Pilpres 2024

MENANTI Komando Megawati di Rakernas 26 Mei, Oposisi atau Ikut Prabowo,Pengamat Ragu Keberanian PDIP

PDIP yang telah gagal dalam pertarungan Pilpres 2024 harus segera mengambil keputusan untuk menjadi oposisi atau mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran

Penulis: Tommy Simatupang | Editor: Tommy Simatupang
INTERNET
Kolase foto Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri 

Namun, pengamat politik lainnya, Emrus Sihombing, meragukan PDIP berani mengambil posisi politik sebagai oposisi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Menurut Emrus, masih ada peluang terbuka bagi PDIP bergabung dengan koalisi partai-partai pendukung Prabowo-Gibran.

"Saya berpendapat bahwa PDI Perjuangan tidak bisa dipastikan mereka akan jadi oposisi. Karena bisa saja masuk ke pemerintahan," kata Emrus, kemarin.

Terbukanya peluang bagi PDIP itu, kata Emrus, karena hubungan baik yang masih terjalin antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus presiden terpilih Prabowo Subianto.

"Karena relasi Megawati dengan Prabowo relatif tidak terganggu. Beda dengan relasi Megawati dengan Jokowi dan SBY, sangat terganggu," ucapnya.

Terlebih, menurut Emrus, PDIP telah memiliki pengalaman di pemerintahan pada dua periode terakhir.

"Karena relasi Megawati dengan Prabowo akan membuat kemungkinan besar terbuka peluang untuk gabung dengan pemerintah."

Ermus juga menilai, adanya kesamaan platform politik antara Megawati dan Prabowo. Keduanya dinilai Emrus sebagai sosok yang pluralis, cinta Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika.

"Mereka merah putih dan itu enggak bisa ditawar. Jadi ada platform politik yang sama. Namun sangat tergantung dari negosiasi di belakang panggung," jelas Emrus.

Pengamat Politik dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Kristian Widya Wicaksono, mengatakan, jika benar PDIP akhirnya memutuskan untuk menjadi oposisi, PDIP akan menjadi penyeimbang yang sebanding terhadap pemerintah Prabowo-Gibran yang berkuasa kelak.

Terlebih PDIP adalah partai dengan raihan kursi terbanyak pada pileg lalu.

"Terutama jika PDIP secara cerdas bisa menghadirkan alternatif kebijakan yang berkualitas untuk jadi bahan pembanding terhadap kebijakan yang dipilih oleh pemerintah," ujarnya, kemarin.

PDIP pun, kata Kristian, pernah mempraktikkan politik oposisi pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2004-2014.

"Dan mendulang hasilnya pada Pemilu 2014, 2019, dan 2024," ujarnya.

Terkait parpol yang merapat ke Prabowo-Gibran, kata Kristian, tentunya akan membuat koalisi semakin gemuk dan menuntut Prabowo-Gibran untuk mampu mengakomodasi kepentingan semua elemen kekuatan politik yang menjadi bagian dari koalisi tersebut.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved