Inilah Tampang Pelaku Jual-Beli Ginjal di Medan, Kronologi Awal Terungkapnya Perdagangan Organ Tubuh

Polisi meringkus empat orang yang terlibat dalam sindikat perdagangan organ tubuh manusia jaringan Indonesia - India . . .

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Salomo Tarigan
Tribun Medan/Fredy
Seorang pemuda bernama Mus Mulyaji alias Aji (25) warga Medan Denai, Gang Masjid nomor 1 ditangkap tim gabungan badan intelijen Polri dan Renakta Ditrreskrimum Polda Sumut karena terlibat perdagangan organ tubuh manusia. 

Polisi menjelaskan, berdasarkan hasil penyelidikan sementara, korban diduga tergiur hingga menawarkan diri untuk menjual ginjalnya seharga Rp 175 juta.

Uang ini rencananya akan dipakai untuk pengobatan salah satu anggota keluarganya.

Di dalam media sosial tersebut sudah ada pembeli berinisial A yang siap membayar.

Lalu ada tersangka AT, yang menghubungkan korban dengan tersangka EC.

Kemudian tersangka Muliadji alias Aji masuk sebagai penghubung antara calon korban dan pembeli.

Setelah itu mereka membahas prosedur transplantasi, di mana syaratnya adalah organ ginjal korban sehat.

Transplantasi ginjal sendiri akan berlangsung di India dan memakan waktu lebih dari sebulan.

Setelah dinyatakan sehat melalui pemeriksaan medis, pada 1 Desember korban berangkat dari Kudus ke Jakarta, lalu ke Medan, melalui bandara Kualanamu.

Kemudian pada tanggal 2 Desember, korban, calon pembeli dan tersangka Mus Muliadji bertemu di salah satu restoran di Medan.

Disini disepakati korban dan calon pembeli berinisial A berangkat ke India berbarengan keesokan harinya atau 3 Desember.

Namun sayangnya, ketika hendak berangkat korban tertahan oleh Imigrasi bandara Kualanamu karena mencurigakan.

Sementara calon pembeli berinisial A lolos ke India.

Pada tanggal 5 Desember, korban mencoba berangkat kembali melalui Kualanamu. Tapi kembali gagal dan diamankan.

Keesokan harinya 6 Desember, berdasarkan hasil interogasi korban maka Polisi bergerak ke kediaman tersangka Mus Muliadji dan menangkapnya di Medan.

"Ada proses yang diarahkan untuk keluar negeri, sehingga proses kemungkinan besar dilaksanakan di luar negeri. Di India. Oleh karena itu kami amankan sebelum keluar negeri yabg mana tujuan India untuk dilakukan di sana operasi besar."

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved