Bully di SMAN 1 Stabat

TERKUAK, Pelaku dan Korban Bullying di SMAN 1 Stabat Teman Sekolah Sejak SMP, Ini Respons Kacabdis

Para pelaku dan korban bullying yang terjadi di SMA Negeri 1 Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, ternyata sudah satu sekolah sejak SMP. 

|
Tribun Medan/Muhammad Anil Rasyid
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II Binjai-Langkat, Syaiful Bahri. 

TRIBUN-MEDAN.com, LANGKAT - Para pelaku dan korban bullying yang terjadi di SMA Negeri 1 Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, ternyata sudah satu sekolah sejak duduk di bangku SMP. 

Hal ini disampaikan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II Binjai-Langkat, Syaiful Bahri.

Baca juga: Viral Video Bullying Remaja, Korban Tetap Dianiaya kendati Sudah Mohon Ampun, Ini Kasat Reskrim

Ia mengatakan hal tersebut diketahui usai orang tua korban dan pelaku bullying dipertemukan di SMAN 1 Stabat, Senin (16/10/2023).

"Pelaku dan korban satu kelas, dan mereka ini bukan murid yang baru tapi sebenarnya mereka dari SMP udah berteman, sama-sama satu SMP, mereka kawan lama. Sehingga hal-hal yang dilakukan seperti yang ada di dalam video viral itu, lebih bersifat candaan teman lama," ujar Syaiful, Selasa (17/10/2023). 

Meski disinggung jika perbuatan para pelaku sudah kelewatan batas dengan memegang bagian payudara dan kemaluan korban, Syaiful enggan memberikan komentarnya.

Bahkan muncul dugaan di tengah-tengah masyarakat, mungkin saja bullying atau perundungan yang dialami korban sekaligus siswi berinisial A ini, sudah terjadi sejak ia duduk di bangku SMP. 

"Karena dari SMP 5 mereka sudah satu sekolah. Dan satu hal lagi, di SMA ini satu kelas. Mungkin ini candaan yang sangat tidak terkontrol. sehingga menjadi viral di tengah-tengah masyarakat, yang merugikan anak kita sendiri dan orangtuanya," ujar Syaiful. 

"Jadi kesimpulannya, bahwa anak kita yang menjadi korban, akan dilakukan pendampingan oleh psikolog, sampai korban tidak lagi mendapatkan trauma. Menurut keterangan orang tua korban, anaknya mau masuk sekolah. Tapi korban masih merasa takut atau rasa malu jumpa dengan teman-temannya. Sehingga korban tidak masuk sekolah," sambungnya. 

Lanjut Syaiful, Dinas Pendidikan Wilayah II Binjai-Langkat akan melakukan pemantauan terus kepada korban serta pelaku. Sehingga tidak akan ada lagi yang menjadi korban dan merugikan masa depan setiap siswa-siswi. 

"Tetap dilakukan pembinaan, baik itu bagaimana pemanfaatan teknologi, bagaimana meningkatkan disiplin, akhlak, dan sikap moral. Sehingga hal-hal terkait dengan yang dibahasakan dengan bully atau perundungan ini, tidak terulang lagi di SMA N 1 Stabat dan umumnya di Indonesia," ujar Syaiful. 

Dikabarkan sebelumnya, pihak sekolah menggelar pertemuan antara orangtua korban dan pelaku pasca viral aksi bullying atau perundungan yang dialami seorang siswi SMA N 1 Stabat berinisial A, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. 

Pertemuan ini berlangsung diruangan perpustakaan SMAN 1 Stabat, Senin (16/10/2023). 

Pertemuan itu pun berjalan dengan alot. Bahkan orangtua salahsatu pelaku berinisial FDM yang disebut seorang anggota Polri yang bertugas di Polres Langkat, juga hadir di dalam pertemuan tersebut. 

Bahkan, ketiga pelaku yang melakukan aksi bullying terhadap korban, juga dihadirkan di dalam pertemuan dan meminta maaf kepada keluarga dan orangtua korban. 

"Korban dan pelaku duduk di kelas XII IPS 1," ujar Kepala Sekolah SMP N 1 Stabat, Nano Prihatin.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved