian yang menewaskan mantan anggota DPRD Langkat periode 2014-2019 Paino, tak terulang kembali.
Bahkan agar pos polisi dibangun, Almarhum Paino yang tewas ditembak, ternyata sudah mengibahkan tanahnya untuk membangun pos polisi itu.
Hal ini pun disampaikan oleh Kepala Desa Besilam Bukit Lambasa, Susilawati saat di wawancarai wartawan Tribun Medan, Rabu (15/2/2023).
"Sebelum jauh dari kejadian ini, Almarhum Paino pada tahun 2021 sudah mengibahkan tanahnya untuk membangun pos polisi," ujar Susilawati.
Lanjut Susilawati, hingga sampai sekarang pembangunan pos polisi di Desa Besilam Bukit Lambasa, belum terlaksana.
"Saya dan warga berharap saat ini kedepan pos polisi dapat terbangun," ujar Susilawati.
Dan kalau pos polisi itu terbangun tetapi di luar Desa Besilam Bukit Lambasa, mengingat jarak tempuh sangat jauh, jadi masyatakat ragu.
"Bagaimana kejahatan itu bisa langsung ditangani, sementara pos polisi itu jauh," ujar Susilawati.
Sedangkan itu, Susilawati menambahkan, pihaknya kemarin sudah mengajukan ke Polres Langkat untuk pembangunan pos polisi.
"Saya berharap kejahatan yang dialami Pak Paino ini tidak terulang kembali, karena kejatahan ini sudah sangat lama terjadi di desa kami," ujar Susilawati.
Sementara itu, Kapolres Langkat, AKBP Faisal Rahmat Husein Simatupang saat dikonfirmasi, belum mendengar adanya pemohonan pembangunan polisi di Desa Besilam Bukit Lambasa.
"Belum dengar saya. Nanti akan saya cek dulu. Karena pada 2021 saya belum di Langkat," ujar Faisal. (tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.