Berita Viral

PENJELASAN Ahli dari UI Soal Penyakit Autoimun yang Diidap Babe Cabita dan Gejala yang Sering Tampak

Kepergian Babe Cabita masih menjadi duka mendalam bagi seluruh pelaku hiburan Tanah Air. Babe Cabita meninggal dunia pada Selasa (9/4/2024), jelang Ha

KOLASE/TRIBUN MEDAN
SUASANA Saat Jenazah Babe Cabita Tiba, Isak Tangis Pecah, Rekan Komika Ikut Mandikan 

Babe Cabita juga menjalani terapi bersama dokter.

"Sehari tiga kali minum obat dan nanti tiga bulan sekali berobat ke dokter," katanya ketika itu.

"Kalau bagus jadi sehari dua kali minum obatnya dan kalau bagus lagi dikurangi lagi sehari sekali obatnya," ujar Babe Cabita.

"Ada kemungkinan lepas obat kalau ada respon bagus di tubuh," lanjutnya.

Lalu, apa itu sakit autoimun?

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi dan Imunologi Klinik Mayapada Hospital sekaligus Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Prof Dr dr Iris Rengganis Sp PD-KAI, FINASIM, mengatakan, autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh yang seharusnya berfungsi menyerang dan mengeliminasi kuman justru menyerang sel-sel tubuhnya sendiri.

Serangan sel imun tersebut dapat menimbulkan gejala sistemik yang mencakup berbagai macam organ.

Menurut Profesor Iris, penyebab penyakit autoimun belum diketahui pasti sampai saat ini.

Namun, faktor individu dan lingkungan disinyalir menjadi pemicu penyakit tersebut.

Komedian Babe Cabita saat sedang beraksi menghibur penggemarnya. (Twitter Babe Cabita)
Faktor individu yang dimaksud adalah kerentanan genetik yang diturunkan dari generasi ke generasi.

“Sementara itu, faktor lingkungan bisa berupa pola makan yang tidak sehat, stres psikologis, sampai intensitas bekerja yang berlebihan," kata Prof Iris dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (23/8/2021).

Baca juga: Wanita Ditipu Suami yang Telah Dinikahinya selama 37 Tahun, Terungkap saat Urus Akta Nikah

Baca juga: DETIK-DETIK Kawanan Monyet Serbu Rumah Warga di Bandung, Ketupat Dicuri, Lebaran Hanya Minum Sirup

"Hal ini dapat menyebabkan munculnya penyakit autoimun pada individu yang rentan,” imbuhnya.

Profesor Iris melanjutkan, seiring perkembangan pola hidup manusia, penyakit autoimun tidak hanya menyerang masyarakat di negara nontropis, tapi juga masyarakat yang tinggal di daerah tropis.

Salah satunya adalah Indonesia.

Di negara nontropis yang memiliki musim dingin, lanjut Prof Iris, matahari terkadang tidak cukup menyinari sehingga penduduk kerap mengalami winter depression. Depresi jenis ini dapat membuat keadaan sistem kekebalan tubuh menurun.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved