Bully di SMAN 1 Stabat

TERKUAK, Pelaku dan Korban Bullying di SMAN 1 Stabat Teman Sekolah Sejak SMP, Ini Respons Kacabdis

Para pelaku dan korban bullying yang terjadi di SMA Negeri 1 Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, ternyata sudah satu sekolah sejak SMP. 

|
Tribun Medan/Muhammad Anil Rasyid
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II Binjai-Langkat, Syaiful Bahri. 

Video viral ini juga sudah diketahui oleh sejumlah guru di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri di Kabupaten Langkat. 

Diketahui aksi bully itu terjadi di dalam ruang kelas usai jam mengajar guru, Jum'at (13/10/2023). 

Orang tua korban berinisial W sendiri menyebut, aksi bully yang menimpa anaknya diketahui pada siang harinya, setelah mendengar keterangan dari teman korban. 

"Pada Sabtu (14/10/2023) pagi, guru sekolah mendatangi rumah kami menjelaskan hal ini. Saya tidak dapat menerima kelakuan anak-anak itu (pelaku) terhadap anak saya (korban)," ujar orang tua korban berinisial W, Minggu (15/10/2023). 

W tak habis pikir melihat tingkah laku anak-anak zaman sekarang. W menambahkan, orangtua beserta anak-anak yang melakukan bully terhadap anaknya juga sudah datang ke rumahnya, Sabtu (14/10/2023) malam. 

"Mereka datang baik-baik, ya kami terima. Cuma saya bilang, kejadian ini terjadi di sekolah dan selesainya tidak di rumah ini," ujar W. 

Kemudian, W menegaskan persoalan tersebut harus diselesaikan di sekolah, karena aksi bully terjadi di ruang kelas. W berharap, agar ketiga anak yang melakukan bully terhadap anaknya, dapat dikeluarkan dari sekolah. 

"Anak saya (korban) sudah saya larang sementara untuk sekolah karena ngedrop pada Sabtu (14/10/2023). Namun guru menyuruh untuk tetap datang," ujar W. 

"Saya berharap anak-anak itu (para terduga pelaku perundungan) harus dikeluarkan dari sekolah. Jangan dibiarkan, nanti bisa jadi penyakit, dapat memberi contoh kepada anak-anak lain untuk melakukan hal yang sama. Kalau tidak dikeluarkan, tidak akan menjadi efek jera kepada yang lain dan kejadian seperti ini dapat terulang kembali," sambungnya. 

Baca juga: Viral Mahasiswi di UIN Jadi Korban Bullying, Pihak Kampus Langsung Bertindak Cepat pada Pelaku

Namun demikian, pasca viral video aksi bully tersebut, beredar video klarifikasi yang dibacakan oleh FDM. Namun sayang, video klarifikasi tersebut hanya dilakukan sepihak. 

Disoal video klarifikasi, W sudah mengetahuinya. Namun langkah tersebut tidak dilakukan di hadapan para orangtua, baik itu korban maupun pelaku perundungan.

"Tidak bisa seperti itu (melakukan klarifikasi), saya tidak ada di situ. Intinya saya tidak terima anak saya diginikan (menjadi korban perundungan)," ujar W.

(cr23/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved