Event F1H20 Digelar, Pedagang di Parapat Ungkit Suvenir tak Laku
Efek domino F1H20 tak berdampak ke daerah-daerah lain seperti Kota Wisata Parapat di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun.
Penulis: Alija Magribi | Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
TRIBUN-MEDAN.com, RAYA - Kendati pemerintah pusat berupaya mengembalikan minat wisatawan mengunjungi Danau Toba dengan menggelar F1H2O Powerboat di Balige, nyatanya efek domino tak berdampak ke daerah-daerah lain seperti Kota Wisata Parapat di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun.
Kota wisata yang terkenal sejak dulu sebagai ikon Danau Toba ini masih sepi. Hal itu terpantau pada Kamis (23/2/2023) siang, yang mana pemandangan ini begitu dikhawatirkan oleh para pedagang suvenir.
Ketua Asosiasi Pedagang Suvenir Parapat, Junior Pardede yang ditanyai reporter Tribun Medan mengaku dirinya dan teman-teman pedagang tak ada persiapan khusus menyambut wisatawan. Alasannya, sejak beberapa hari lalu, potensi kunjungan wisatawan tak sebesar yang media beritakan.
“Abang tahu sendiri. Kacau Parapat ini. Media saja yang melebih-lebihkan. Kenyataan di lapangan hancur. Aku saja dua hari lalu malah tutup toko,” kata Junior yang mengaku para pedagang lain juga mengeluhkan hal serupa.
Lanjut Junior, sektor wisata di Parapat ini sudah kesulitan untuk bangkit lagi. Masalah tak cuma pada pemerintah, melainkan kesadaran wisata dari masyarakat Girsang Sipangan Bolon sendiri.
“Penjualanku kacau. Efek domino (F1H2O) secara umum nggak ada. Inilah kondisi terkininya. Nggak ada pengaruh. Kabarnya cuma hotel di sini yang full dan wisatawan ramai di Balige. Kalau di sini, nggak ada,” keluhnya.
Disinggung terkait tingkat hunian yang tinggi di Parapat pada pra-event F1H2O kali ini, Junior tetap pesimis. Ia menyebut tingkat hunian hotel tak berbanding lurus dengan tingkat pembelian cenderamata di Parapat.
“Pedagang sama-sama ngeluh. Ada pun tamu dari hotel yang belanja suvenir jumlahnya satu-satu,” kata Junior.
Senada dengan Junior, Sirait yang merupakan stakeholder lain (pemilik cofeeshop) di Parapat juga mengaku hingga H-3 Race F1H2O Powerboat merasa tidak ada keramaian seperti apa yang diidamkan pemerintah. “Sampai saat ini keramaian belum ada,” katanya.
Baca juga: Ajang Solu Bolon akan Tergantikan, Penyelenggara F1H2O di Danau Toba Bebani Warga Beli Tiket
Beda nasib dengan para pedagang suvenir, sejumlah hotel di Parapat patut bersyukur mengalami peningkatan tamu yang signifikan. Contohnya Hotel Grand Tamaro. Hotel ini bahkan mencatat kenaikan 100 persen pada Sabtu (25/2/2023).
Humas Hotel Grand Tamaro Doli Butarbutar menyebut dari 75 kamarnya, tren kenaikan mulai tercatat mulai 23 Februari 2023 sampai dengan 25 Februari 2023.
“Okupansi pada tanggal 25 Februari 2023 terisi 75 kamar dari total 75 kamar kami. Kemudian tanggal 26 Februari 2023 ada 62 kamar terisi. Tamu ada yang dari institusi dan masyarakat,” jelas Doli.
Sementara itu, untuk detail okupansi hotel, Kepala Dinas Pariwisata Fikri Damanik menyampaikan dirinya akan memberikan detail data sesaat lagi (hingga berita diturunkan data belum diberikan).
“Nanti kita berikan detailnya, ya, bang. Saya agak sibuk ini,” kata Fikri. (alj/tribun-medan.com)
Libur Akhir Pekan di Parapat Aman dan Lancar Berkat Pengamanan Sat Lantas Polres Simalungun |
![]() |
---|
Operasi Hopal Toba 2023, Polres Simalungun Libatkan 304 Personel Gabungan Di Kota Wisata Parapat |
![]() |
---|
Kejuaraan Dunia F1H2O Powerboat Jadi Ikon Baru Pariwisata Danau Toba |
![]() |
---|
Jamin Kesehatan Para Pebalap, Ruang Trauma Center Disiagakan Selama Ajang F1H2O Danau Toba |
![]() |
---|
Kamar Hotel di Kawasan Toba Ludes Dipesan Penonton F1H20 Powerboat Lake Toba |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.