Berita Viral

SOSOK Soffadli Pria Jambi Penggal Kepala Teman Gegara Diejek Anak Yatim, Ternyata Kerap Bikin Resah

Inilah sosok Soffadli (26) pria di Jambi yang nekat penggal kepala temannya F (26) gegara tak terima diejek anak yatim piatu

KOLASE/TRIBUN MEDAN
SOSOK Soffadli Pria Jambi Penggal Kepala Teman Gegara Diejek Anak Yatim, Ternyata Kerap Bikin Resah 

TRIBUN-MEDAN.COM – Inilah sosok Soffadli (26) pria di Jambi yang nekat penggal kepala temannya F (26) gegara tak terima diejek anak yatim piatu.

Adapun sosok Soffadli pria yang tega membunuh dan memenggal kepala temannya sendiri karena sakit hati disebut anak yatim piatu kini menjadi sorotan.

Ternyata, sosok Soffadli bukanlah anak yatim piatu seperti yang diejek temannya tersebut.

Melainkan Soffadli tak dianggap alias ditinggal oleh orangtua nya.

Hal itu lah yang menjadi motif S tega memenggal kepala temannya tersebut.

Diberitakan sebelumnya, S nekat membunuh dan memenggal kepala temannya berinisial F.

Pembunuhan hingga kepala dipenggal tersebut berawal karena S yang sakit hati disebut anak yatim piatu.

Pria tersebut pun nekat membunuh dan membuang jasad temannya di Sungai Batang Tebo, Dusun Sungai Mancur, Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas, Kabupaten Bungo, Jambi.

Diketahui korban berinisial F, warga Dusun Rantau Embacang, merupakan teman satu desa pelaku.

Kasi Humas Polres Bungo AKP M Nur mengatakan, korban sempat dinyatakan hilang sejak 7 Juni lalu.

Baca juga: Tarekat Naqsyabandiyah Sumut Idul Adha Pada 16 Juni, Sehari Lebih Cepat dari Ketetapan Pemerintah

Baca juga: SOSOK JAMINTEL Reda Manthovani Berpeluang Lanjutkan Tongkat Estafet Jaksa Agung ST Burhanuddin

Pihaknya sudah mengidentifikasi mayat dan sudah diterima oleh pihak keluarga.

"Benar, sudah dimakamkan (kemarin) oleh pihak keluarga," kata M Nur, Senin (10/6/2024).

Meski sudah dimakamkan, polisi masih terus mencari kepala korban yang dibuang ke Sungai Batang Tebo.

"Hari ini kami mencari kepala korban yang dibuang oleh tersangka," ucap Kapolres Bungo AKBP Singgih Hermawan, Rabu (12/6/2024).

Peristiwa ini bermula saat pelaku dan korban bertemu untuk memperbaiki jam tangan, kemudian setelahnya berencana minum minuman keras di pinggir sungai, Sabtu (8/6/2024).

Saat kejadian,korban selalu mengucapkan bahwa pelaku anak yatim piatu yang tidak diakui lagi oleh orangtuanya.

Ucapan yang berulang kali diucapkan korban membuat pelaku sakit hati.

Akhirnya korban dibunuh di Rantau Embacang, tepatnya didekat Gedung bekas Madrasah.

Pelaku membunuh korban dengan cara menebas leher dari belakang.

Setelah korban tersungkur, pelaku memotong leher hingga bagian kepala dan badan terpisah.

Usai membunuh korban, pelaku sempat mengambil karung dan kantong kresek ke rumah orangtua pelaku.

Bagian badan dimasukkan ke dalam karung, sementara kepala dibungkus di dalam plastik hitam.

Setelah itu, pelaku membuang jasad korban dan kepalanya ke pinggir sungai Batang Tebo secara terpisah.

Keesokan paginya, pelaku mulai gelisah karena sudah mendengar adanya penemuan mayat.

Saat itulah pelaku berusaha kabur.

Untuk mengelabui warga, pelaku menggantikan warna cat sepeda motor milik korban yang sudah dikuasai jadi warna putih.

SP tega membunuh nyawa P dengan sadis karena sakit hati dengan ucapan korban.

"Motifnya karena sakit hati, karena korban berulang kali menyebutkan kalau pelaku itu seorang anak yatim piatu,” kata Singgih, Kamis (13/6/2024).

Polisi menangkap pelaku di sekitar SPBU Lubuk Landai, kecamatan Tanah Sepenggal Lintas, pada Selasa (11/6) dinihari.

Atas perbuatannya, pelaku SP dijerat dengan pasal 338 KUHP.

Baca juga: SOSOK Rusli, Sopir Angkot Ditembak dan Dibakar KKB, Diduga Korban Salah Tembak, Dianggap Intel

Baca juga: KUMPULAN Status Facebook Pegi yang akan Dibawa ke Sidang Praperadilan, Bukti Sedang di Bandung

Ditinggal Orangtuanya Gegara Kerap Bikin Resah

Ternyata, S punya jejak kelam hingga ditinggalkan oleh kedua orangtuanya.

Ia dikenal sebagai pemuda yang kerap meresahkan keluarganya.

Sebab, Soffadli menurut keluarganya, kerap kecanduan judi online.

Ia sudah tak dianggap oleh kedua orangtuanya karena perilakunya sendiri.

Memang kenyataannya, pelaku ini ditinggal bapak ibunya atau orangtuanya, karena pelaku ini sering kali meresahkan orangtuanya," kata dia.

Perilaku buruk Soffaldi ini karena ia kecanduan judi online dan narkoba.

"Dia bermain judi slot, jadi rumah orangtua pelaku ini sampai-sampai piring pun dijualnya," tandasnya.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca juga: Bagaimana Nasib Betrand Peto Jika Sarwendah dan Suami Bercerai? Ruben Onsu tak Tuntut Hak Asuh Anak

Baca juga: Penyebab Kasat Reskim AKP Rianto Dilaporkan ke Propam, Polisi Aktif Ikut Pilkada Asahan

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram Twitter dan WA Channel

 

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved