Cekcok Kepsek dengan Guru SMPN 15

Wali Kota Bobby Nasution Perintahkan Disdik Periksa Guru-guru SMP N 15 Buntut Cekcok dengan Kepsek

Dinas Pendidikan Kota Medan belum juga memeriksa sejumlah guru yang mengajar di SMP Negeri 15 Medan padahal sudah diperintahkan wali kota bobby.

|
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN
Wali Kota Medan Bobby Nasution merespon kejadian peperangan antara guru dan Kepala Sekolah (Kepsek) di SMPN 15 Jalan Syahruddin Sitirejo Kecamatan Medan Amplas Kota Medan 

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Dinas Pendidikan Kota Medan belum juga memeriksa sejumlah guru yang mengajar di SMP Negeri 15 Medan.

Padahal, Wali Kota Medan Bobby Nasution sudah memerintahkan pejabat Dinas Pendidikan Kota Medan untuk segera memeriksa para guru yang dituding melakukan indisipliner tersebut. 

Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Laksamana Putra Siregar mengatakan, pihaknya baru melayangkan surat permintaan pemeriksaan terhadap guru dan kepala sekolah  SMP Negeri 15 Medan tersebut ke pihak Inspektorat. 

Baca juga: Marningot Situmorang Ditemukan Tewas Mengambang di Danau Toba, Warga Heboh

"Kami baru melayangkan surat permohonan kepada Inspektorat agar dilakukan pemeriksaan terhadap guru dan Kepsek. Tujuannya biar permasalahannya selesai," kata Laksamana, Kamis (21/9/2023).

Laksamana mengatakan, dia masih menunggu hasil pemeriksaan dari Inspektorat untuk sanksi yang diberikan.

"Kami masih tunggu lah ini hasil Inspektorat nya seperti apa, baru sanksi yang diberikan kita berikan," ucapnya.  

Saat ini juga dikatakan Laksamana, kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 15 Medan tetap berlangsung.

Baca juga: Kisruh di SMP Negeri 15 Medan, Bobby Nasution Tegaskan Guru dan Kepala Sekolah Sama-sama Salah

"Kami juga lakukan pemantauan kegiatan belajar mengajar di sana. Hasilnya masih kondusif dan berjalan seperti biasanya,"paparnya.

Menurut Laksamana, kegiatan guru ASN mengajar di dua tempat tidak dibenarkan dan diperbolehkan.

"Tentu ini menyalahi aturan karena guru-guru ASN ini digaji pemerintah. Jika mereka (para guru) mengajar di tempat lain tentu mendapatkan gaji juga dari sekolah lainnya. Kemudian tugas guru ASN mengajar itu sudah ada formasi dan jadwalnya. Jadi ini sangat menyalahi aturan," jelasnya.

Disinggung berdasarkan laporan guru SMPN 15 sudah mendapatkan izin dari Disdik dan Kepsek yang lama, Laksamana membantah hal itu.

Baca juga: Terkait Perselisihan di SMP Negeri 15 Medan, Guru dan Kepala Sekolah Sama-sama Salah

"Kalau dari Disdik itu tidak akan terbit izin boleh mengajar di dua tempat untuk guru ASN tersebut. Tapi kalau katanya dari Kepsek lamanya, tentu nanti kita akan periksa juga Kepsek sebelumnya," jelasnya.

Jika Kepsek SMPN 15 yang lama memberikan perizinan mengajar di dua tempat, ditegaskan Laksamana, pihaknya juga akan memberikan sanksi.

"Pasti akan kita periksa Kepsek SMPN 15. Kalau terbukti memberikan izin tentu ada sanksi yang berlaku," terangnya.

Dijelaskan Laksamana, Kepala Sekolah SMPN 15 yang bermasalah sekarang, sudah dipanggil oleh pihaknya.

"Kepsek yang bermasalah, ibu Tiurmaida itu sudah kami panggil. Namun pemeriksaan kan dilakukan oleh Inspektorat. Pemanggilan kita hanya meminta Kepsek untuk tetap melanjutkan belajar mengajar dan harus tetap kondusif," terangnya.

Disinggung apakah ada kemungkinan kepala sekolah akan dicopot, Laksamana tegas mengatakan tidak. 

"Enggaklah, belum tahu (apakah Kepsek akan dicopot dari jabatannya). Ini kan tindakan yang dilakukan Kepsek dalam rangka melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap guru jadi harus kita hargai itu. Hanya saja caranya menahan gaji guru yang salah," terangnya. 

Sementara untuk sanksi guru yang melakukan double job tersebut, Laksamana juga belum bisa menjelaskan.

"Sanksi guru yang double job kita tunggu ajalah dulu hasil pemeriksaan inspektorat ya. Karena saat ini surat permohonan pemeriksaan baru kita layangkan hari ini ke Inspektorat. Setelah selesai baru bisa kita komentari lebih lanjut," katanya.

Jangan Karena Viral Jadi Merasa Benar

Wali Kota Medan Bobby Nasution merespon kejadian peperangan antara guru dan Kepala Sekolah (Kepsek) di SMPN 15 Jalan Syahruddin Sitirejo Kecamatan Medan Amplas Kota Medan.

Menurut Bobby Nasution kedua belah pihak baik guru maupun Kepsek sama-sama memiliki kesalahan yang sama.

Dikatakan Bobby Nasution, pihaknya akan melakukan tindakan tegas terhadap kedua pihak.

"Terkait SMPN 15 ini saya sudah minta diperiksa semua dengan Disdik Medan termasuk guru dan Kepseknya," jelasnya usai menghadiri kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Lapangan Benteng Medan, Rabu (20/9/2023).

Diterangkannya, meski dalam video yang viral Kepala Sekolah yang terlihat salah. Sang guru tersebut juga memiliki kesalahan Indisipliner.

"Bukan karena memviralkan jadi tidak kita periksa. Karena disitu kita lihat gurunya ini juga melakukan kesalahan. Gurunya ini mengajar di sekolah swasta. Dia ASN mengajar di SMPN 15 tapi saya dapat informasinya gurunya jarang masuk dan lebih memilih mengajar di SMP Swasta," terangnya.

Dinilai Bobby Nasution, Kepala Sekolah ini hanya ingin memberikan teguran kepada guru tersebut.

"Tapi cara Kepsek juga salah memberikan teguran dengan menahan gaji guru. Untuk itu sudah kita beri teguran dan gaji guru itu juga sudah dibayarkan," ucapnya.

Bobby Nasution juga menyentil para guru tersebut dengan kata-kata yang sedikit keras.

"Jangan karena viral jadi merasa paling benar," ucapnya.

Untuk itu, Bobby meminta kepada Disdik untuk memeriksa guru yang bersangkutan.

"Saya minta gurunya juga diperiksa. Kalau memang disiplin berat akan ditindak tegas juga. Karena ini mereka (guru) sudah meninggalkan tugas.

Bobby juga meminta agar masyarakat melihat kejadian ini dengan sebaik-baiknya.

"Jadi bukan karena viral dia yang benar. Tapi dasar dari Kepsek memberikan hukuman karena untuk memberi teguran. Tetapi memang cara Kepsek tersebut salah dan harus kita hargai," jelasnya.

Kepsek SMPN 15 Medan Angkat Bicara soal Video Viral Guru Ngaku Gaji Tak Dibayar dan Diintimidasi

Beberapa waktu lalu viral sejumlah guru SMP 15 Medan tengah menangis mengaku ditekan dan diintimidasi kepala sekolahnya.

Terkait rentetan dugaan yang dilayangkan para guru, kepala sekolah SMP 15 Medan Tiurmaida dijawabnya dalam pertemuan dengan Kepala Bidang Pembinaan SMP OK Zulfani Anhar, Minggu (17/9/2023).

"Masalah ini sebenarnya sudah selesai, gaji sudah tersalur ke rekening guru maupun pegawai SMP 15 pada 8 September 2023," ujar Tiurmaida.

Kronologinya dikatakan Kepsek bahwa keterlambatan gaji dimulai karena dirinya tengah mengambil masa cuti pada tanggal 31 Agustus -2 September 2023.

Baca juga: Suami Pergoki Istri Bersiap-siap Bercinta dengan Pria Lain, Sang Istri Menangis Minta Maaf

Baca juga: Kasatlantas Polres Pelabuhan Belawan AKP Pittor Gultom Bantah Terkena OTT dari Mabes Polri

Baca juga: Kepsek SMPN 15 Medan Angkat Bicara soal Video Viral Guru Ngaku Gaji Tak Dibayar dan Diintimidasi

"Jadi itu saya surat resmi cuti, tidak bisa bekerja ada urusan keluarga," katanya.

Pada tanggal 5 September 2023, bendahara SMP 15 Medan memberikan surat SK bahwa beliau pindah sekalian dengan ampra gaji.

Namun, tidak jelas duduk perkara soal penundaan gaji yang dimaksud kepala sekolah terhadap 8 guru yang diajukannya ke dinas pendidikan.

"Jadi saya bilang Bu, kalau apa yang 25 orang dulu dicairkan, 8 nanti dulu, saya bawa ke dinas. Rupanya dari dinas tidak boleh, di tanggal 6 saya mendapat surat untuk klarifikasi soal itu. Sesudah itu, saya bertanya juga apakah tidak boleh seperti itu, saya juga melihat dari kedisiplinan guru tersebut," ungkapnya.

Kemudian ia mengatakan, guru-guru yang delapan orang tersebut tidak disiplin karena pergi tanpa ada permisi.

"Hal itu membuat siswa-siswi rusuh. Sejak itu saya membuat surat penjelasan bagi setiap guru tetapi tidak diindahkan jadi saya buat surat teguran," jelasnya.

Di tanggal 7 kepsek mengaku juga diberi teguran oleh dinas pendidikan terkait pemberian gaji. Ia menuturkan saat itu juga ia langsung mempersiapkan berkas termasuk membuat SK dari bendahara yang baru.

"Jadi di tanggal 8 kami bersama-sama dengan bendahara ke dinas untuk meminta surat pencairan ke bank Sumut. Di situ saya langsung juga yang turun mengantarkan berkas itu. Di hari yang sama masuk ke rekening masing-masing, termasuk saya keseluruhan, jadi tidak ada yang tidak dapat," kata kepsek.

Tiurmaida mengatakan bukan wewenangnya setelah itu jika ada kemungkinan guru yang belum menerima gaji. Sebab secara keseluruhan sudah diproses sesuai prosedur.

"Jadi pada intinya, di tanggal 8 gaji sudah cair ke rekening masing-masing, kalau ada yang belum masuk bukan wewenang saya," tambahnya.

"Saya tidak ada menahan, karena di tanggal 1-2 kan tidak masuk kerja, karena ada urusan keluarga, tanggal 3 Minggu, baru saat saya masuk itu diserahkan amprah ke saya oleh bendahara," tegasnya.

Terkait pungli kepsek menyangkalnya dengan tegas, karena dikatakannya ia bukanlah baru menjadi kepala sekolah.

"Saya bukan baru beberapa bulan menjadi kepala sekolah, bisa dicek SD tempat saya sebelumnya, tidak pernah saya melakukan hal tersebut. Sewa kantin itu selama saya dari bulan 3 hingga bulan 6 di sini, tidak ada kejelasan, sehingga pada tahun ajaran baru saya mau buat itu jadi lebih berarti," ungkapnya.

Dimana hasil pembayaran uang kantin itu dialokasikan ke pembayaran sampah. Karena menurutnya penyumbang sampah terbesar di sekolah berasal dari kantin.

"Jadi wajar toh kalau itu kita balikkan ke situ, bahkan air minum guru dan anak yang ikut ekstra kurikuler juga berasal dari situ. Selama ini uang kantin yang dikelola koperasi tidak jelas peruntukannya, sehingga saya berinisiatif untuk melakukan perubahan, bahkan ada mural yang digambar di tangga sekolah juga uangnya dari situ," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan SMP OK Zulfani Anhar mengatakan kunjungannya hari ini untuk mediasi antara guru dan kepala sekolah.

"Kedatangan kita hari ini mengklarifikasi, bahwasanya sebenarnya sejak jauh hari permasalahan kepala sekolah dengan para guru sudah selesai. Kita sebagai dinas pendidikan kota Medan sudah melaksanakan pembinaan, berupa mediasi mempertemukan guru dengan kepala sekolah," ujar OK.

Hasil dari itu semua masing-masing telah diberikan surat teguran, baik itu kepada kepala sekolah, juga kepada para guru.

"Untuk dugaan yang lain kita harus dalami, karena baru juga kita baca ya, sesuai prosedur investigasi," katanya.

Pemerintah kota Medan terus berupaya merekonstruksi pendidikan di kota Medan, tanpa pungutan biaya, dengan membuka kotak pengaduan.

"Semua hal itu kita akan tangani dengan serius. Sanksi administratif dilakukan berjenjang, pertama teguran, dan beberapa step lainnya. Kita disitu tidak mentolerir terhadap tindakan penahanan gaji, disitu kita memberikan teguran," ungkapnya.

Salah satu guru SMP 15 Medan Ahmad Khaidir mengklarifikasi terkait video viral yang beredar.

Terhadap penundaan gaji, itu merupakan salah paham, sebab video dibuat pagi hari sedangkan gaji masuk di sore hari.

"Hari ini kami diundang untuk melakukan klarifikasi terkait video viral di media sosial. Terkait video tersebut, bertepatan di pagi hari, jadi sorenya baru kita terima gaji," katanya.

"Mungkin di video itu belum terima gaji, tapi sorenya, nah kita tidak menyangka hingga saat ini masih beredar luas. Pembayaran gaji di tanggal 8 sudah selesai dan sudah dibayar," katanya.

Tangis Massal Guru Sempat Viral

Viral video sejumlah guru di SMP Negeri 15 Medan mengaku ditekan dan diintimidasi kepala sekolahnya. Dalam video yang Tribun Medan lihat, Jumat (15/3/2023), terlihat sejumlah guru terlihat menangis di dalam ruangan kelas.

Pada video berdurasi satu menit tersebut, ada seorang guru yang mengatakan pihaknya selalu ditekan

"Pak, kami dari guru SMPN 15 seperti inilah keadaan kami. Diteror kami secara mental. Dibuat panggilan satu dan dua. Nggak sewajarnya kami seperti ini," terang perempuan paruh baya dalam video tersebut.

Menurutnya surat panggilan yang dilayangkan kepada pihak guru tersebut tidak memiliki dasar yang kuat. "Panggilan satu tidak berdasar. Panggilan dua tidak berdasar. Dan ini panggilan ketiga pun tak berdasar," paparnya.

Ia menerangkan bahwa pihaknya telah dipanggil oleh Kepala Bidang (Kabid) SMP Dinas Pendidikan Kota Medan. "Memang kami dipanggil Kabid, tapi kenapa kami dipanggil, karena kami belum gajian," ucapnya.

Menurutnya, kepala sekolah tersebut menganggap guru-guru tersebut telah melakukan birokrasi dengan Disdik. "Padahal tidak (birokrasi), di sana kami delapan guru dipanggil," jelasnya.

Menurutnya, pihaknya telah mengabdi selama 10 tahun. Tetapi baru kali ini pihaknya diberikan surat panggilan.

"Mengabdi kami 10 tahun, nggak pernah kami alami seperti ini," ucapnya.

Bahkan dalam video tersebut, guru lainnya mengaku telah lebih 10 tahun mengabdi mengajar di SMP Negeri 15 tersebut.

"Saya lebih lagi, Bu. Sudah 13 tahun saya mengajar. Begini kali hidup kita. Nggak pernah ada kepala sekolah seperti ini," ucapnya.

Sementara dalam video lain terlihat kepala sekolah tersebut sedang memanggil semua guru SMP Negeri 15. Dalam video tersebut terdengar, Kepsek tersebut memberikan kata-kata yang tak pantas.

"Malu saya sebenarnya. Guru-guru berpengalaman tapi tidak bisa memahami surat yang diberikan,” kata kepsek dalam video

Dikatakan kepsek tersebut, surat yang dilayangkan kepada guru itu ialah surat dari Dinas Pendidikan. "Itu surat dinas yang diberikan. Nggak usah nangis-nangis. Nggak suka saya," ucapnya.

Kepala sekolah tersebut pun sempat berteriak dalam video tersebut. “Pakai surat ada di sana. Surat Edaran dari dinas. Pakai surat jangan pakai mulut," teriaknya kepada sejumlah guru.

Kepsek tersebut pun terlihat semakin marah tak jelas. “Ada saja jawaban kalian. Entah apa-apa saja kalian bilang di dinas sana. Mau ngapain kalian ke dinas sana? Mau ke BK," ucapnya.

Namun guru yang menghadapnya tersebut, menjawab pihaknya dipanggil oleh Dinas Pendidikan.

Tetapi Kepsek tersebut terlihat marah, sebab belasan guru tersebut pergi tanpa izin darinya. "Jadi kalau dipanggil kalian kenapa enggak izin sama saya," terangnya.

Kehilangan kesabaran, sang guru pun akhirnya mengeluarkan keluhannya di hadapan Kepsek tersebut. "Kami nggak pernah buat laporan. Tapi kenapa ibu berikan surat panggilan. Jadi kami bilang lah sifat ibu ke dinas,” katanya. 

Kepala Dinas Pendidikan Buka Suara

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan Laksamana Putra Siregar angkat bicara terkait permasalahan guru di SMP Negeri 15.

Laksamana Putra Siregar mengatakan pihaknya telah memberikan teguran secara tertulis kepada Kepala Sekolah bersangkutan, Tiurmaida Situmeang.

Laksamana Putra Siregar menuturkan selain itu pihaknya jug amasih mendalami kasus cekcok antara guru dan Kepala Sekolah SMPN 15 yang berlokasi di Jalan Syahruddin Kecamatan Medan Amplas tersebut.

"Kami sudah berikan teguran tertulis kepada Kepala Sekolah SMPN 15 itu. Saat ini kita masih lakukan pendalaman kasus dari kedua belah pihak. Hari Senin (18/9/2023), kedua belah pihak akan kita panggil ke dinas pendidikan," jelasnya, Sabtu (16/9/2023).

Sejumlah guru berstatus ASN pada Sabtu (16/9/2023), saat menunjukkan bukti intimidasi dan pungli yang dilakukan Kepala SMPN 15 Medan.
Sejumlah guru berstatus ASN pada Sabtu (16/9/2023), saat menunjukkan bukti intimidasi dan pungli yang dilakukan Kepala SMPN 15 Medan. (Tribun Medan/Anisa Rahmadani)

Mengenai permasalahan gaji yang belum dibayarkan, menurut Laksamana itu hanya tertunda.

“Terkait soal gaji, itu tertunda memang statusnya karena Amprah (surat keterangan gaji)-nya belum ditandatangani Kepsek. Maka dari itu, kesalahan Kepsek akan ditelusuri lebih lanjut, ucapnya.

Laksamana menuturkan bahwa beberapa guru yang mendapat surat panggilan dari kepsek tersebut juga melakukan tindakan indisipliner.

Sejumlah guru berstatus ASN saat menunjukkan alur dan bukti Kepala SMPN 15 Tiurmaida Situmeang diduga melakukan intimidasi dan tidak membayarkan gaji, Sabtu (16/9/2023).
Sejumlah guru berstatus ASN saat menunjukkan alur dan bukti Kepala SMPN 15 Tiurmaida Situmeang diduga melakukan intimidasi dan tidak membayarkan gaji, Sabtu (16/9/2023). (Tribun Medan/Anisa Rahmadani)

Menurut Laksamana, dalam kasus ini kepala sekolah tak sepenuhnya salah.

“Guru-guru itu juga melakukan tindakan indisipliner, mereka pergi (bolos) di jam kerja," ucapnya.

Ditegaskan Laksamana, baik guru maupun Kepsek memiliki kesalahan masing-masing.

"Kami juga tidak membenarkan tindakan kepsek. Kepsek ini ada yang benar dilakukan, ada juga yang salah. Begitupun dengan guru yang bersangkutan,” katanya.

Tangkapan layar, sejumlah guru SMPN 15 Medan menangis di ruangan kelas.   
Tangkapan layar, sejumlah guru SMPN 15 Medan menangis di ruangan kelas.    (HO)

Diberitakan sebelumnya, Sejumlah guru Aparatur Sipil Negara (ASN) di SMPN 15 mengaku diintimidasi oleh pihak Kepala Sekolahnya bernama Tiurmaida Situmeang.

Hal itu diketahui Tribun Medan saat berkunjung ke SMPN 15 Jalan Syahruddin Kecamatan Medan Amplas, Sabtu (16/9/2023).

Menurut Poni JF Matulesi, Guru IPS yang sudah mengajar 20 tahun, ia mengaku sering mendapatkan intimidasi dari Kepala Sekolah.

Berdasarkan pengakuan Poni, bukan hanya dirinya, hampir seluruh guru di SMPN 15 sering diintimidasi oleh Kepsek tersebut.

"Kepsek itu baru pindah di bulan Maret. Tapi dia sering melontarkan kata kasar dan mengintimidasi kami. Misalnya ada beberapa kegiatan rapat. Dia selalu mengeluarkan kata kata kasar. Dia bilang guru-guru dan siswa di sini merupakan buangan," ucapnya dengan sambil memperagakan Kepsek berbicara.

Bahkan dikatakannya, Kepsek tersebut sering mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan sebagai Kepala Sekolah.

"Pernah juga setelah selesai penerimaan murid baru, kami dikumpulkan. Tiba-tiba dia (Kepsek) ngomong, guru ini bodoh-bodoh. Kalau nilai siswamu rendah, berarti gurunya yang bodoh," paparnya.

Awal mula permasalahan semua guru lainnya dengan kepsek, dikatakan Poni, saat beberapa guru menghadap ke Disdik Medan.

"Jadi permasalahan itu awal mulanya, dia (Kepsek) bilang kalau kalian ga suka dengan aturan saya silakan ajukan surat pindah ke dinas. Dari sana, karena kami sudah tidak kuat makanya menghadap lah kami ke dinas," ucapnya.

Diakuinya tujuan dirinya menghadap ke dinas karena ingin meminta surat pemindahan mengajar.

"Tapi saya menghadap ke dinas karena arahan dan perkataan ibu (Kepsek) itu. Karena saya sendiri sudah tidak tahan dengan sikapnya," ucapnya.

Usai dari Disdik, sejumlah guru yang menghadap Dinas Pendidikan, langsung mendapatkan surat peringatan.

Sejak sejak saat itu, dikatakan Poni, siapapun guru-guru yang mendekati mereka (guru-guru protes) yang menghadap akan mendapatkan surat teguran juga.

"Jadi menghadap lah saya ke dinas, pulang dari dinas, kami mendapatkan surat panggilan. Sejak saat itu siapapun guru yang mendekati kami juga mendapatkan surat panggilan," ucapnya.

Bahkan masalah ini semakin membesar dan membuat guru-guru jengah. Sebab perkataan kepsek yang menyakiti hati.

"Kami sudah kesal karena perkataan Kepsek 'kalau tidak suka dengan saya main fisik pun jadi'," ucapnya menirukan.

Isi surat peringatan dan pemanggilan yang dilayangkan itu, diterangkan Poni, dirinya sering tidak disiplin dalam mengajar.

"Tapi dalam surat tersebut dikatakan saya tidak disiplin sebelum dan sesudah dirinya menjabat sebagai Kepsek. Saya tidak terima. Akhirnya saya tanya mana bukti saya tidak disiplin mengajar sebelum ibu jadi kepsek. Boleh ditanya murid dan guru-guru di sini pernah tidak saya tidak hadir," jelasnya.

Kemudian bukan hanya itu Kepsek tersebut pun sering menyindir dengan kata kata yang tidak pantas.

"Pernah lagi kejadian dia tidak sedang di sekolah. Tiba-tiba dia posting foto dengan kata kata yang tidak pantas. Kata-katanya seperti ini 'bagaikan 2 sejoli sekarang. Dulu seperti kucing dan tikus saling membusukkan'," ucapnya sambil menunjukkan bukti.

Dia menuturkan apa wajar seorang Kepsek berkata seperti itu.

"Bisa-bisa rumah tangga orang rusak karena hal ini," ucapnya sambil menangis.

Belum lagi dikatakannya, gaji yang tidak dibayarkan oleh pihak Kepsek.

" Sejak video itu viral, gaji kami yang empat bulan sudah dibayar. Tinggal satu bulan lagi yang belum di bayar," terangnya.

Menurutnya belum dibayarkan gaji tersebut, dikarenakan pihak Kepsek belum memberikan tanda tangan di surat amprah untuk pencairan gaji.

"Bukan hanya gaji kami. Tapi beberap uang tunjangan seperti uang makan saya sudah beberapa bulan tidak dibayarkan," terangnya sambil menangis

Menurutnya, terlalu tega Kepsek tersebut tidak memberikan tanda tangan hanya karena keegoisannya.

"Terlalu tega Kepsek itu. Karena keegoisannya dia tidak mau menandatangani Amprah tersebut," ucapnya sambil menahan tangis.

Diakuinya, Memang hak uang makan milik Poni tidak seberapa.

"Tidak seberapa tapi dosanya biarlah dia yang menanggung," ucapnya.

Selain itu kesalahan Kepsek lainnya, dirinya melakukan penyalahgunaan jabatan.

"Kesalahannya cukup banyak kami sudah tak sanggup. Dia pernah melakukan pungli pada kegiatan ekstrakuliker. Begitupun pada kantin koperasi. Kita ada buktinya secara lengkap," jelasnya.

Menurutnya, tingkah Kepsek tersebut karena adanya sentimen pribadi dengan beberapa guru di sekolah tersebut.

"Ibuk itu (Kepsek) tidak suka dibongkar keburukannya. Misalnya dalam rapat kami bahas pungli yang ia lakukan dia marah. Dikatakan Kepsek itu tidak pantas dipertanyakan oleh guru-guru," jelasnya.

Kemudian karena beberapa guru ingin mengajukan pindah dan menghadap ke dinas, Kepsek tersebut menganggap pihaknya melakukan pemberontakan.

"Makanya beberapa surat peringatan di layangkan ke kami. Karena dianggap kami tidak mau ikut aturannya," jelasnya.

Dikatakan Poni, pihaknya siap pensiun dini jika Kepsek tersebut tidak diganti.

"Karena kami sudah tidak tahan dikatakan guru pemberontak, siswa buangan, guru buangan. Sakit hati saya murid saya dibilang siswa buangan. Makanya kalau ini tidak diturunkan juga Kepseknya. Saya pribadi siap pensiun dini," jelasnya.

Sementara saat hendak diwawancarai pada Sabtu (16/9/2023), Kepala Sekolah SMPN 15, dikatakan sedang tidak berada di sekolah.

Sehingga awak media melakukan wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah SMPN 15 Suhartini.
Menurut Suhartini jika permasalahan gaji belum dibayarkan, dirinya sebagai Wakasek pun belum menerima gaji untuk bulan ini.

Namun, Suhartini mengaku tidak mengetahui, apa penyebab gaji tersebut belum dibayarkan.

"Saya pun telat gajinya. Ini kami pun mau menghadap ke dinas apa alasan telat gajinya. Kalau ditanya ke bendahara, bendahara bilang ibu belum mau tandatangani. Kami juga hanya menunggu di sini jadi bukan mereka saja," jelasnya.

Diterangkannya permasalah Kepsek dengan sejumlah guru tersebut, ia juga ingin menentramkan.

"Terus terang saya pun ingin menentramkan. Tapi saya juga heran kenapa yang awalnya yg bermasalah tiga orang jadi menambah delapan orang," jelasnya.

Jika dibilang ada intimidasi Kepsek dan apa alasan, itu hanya pihak guru lah yang mengetahui.

"Hanya guru itu lah yang bisa merasakan di intimidasi seperti apa dan apa alasan Kepsek itu hanya antara kepsek dan guru itulah yang tahu," ucapnya.

Kalau dari Kepsek, katanya, Kepsek menuduh guru-guru tersebut melapor ke dinas.

"Saya dengar guru ini dari kepsek ke dinas mau melakukan kudeta. Dan saya lihat ada foto mereka (para guru) ke sana," jelasnya.

Kalau permasalahan intimidasi, dikatakannya pihaknya hanya melihat.

"Kalau memang ada bukti silahkan saja tunjukkan dan laporkan. Intinya saya ingin antara Kepsek dan guru ini pun berdamai. Selebihnya silahkan tanya Kepsek," pungkasnya.

(cr5/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved