Pro Kontra Berjualan Makanan di Siang Hari saat Puasa Ramadan, Bagaimana Islam Memandangnya?

TRIBUN-MEDAN.COM,- Ketika bulan suci Ramadan tiba, beragam pertanyaan sering muncul di benak masyarakat, khususnya menyangkut hukum berjualan makanan di siang hari saat puasa.

Kadangkala, masalah ini sering menjadi pro kontra di tengah masyarakat.

Apalagi ini menyangkut persoalan 'urusan perut', yang kadang kerap memicu masalah sosial di masyarakat.

Bagi sebahagian orang, berjualan makanan di siang hari saat bulan Ramadan dianggap sah-sah saja, selagi tidak mengajak orang yang berpuasa untuk ikut makan di warung tersebut.

Baca juga: 7 Minuman Sehat dan Menyegarkan Cocok untuk Buka Puasa

Namun, pihak lainnya justru menilai bahwa orang yang berjualan makanan di siang hari dapat mengganggu kekhusyukan orang yang berpuasa.

Lantas, bagaimana Islam memandang masalah ini.

Ustaz Abdul Somad dalam video di kanal YouTube Rizky Ahdan yang diunggah pada 10 Mei 2019 lalu pernah menjelaskan, bahwa berjualan makanan di siang hari saat bulan Ramadan dibolehkan.

Terlebih lagi, jika penjual makanan itu membuka lapak dagangannya di tempat seperti halte bus, stasiun kereta, atau lain sebagainya.

Menurut Ustaz Abdul Somad, tempat seperti itu banyak musafir (bepergian jauh) dari satu tempat ke tempat lain.

Sehingga tidak apa-apa menjual makanan di siang hari saat puasa Ramadhan tempat seperti ini.

Baca juga: 7 Macam Buah Baik Dikonsumsi saat Buka Puasa, Agar Tetap Sehat Selama Puasa Ramadan

"Yang boleh tak puasa orang musafir, orang sakit," ujar Ustadz Abdul Somad, dikutip dari Tribun Kaltim.

Namun, lanjut Ustaz Abdul Somad, menjual makanan di siang hari saat puasa Ramadan bisa menjadi haram.

Jika menjual makanan tersebut terhadap orang yang wajib puasa di bulan Ramadan.

Lantaran sama halnya dengan membantu orang yang wajib puasa untuk tidak puasa di bulan Ramadan.

Sehingga sebaiknya, untuk para penjual makanan di siang hari untuk berhati-hati dalam menjual makanan.