Breaking News

Mitos Hantu Kuntilanak Bikin Penasaran Antropolog Jerman, Lakukan Penelitian, Hasilnya Mengejutkan

Cerita mitos soal hantu dan kuntilanak adalah topik yang cukup memikat atensi masyarakat

|
Editor: Dedy Kurniawan
HO
Mara Kumandra (29) atau yang kerap disapa Amara Enjoi berkostum hantu, membangunkan warga sahur di Desa Kesatuan, Kampung Manggis, Kecamatan Perbaungan, Serdangbedagai (Sergai), Sumatera Utara, Senin (11/4/2022). Area lampiran 

TRIBUN-MEDAN.com - Cerita mitos soal hantu dan kuntilanak adalah topik yang cukup memikat atensi masyarakat Indonesia.

Seperti diketahui, di Indonesia hantu lekat dengan kehidupan manusia. Jika ada hal-hal yang dianggap tidak masuk akal, maka biasanya hantu sering dijadikan kambing hitam.

Namun, kepopuleran cerita hantu di Tanah Air sendiri bisa terjadi karena kebiasaan dari orang-orang terdahulu.

 

Baca juga: SADIS, INI Rekaman Video Detik-Detik Kapolres Dairi Siksa Anak Buahnya Hingga Masuk Rumah Sakit

Baca juga: Rapat Harmonisasi Ranperda tentang Pajak dan Retribusi Daerah, Berikut Penjelasan Kemenkumham Sumut


 
Publik percaya jika cerita hantu merupakan salah satu jenis cerita rakyat atau folklore.

Cerita-cerita seperti itu masih awet hingga sekarang karena diteruskan secara turun-temurun dari mulut ke mulut.

Salah satu yang paling populer adalah cerita tentang kuntilanak.


Kuntilanak biasanya digambarkan sebagai sosok perempuan berbaju putih, berambut panjang, dan sering tertawa yang menyeramkan.

Penggambaran kuntilanak yang menyeramkan itu kemudian menimbulkan berbagai pertanyaan tentang asal-usulnya.

Hingga pada akhirnya, antropolog Jerman bernama Timo Duile melakukan penelitian terkait kuntilanak tersebut.


Penelitian Timo Duile itu berjudul "Kuntilanak: Ghost Narratives and Malay Modernity in Pontianak, Indonesia".

Baca juga: Polisi Pariwisata Polda Sumut Ciptakan Suasana Nyaman Wisatawan Asing di Parapat

Penelitian itu kemudian dipublikasikan Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia pada 2020 silam.

Dalam judulnya, Timo Duile mencantum nama Malaysia.

Sebab kuntilanak tak hanya ada di Indonesia, tetapi juga ada di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam, yang menyebutnya pontianak.

 
Penamaan pontianak di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam sebagai kata ganti kuntilanak tidak terlepas dari kaitannya dengan asal-usul Kota Pontianak.

Sumber: Tribun Bogor
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved