Dugaan Malapraktik

KPK Desak Kementerian Kesehatan Tutup RS Bina Kasih Diduga Lakukan Malapraktik Anak Anggota TNI

KPK meminta agar Kementerian Kesehatan segera menutup RS Bina Kasih karena kasus dugaan malapraktik anak anggota Kodam I/Bukit Barisan

Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/RECHTIN HANI RITONGA
Puluhan massa yang tergabung dalam Koalisi Peduli Kesehatan (KPK) Sumatera Utara, menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Jalan Diponegoro, Medan, Selasa (25/7/2023). 

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- RSS, bocah berusia enam tahun anak anggota Kodam I/Bukit Barisan, Serka Holmes Sitompul diduga menjadi korban malapraktik dokter di RS Bina Kasih Medan.

Atas hal tersebut, massa dari Koalisi Peduli Kesehatan (KPK) Sumatera Utara mendesak agar Kementerian Kesehatan segera menutup RS Bina Kasih Medan. 

Menurut Koordinator Aksi, Andrew Amanah Carnegie Hasibuan, ada dugaan kesengajaan oknum dokter membiarkan tangan pasien membusuk hingga nyaris diamputasi. 

Baca juga: Dugaan Malapraktik, Manajemen RSU Mitra Medika Dilaporkan ke Polda Sumut

"Urat nadi anak tersebut terpotong, dan pihak RS Bina Kasih diduga sengaja melakukan pembiaran terhadap anak itu pasca operasi tangannya agar terjadi pembusukan yang bertujuan menghilangkan jejak jaringan urat tangan yang terpotong," kata Andrew, saat melakukan aksi di depan kantor Gubernur Sumut, Selasa (26/7/2023).

Andrew mengatakan, pihaknya menduga telah terjadi persekongkolan jahat sesama tenaga medis RS Bina Kasih terhadap keluarga korban.

Dugaan ini berdasarkan pengakuan orangtua RSS, yakni Serka Holmes Sitompul, yang merupakan anggota TNI AD aktif, bahwa RS Bina Kasih ngotot meminta Holmes untuk menghapus atau meghilangkan dokumentasi dalam bentuk foto dan video yang diambilnya pada setiap proses pengobatan terhadap anaknya di rumah sakit tersebut.

Baca juga: Dipanggil Polisi Atas Dugaan Malapraktik, dr Prasojo Sujatmiko dan Direktur RS Murni Teguh Mangkir

Massa aksi juga menuding RS Bina Kasih sudah lama memberikan pelayanan yang buruk kepada para pasiennya.

Menurut mereka, penilaian itu berdasarkan adanya pengakuan dari beberapa keluarga pasien yang pernah dirawat di RS Bina Kasih.

"Parahnya, RS tersebut dalam 'menggarap' pasien melalui kerja sama rujukan dengan RSU daerah, diduga melakukan suap menyuap berupa pemberian fee kepada pejabat RSUD di Sumut, termasuk di Padanglawas," ungkapnya.

Dalam tuntutannya, massa aksi mendesak Polda Sumut untuk segera melakukan penyelidikan dan penyidikan serta menetapkan tersangka dalam kasus ini berdasarkan laporan orangtua korban bernomor STTLP/B/840/VII/2023/SPKT/Polda Sumut, pada Sabtu, 15 Juli 2023, lalu.

Baca juga: Dipanggil Polisi Atas Dugaan Malapraktik, dr Prasojo Sujatmiko dan Direktur RS Murni Teguh Mangkir

Selain itu, mereka juga meminta supaya Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, untuk turut memberikan rekomendasi penutupan RS Bina Kasih karena terjadinya mal praktik itu dan suap menyuap dalam melalukan kerjasama dengan RSUD di Sumut.

"Kami juga mendesak Kementerian Kesehatan RI untuk turut melakukan pemeriksaan intensif terhadap RSU tersebut serta mencabut izin operasionalnya. Rumah sakit swasta di Sumut juga kami minta hentikan perujukan pasien ke RSU Bina Kasih," pungkas Andrew.

Dalam aksi tersebut, massa juga menunjukkan foto hitam putih bergambar tangan RSS yang sudah membusuk.

Baca juga: Kasus Dugaan Malapraktik di RS Murni Teguh, Polda Sumut Kumpulkan Rekam Medik Korban

Dalam foto itu, terlihet kulit tangan yang melepuh hingga busuk.

Di lokasi aksi tampak puluhan personel Satpol PP berjaga di depan gerbang kantor gubernur.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved