Berita Viral

AKHIRNYA Jokowi Angkat Bicara Soal Polemik Biaya Proyek Kereta Cepat Whoosh: Bukan Cari Untung

Presiden ke 7 Indonesia, Joko Widodo menanggapi soal polemik kereta cepat Whoosh. 

Biro Pers Setpres
KERETA CEPAT- Presiden RI ke 7, Joko Widodo saat berpose di depan lokomotif Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Rabu (13/9/2023) silam di Stasiun Halim, Jakarta Timur. Proyek ini kemudian jadi masalah karena membebani keuangan negara. 

TRIBUN-MEDAN.com - Presiden ke 7 Indonesia, Joko Widodo menanggapi soal polemik kereta cepat Whoosh. 

Proyek kereta cepat Whoosh kembali menjadi perbincangan. Pengamat menyoroti anggaran yang besar menjadi beban negara. 

Proyek kereta cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh ini menjadi polemik. 

Jokowi angkat bicara soal polemik ini. 

Kata Jokowi proyek kereta cepat ini tidak dibangun untuk mencari laba atau keuntungan finansial. 

Menurut Jokowi, proyek ini sebagai jangka panjang yang dapat dirasakan oleh masyarakat.  

Hal itu disampaikan Jokowi saat ditemui di Mangkubumen, Banjarsari, Kota Solo, Senin (27/10/2025). 

Menurut Jokowi, gagasan pembangunan Whoosh berawal dari persoalan kemacetan parah yang melanda wilayah Jabodetabek dan Bandung selama puluhan tahun. 

“Dari kemacetan itu negara rugi secara hitung-hitungan. Kalau di Jakarta saja sekitar Rp 65 triliun per tahun. Kalau Jabodetabek plus Bandung kira-kira sudah di atas Rp 100 triliun per tahun,” ujar Jokowi.

Baca juga: Tempo 24 Jam Kapolsek Torgamba Ungkap Kasus Curat, Pelaku Ditangkap di Riau Juga Sepeda Motor Curian

Baca juga: Kabar Baik Bagi Petani, Pemkab Humbahas Terapkan Penurunan Harga Pupuk Subsidi Sebesar 20 Persen

Baca juga: KEPSEK Syamhudi Baru Bayar Rp 3 Miliar dari Biaya Ganti Rugi Rp 25 Miliar, Hartanya Terancam Disita

Jokowi menjelaskan, pemerintah kemudian mengembangkan beragam moda transportasi massal seperti KRL, MRT, LRT, Kereta Bandara, dan Whoosh sebagai solusi untuk mengalihkan masyarakat dari kendaraan pribadi. 

“Tujuannya agar masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal sehingga kerugian akibat kemacetan dapat ditekan,” jelasnya.

Bukan Mengejar Laba

Jokowi menegaskan, transportasi publik tidak semestinya diukur dari untung-rugi finansial, melainkan dari manfaat sosial yang ditimbulkannya. 

“Prinsip dasar transportasi massal itu layanan publik, bukan mencari laba. Jadi, transportasi umum tidak diukur dari keuntungan finansial, tetapi dari keuntungan sosial,” tegas Jokowi. 

Menurutnya, manfaat sosial tersebut meliputi penurunan emisi karbon, peningkatan produktivitas, pengurangan polusi, hingga efisiensi waktu perjalanan. 

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved