Breaking News

Berita Viral

PENJELASAN Ahli dari UI Soal Penyakit Autoimun yang Diidap Babe Cabita dan Gejala yang Sering Tampak

Kepergian Babe Cabita masih menjadi duka mendalam bagi seluruh pelaku hiburan Tanah Air. Babe Cabita meninggal dunia pada Selasa (9/4/2024), jelang Ha

KOLASE/TRIBUN MEDAN
SUASANA Saat Jenazah Babe Cabita Tiba, Isak Tangis Pecah, Rekan Komika Ikut Mandikan 

Meski demikian, terdapat penyakit autoimun yang sering ditemui, yakni lupus eritematosus sistemik, sinProfom sjogren, anemia hemolitik autoimun, rheumatoid arthritis, dan scleroderma.

Profesor Iris mengatakan, penyakit lupus eritematosus sistemik kerap menyerang wanita dan orang-orang pada usia muda. Penyakit ini kerap menimbulkan gejala multiorgan.

Penyakit autoimun lain yang cukup sering ditemukan adalah rheumatoid arthritis.

Penyakit ini juga kerap menyerang wanita dengan berbagai gejala yang timbul pada persendian, baik sendi besar maupun kecil.

“Gejala yang timbul adalah bengkak dan nyeri pada sendi,” kata Prof Iris.

Selain menyerang orang dewasa, penyakit autoimun juga dapat menyerang anak-anak.

Jenis penyakit autoimun yang kerap menyerang anak adalah juvenile idiopathic arthritis (JIA).

JIA, jelas Prof Iris, menyerang sendi pada anak. Hampir mirip dengan rheumatoid arthritis, gejala penyakit ini adalah nyeri dan bengkak pada lebih dari satu sendi, baik sendi besar maupun kecil.

Penyakit autoimun lain yang dapat menyerang anak adalah idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP).

Penyakit autoimun ini menyerang sel-sel keping darah (trombosit) pada tubuh anak.

“Penurunan trombosit pada anak dalam jumlah berat dapat menyebabkan timbulnya pendarahan, seperti mudah lebam dan gusi berdarah,” ujar Prof Iris.

Ia melanjutkan, penyakit autoimun tidak berbahaya bila dapat dikontrol dengan baik.

Sebaliknya, penyakit autoimun yang tak dikontrol dan kambuh dapat menimbulkan berbagai komplikasi.

Penyakit lupus, misalnya, bisa menyebabkan kerusakan otak, penurunan kesadaran, sampai timbul kejang.

“Pada ginjal, autoimun dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal berat sampai cuci darah. Sementara, jika terkena jantung dapat menyebabkan gangguan pompa jantung,” ujarnya.

Penanganan penyakit autoimun

Menurut Prof Iris, penyakit autoimun tidak dapat disembuhkan, sama seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit kencing manis (diabetes).

Meski demikian, pasien tetap bisa menjalani aktivitas sehari-hari layaknya orang normal yang sehat selama penyakit ini dikontrol dengan baik.

Pasien yang menderita penyakit autoimun harus berkomitmen dan bersungguh-sungguh supaya bisa mencapai tingkat kontrol yang baik.

“Berbagai tindakan yang bisa dilakukan adalah minum obat secara teratur, menjaga pola makan yang sehat, serta olahraga yang cukup,” ujar Prof Iris.

Sementara untuk perawatan, lanjut Prof Iris, penderita autoimun harus berobat ke dokter.

Sebab, menurutnya, diagnosis awal penderita autoimun cukup sulit sehingga perlu ditangani dokter spesialis yang ahli dalam bidang autoimun.

Setelah diagnosis, penderita harus menjalani pola hidup sehat serta makan teratur dengan gizi seimbang.

“Penderita juga harus mengurangi stres, rutin berolahraga, mengonsumsi obat teratur, dan kontrol rutin ke dokter,” ujar Prof Iris.

Pencegahan penyakit autoimun

Cara terbaik untuk mencegah penyakit autoimun menyerang tubuh adalah menerapkan pola hidup sehat, makan makanan bergizi seimbang dan teratur, olahraga secara rutin, mengurangi stres, serta menjaga berat badan ideal.

“Jika perlu, lakukan skrining dan konsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi dan imunologi untuk mencegah timbulnya penyakit autoimun. Terlebih, pada individu yang memiliki kerentanan genetis,” ujarnya.

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved