Kantor Bupati dan DPRD Pohuwato Gorontalo Dibakar Massa, 10 Anggota Polisi Luka Amankan Kerusuhan

Setelah menyampaikan protes, para demonstran akhirnya membakar fasilitas yang ada di lobi kantor Bupati Pohuwato. Banyaknya para demonstran membuat aparat keamanan tidak bisa berbuat banyak.

Warga beringas akibat ketidakjelasan pembayaran lahan milik mereka, yang sudah dituntuk sejak awal tahun ini.

Padahal, lahan milik mereka saat ini sudah di kuasai pihak perusahaan.

Aksi itu atas nama Forum persatuan ahli waris IUP OP 316 dan ahli waris penambang Pohuwato. Dalam tuntutannya, mereka meminta pihak perusahaan mengembalikan lokasi warisan leluhur masyarakat penambang Pohuwato.

Massa juga mendesak PGP menghentikan aktivitas penambangan serta meyelesaikan ganti rugi lahan yang menjadi hak-hak penambang.

10 Anggota Polisi Luka Amankan Demo Ricuh Berujung Pembakaran Kantor Bupati

Sebanyak 10 anggota polisi terluka dalam demo ricuh yang berujung pengerusakan hingga pembakaran gedung DPRD dan Kantor Bupati Pohuwato, Gorontalo.

Kabid Humas Polda Gorontalo Kombes Desmont Harjendro menyebut para anggota tersebut terluka saat melakukan pengamanan.

"Untuk korbannya 10, dari anggota kita 10 orang. Iya betul, yang melakukan pengamanan," kata Desmont saat dihubungi, Kamis (21/9/2023).

Desmont menyebut dari 10 anggota, tujuh di antaranya luka ringan. Sementara itu, tiga orang lainnya mengalami patah tulang.

Di sisi lain, Desmont menyebut pihaknya belum mengetahui soal korban luka dari pihak pendemo dan warga karena belum ada laporan.

"Sampai sekarang belum ada untuk masa juga belum ada yang melapor (korban luka) juga. dari masyarakat yang tidak terlibat unjuk rasa pun belum ada," tuturnya.

Sebelumnya, dikutip dari TribunGorontalo.com, Kantor Bupati Pohuwato, Provinsi Gorontalo dibakar oleh para penambang yang menggelar aksi demonstrasi, Kamis (21/9/2023).

Awalnya massa aksi melempari kantor bupati dengan kayu dan batu.

Kaca jendela terdengar berdenting jatuh. Ratusan massa tak mau ambil pusing.

Serangan terus dilancarkan. Mereka mengepung kantor yang berada di jantung Kota Marisa tersebut.