Dugaan Malapraktik
KPK Desak Kementerian Kesehatan Tutup RS Bina Kasih Diduga Lakukan Malapraktik Anak Anggota TNI
KPK meminta agar Kementerian Kesehatan segera menutup RS Bina Kasih karena kasus dugaan malapraktik anak anggota Kodam I/Bukit Barisan
"Setelah dilihat mulai ada pembusukan, mungkin perlu dokter ahli pembuluh darah maka saya usahakan kirimkan ke bagian vaskuler di RSUP Adam Malik," ucapnya.
Jawaban RS Bina Kasih
Direktur Operasional RS Bina Kasih, Rita Ginting mengakui bahwa pihaknya ada menangani pasien anak berinisial RSS (6), hingga berujung laporan dugaan malapraktik di Polda Sumut.
Namun, ketika ditanya mengenai dugaan malapraktik ini, Rita enggan menjelaskan.
Ia beralasan, itu bukan tugasnya.
"Itu kan enggak bagian saya, tapi itu semua kan sudah prosedur. Kalau dia sudah melapor ke Polda, kita juga akan mempersiapkan jawabannya," kata Rita kepada Tribun-medan.com, Minggu (16/7/2023).
Baca juga: Terbaru Malapraktik Operasi Kaki Evarida Simamora, IDI Medan Panggil Dokter RS Murni Teguh
Ia menyampaikan, soal dugaan malapraktik itu, semestinya disampaikan pihak medis setelah dilakukan pemeriksaan terhadap pasien tersebut.
"Karena yang menyebutkan itu malapraktik atau tidak, bukan kami. Jadi nanti orang yang berwenang seperti MKDKI (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia) yang menyampaikan," sebutnya.
Soal keluhan pasien, kata Rita, sang anak mengalami patah tulang.
"Pasien itu jatuh dari sapi atau kerbau, jatuh tulangnya keluar. Lalu dipasang pen, tulangnya enggak ada masalah, bagus. Kalau alergi sama pen itu juga secara medis yang menjawab, karena saya bukan dari medisnya," ungkapnya.
Baca juga: Keluarga Pasien Diduga Korban Malapraktik di Murni Teguh Diperiksa, Minta Polisi Tangkap dr Prasojo
Lebih lanjut, Rita mengatakan pasien tersebut memang sempat dirujuk ke RSUP Adam Malik.
Namun, ia tidak menjelaskan secara detail mengapa pasiennya itu sampai dirujuk ke sana.
Padahal, anak tersebut sudah dilakukan operasi di rumah sakitnya.
"Dia dari rumah sakit kita di rujuk ke Adam Malik, di sana disuruh amputasi. Habis itu berobat lagi kemana lagi nggak tau," tuturnya.(tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.