Pilpres 2024
Cawapres Gibran Angkat Bicara Soal Megawati Tak Mau Salaman Dengannya: Kita Memang Begitu Dari Dulu
Gibran dengan tegas mengatakan bahwa tidak ada penolakan saat Kaesang sungkem kepada Megawati.
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka angkat bicara mengenai Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menolak bersalaman dengannya, saat pengundian nomor urut, di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Selasa (14/11/2023).
Baik itu penolakan kepada Gibran, pada sang adik Kaesang Pangarep maupun kepada capres Prabowo Subianto.
Gibran dengan tegas mengatakan bahwa tidak ada penolakan saat Kaesang sungkem kepada Megawati.
Justru, kata Gibran, Megawati adalah seorang pemimpin yang baik.
Baca juga: HASIL Piala Dunia U17 - Amerika Serikat Amankan Tiket 16 Besar, Bungkam Burkina Faso 2-1
Terkait munculnya narasi yang menyebut Mega menolak sungkem Kaesang, Gibran meminta kepada masyarakat untuk selalu hati-hati dalam menerima informasi.
"Nggak ada penolakannya, jangan percaya dengan hoaks-hoaks seperti itu."
"(Bu Megawati) beliau sangat baik (dan) masih menerima kami kok, baik ke saya, Kaesang dan ke Pak Prabowo, semuanya diterima, jadi enggak ada itu ya yang namanya penolakan penolakan," tegas Gibran saat ditemui di kantornya di Balai Kota Surakarta, Rabu (15/11/2023) dikutip dari Kompas Tv.
Terkait sang adik yang juga Ketua Umum Partai Solidaritas (PSI) itu bersimpuh di hadapan Megawati, Gibran menegaskan bahwa hal itu wajar, bahkan sering ia lakukan.
"Kita memang dari dulu begitu dengan Bu Mega, jadi nggak ada penolakan, mana ada penolakan, enggak mungkin ada penolakan."
Baca juga: Bacaan dan Khasiat Surat Yasin, Lengkap 83 Ayat serta Artinya
"Makanya jangan percaya dengan video-video, apa potongan-potongan potongan-potongan video yang ada berita di sosmed, (kita tegaskan) enggak ada penolakan sekali lagi, kami bertiga diterima dengan baik," ungkap Gibran.
Gibran menegaskan bahwa suasana komunikasi para elit partai pun sangat adem.
Hal ini terlihat dari cairnya susana ketika para capres-cawapres makan malam bersama di KPU.
Sehingga, ia meminta kepada seluruh relawan untuk mengikuti hal tersebut.
"Kemarin malam di sebelum acara semuanya ini makan nasi lewat di ruangan itu dan suasananya sangat cair sekali ya enggak ada yang namanya penolakan-penolakan."
Baca juga: Berisi Kabar Gembira, Bacaan Surat An Nasr dengan 6 Keistimewaan yang Terkandung
"Di atas (para elit partai) kan sebenarnya adem-adem aja, makanya ketika pertemuan dengan relawan atau tim Tim Kampanye Nasional (TKN)- Tim Kampanye Daerah (TKD) selalu saya tekankan, tidak perlu saling serang, jika ada fitnah tidak perlu dibalas dengan fitnah," ujar Gibran.
Momen Pertemuan Gibran dan Megawati
Diketahui, sebelum pengundian nomor urut capres-cawapres di KPU, Selasa malam kemarin, Gibran dan rombongannya datang lebih dulu daripada Megawati.
Tidak lama setelah itu, Megawati tiba di KPU yang paling terakhir sesaat setelah hujan reda.
Melihat Megawati datang, Gibran mengaku langsung menghampiri Presiden RI Ke-5 itu.
Gibran diketahui tiga kali menghampiri Megawati dan para pimpinan PDIP.
Pertama, ia dan Kaesang mengampiri tempat duduk Megawati dan mengajaknya salaman.
Selanjutnya ia mendampingi Prabowo Subianto bersalaman dengan Megawati.
Lalu yang terakhir ia kembali mengantar Kaesang untuk duduk bersimpuh menyampaikan sesuatu ke putri Presiden Soekarno tersebut.
Baca juga: The Real Keluarga Besar! Sang Suami Punya 38 Istri, Rumah Ini Ditinggali 199 Anggota Keluarga
"Saya yang mungkin paling pertama tahu ibu sudah datang ya saya langsung salim ke beliau. Terus habis itu kan Pak Prabowo kan menyusul Kaesang menyusul," terangnya, Rabu (15/11/2023).
Anak pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu mengaku dari dulu selalu menghormati Megawati.
Bahkan, setiap bertemu, ia akan sungkem ke putri Presiden RI Pertama Soekarno tersebut.
"Kita memang dari dulu begitu (datang dan sungkem) dengan Bu Mega," jelas Gibran.
Respons Pengamat
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menanggapi positif terkait dengan peristiwa sungkemnya Gibran dan Kaesang ke Megawati.
Ujang menilai sungkemnya Gibran dan Kaesang ke Megawati adalah wujud etika politisi junior ke seniornya.
Apalagi, lanjut Ujang, Gibran dulu merupakan kader PDIP.
Baca juga: Suasana Kantor Bawaslu Medan setelah Beredar Kabar Satu Komisioner Terjaring OTT Polda Sumut
"Ya itu bagus, positif lah buat Gibran dan Kaesang. Bagaimanapun Megawati kan bosnya Gibran, bosnya Jokowi ketika di PDIP. Jadi hubungan itu tidak bisa dilepas begitu saja."
"Hubungan dulu keakraban, kemesraan saat di PDIP ya dalam konteks tertentu, ya harus menyapa," kata Ujang, Rabu (15/11/2023).
Apalagi, Gibran dan Jokowi sama-sama dibesarkan di PDIP.
Sehingga pasti mereka memiliki kebiasaan kesopan-santunan sebagai orang yang lebih muda dari Megawati.
"Ya kalau saya melihatnya sebagai adab, tata krama, penghormatan kepada Megawati yang mana sudah membesarkan Gibran. Dikatakan juga bersama-sama Jokowi menang dua kali di Pilpres."
"Justru kalau tidak menyapa nanti dikesankan sombong dan tidak mau menyapai yang muda (ke yang lebih tua). Itu adab umur orang-orang adat ketimuran lah," jelas Ujang.
Artikel ini diolah Tribunnews
Baca Berita Tribun Medan Lainnya di Google News
Cawapres Gibran Angkat Bicara Soal Megawati Tak Ma
Megawati Tak Mau Salaman
Megawati
Pilpres 2024
KPU
Tribun Medan
Nama 55 Anggota DPRD DI Yogyakarta Periode 2024-2029, PDIP Kursi Terbanyak Disusul Gerindra dan PKS |
![]() |
---|
Nama 50 Anggota DPRD Surabaya 2024-2029, PDIP, Gerindra dan PKB Raup Kursi Terbanyak |
![]() |
---|
NASIB PDIP Usai Kalah di Pilpres Juga Bisa Gagal Raih Kursi Ketua DPR Gegara Oposisi: Revisi UU MD3 |
![]() |
---|
USAI Nyatakan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Minta Relawan Perubahan Jangan Berhenti Berjuang |
![]() |
---|
PKS Niat Gabung Koalisi Prabowo: Golkar Anggap Sensitif, Gelora Tegas Tolak, PSI Sebut Tak Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.