Kesehatan
Awas! Jangan Keseringan Konsumsi Minuman Berenergi Jika tak Ingin Masalah Ini Terjadi
Keseringan minum minuman berenergi bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan. Penyakit yang muncul adalah jantung
Dampak negatif minuman penambah tenaga pada ginjal tidak hanya dirasakan dalam jangka pendek.
Konsumsi berlebihan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal akut, gagal ginjal kronis, dan bahkan kematian.
Penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki toleransi kafein dan taurin yang berbeda-beda. Orang dengan kondisi kesehatan tertentu,
Seperti penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, atau diabetes, harus sangat berhati-hati dalam mengonsumsi minuman penambah tenaga.
5. Ketergantungan
Walaupun minuman penambah tenaga berguna bagi tubuh namun terdapat bahaya tersembunyi yang mengintai kesehatan, salah satunya adalah ketergantungan.
Ketergantungan minuman penambah tenaga terjadi ketika seseorang terlalu sering mengonsumsinya dan mengalami gejala penarikan ketika berhenti mengonsumsinya.
Gejala penarikan ini dapat berupa sakit kepala, kelelahan, mudah marah, dan sulit berkonsentrasi.
Mungkin kamu akan bertanya bagaimana minuman penambah tenaga dapat menyebabkan ketergantungan?
Tribun Medan akan meberikan kamu jawabannya karena minuman penambah tenaga umumnya mengandung kafein, taurin, dan gula.
Kafein adalah stimulan yang bekerja dengan cara meningkatkan kadar dopamin di otak.
Dopamin adalah neurotransmitter yang berperan dalam perasaan senang dan berenergi.
Taurin adalah asam amino yang dapat meningkatkan kewaspadaan dan fokus. Gula memberikan energi instan dan rasa senang.
Konsumsi kafein dan gula secara berlebihan dapat mengalterasi sistem penghargaan di otak.
Hal ini membuat otak terbiasa dengan efek stimulan dan membutuhkannya untuk merasa senang dan berenergi.
Ketika seseorang berhenti mengonsumsi minuman penambah tenaga, kadar dopamin dan gula di otak turun, sehingga muncullah gejala penarikan.
Faktor Risiko Ketergantungan:
1. Konsumsi berlebihan: Semakin sering seseorang mengonsumsi minuman penambah tenaga, semakin tinggi risikonya untuk menjadi tergantungan.
2. Riwayat ketergantungan: Orang yang memiliki riwayat ketergantungan zat lain, seperti alkohol atau narkoba, lebih berisiko untuk menjadi tergantungan minuman penambah tenaga.
3. Kondisi kesehatan mental: Orang dengan kondisi kesehatan mental seperti kecemasan atau depresi lebih berisiko untuk menjadi tergantungan minuman penambah tenaga.
4. Usia muda: Remaja dan anak muda lebih rentan terhadap efek kafein dan gula, sehingga lebih berisiko untuk menjadi tergantungan minuman penambah tenaga.(mag3/tribun-medan.com)
Ditulis oleh mahasiswi LPM Kreatif Grace Angel Sirait
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.